Jokowi Sarungan ke Muktamar, tapi Gaya Kyai NU Bikin Kaget
Editor
Bobby Chandra
Minggu, 2 Agustus 2015 08:16 WIB
TEMPO.CO, Jombang - Presiden Joko Widodo menyindir jajaran Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang tak memakai sarung dalam pembukaan Muktamar NU ke-33 di Alun-alun Jombang, Jawa Timur, Sabtu malam, 1 Agustus 2015. Sedangkan Jokowi malah memakai sarung dan mengenakan jas serta bersandal selop seperti penampilan para kiai NU selama ini.
"Saya turun dari mobil malah kaget. Saya pakai sarung tapi yang lain pakai jas (setelan jas dan celana)," kata Jokowi dalam sambutannya pada pembukaan muktamar. Jokowi kemudian memuji kiai NU yang berpenampilan sama dengannya memakai sarung. "Untung ada temannya, KH Mustofa Bisri yang juga pakai sarung,” ujar Jokowi bercanda.
Berita Menarik Lainnya
Pakai Sarung, Begini Aksi Kejutan Jokowi di Muktamar NU
BPJS Haram, Bukan Fatwa Ulama, Hanya Salah Paham
Jokowi Sarungan ke NU, Megawati: Dik, Sarungnya Bagus
Selain Gus Mus, panggilan akrab Mustofa Bisri, sejumlah kiai lain ada juga yang mengenakan sarung dan dipadupadankan dengan jas seperti bekas Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi dan Rais Syuriah Pengurus Wilayah NU Jawa Timur Miftahul Akhyar. Adapun petinggi NU yang lain rata-rata malah menggunakan setelan jas dan celana panjang.
Pakaian ala Barat itu dipakai para petinggi kawakan NU, seperti Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, ketua panitia sekaligus ketua pengarah (steering committee) Muktamar NU Slamet Effendi Yusuf, dan ketua panitia daerah Muktamar NU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, yang juga Wakil Gubernur Jawa Timur.
Pembukaan Muktamar Nahdlatul Ulama di Jombang dihadiri puluhan ribu masyarakat dan banyak pejabat negara serta tokoh politik dan perwakilan duta besar negara-negara Islam. Muktamar NU ke-33 akan berlangsung 1-5 Agustus 2015. "Semoga muktamar berjalan lancar sampai selesai," ucap Jokowi.
Dalam pidatonya, Jokowi mengatakan NU telah memberikan kontribusi besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan yang dipegang nahdliyin selama ini. Bahkan Jokowi yakin NU dan Indonesia bisa jadi rujukan dunia dalam menciptakan peradaban bangsa.
Dengan sikap NU yang mengutamakan forum bebas berkemanusiaan maka nahdliyin berperan besar membangun peradaban antarbangsa yang semakin terbuka, demokratis, dan berkeadilan. "Dengan cara itu Indonesia sebagai negeri dengan penduduk muslim terbesar dunia akan selalu dikenang dan jadi rujukan dunia," ucap Jokowi.
Muktamar NU menempati lima lokasi antara lain Alun-alun Jombang dan empat pesantren, yakni pesantren Mambaul Ma’arif di Desa Denanyar, Kecamatan Jombang; Tebuireng di Desa Cukir, Kecamatan Diwek; Bahrul Ulum di Desa Tambakrejo, Kecamatan Jombang; dan Darul Ulum di Desa Rejoso, Kecamatan Peterongan.
ISHOMUDDIN