Tantangan mendunia bagi Muhammadiyah tentu tidak mudah. Antropolog Islam di Indonesia, Martin van Bruinessen, pernah mengkritik Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). Dia menilai dua organisasi massa Islam arus utama di Indonesia itu minim rasa percaya diri. Daya ekspansi keduanya ke luar negeri juga dianggapnya lemah.
Menurut van Bruinessen, seperti dikutip dari laman resmi PCIM Amerika Utara, Muhammadiyah dan NU memiliki lingkup kegiatan dan keanggotaan terbatas di Tanah Air. Padahal kedua organisasi itu telah lahir sejak awal abad ke-20. “Hampir bisa dikatakan tak memiliki pengikut orang asing di luar negeri,” ucapnya.
Ini berbeda dengan, misalnya, Al-Ikhwan al-Muslimun di Mesir, Ghulen movement (Turki), Jamaah Tabligh (Pakistan), dan Hizbut Tahrir (Palestina). Mereka, Van Bruinessen menuturkan, telah berkembang pesat di berbagai negara meski berusia lebih muda dari Muhammadiyah dan NU. “Mereka telah mampu mengekspor gagasan dan pemahaman keagamaannya hampir ke setiap sudut dunia tanpa bantuan pemerintah,” ujarnya.
Mu’ti menyatakan internasionalisasi merupakan satu dari empat aspirasi warga Muhammadiyah. Salah satu calon termuda ini mengaku siap mewujudkan aspirasi tersebut jika dipercaya oleh para peserta Muktamar. “Kami ingin memperkuat peran-peran internasional dengan cara mendorong lebih banyak lagi cabang-cabang Muhammadiyah di beberapa negara,” katanya.
Haedar tak kalah diplomatis. Menurut dia, semua calon memiliki kualitas yang mumpuni untuk mengemban amanat memimpin Muhammadiyah lima tahun mendatang. “Di Muhammadiyah, ada tradisi yang kuat mengakar, semua tidak mengejar jabatan, tapi bila diberi amanat harus ditunaikan dengan sebaik-baiknya.”
Din menyambut baik soal mencuatnya empat nama calon kuat tersebut. Bagi dia, mereka merupakan figur berintegritas, mempunyai kapasitas dan berpengalaman. “Kalau saya ditanya, keempatnya bagus, tinggal dipilih salah satunya,” ujarnya. Faktor usia, menurut Din, tidak perlu lagi dipersoalkan. “Kebetulan saya dulu waktu terpilih bukan yang tertua, malah termasuk yang termuda.”
MAHARDIKA SATRIA HADI
Profil Kandidat Favorit