FEATURE: Cerita yang Menyudutkan OC Kaligis  

Reporter

Editor

Anton Septian

Jumat, 24 Juli 2015 10:52 WIB

Tersangka kasus suap hakim PTUN Medan, OC Kaligis memasuki gedung KPK untuk diperiksa di Jakarta, 15 Juli 2015. TEMPO/Eko Siswono Toyudho


Dua hari kemudian, pada Selasa, 7 Juli 2015, Gerry meneruskan amplop kepada Syamsir Yusfan, panitera PTUN Medan. Setelah amplop di tangan Syamsir, Gerry melapor kepada OC Kaligis, sekaligus mengabarkan bahwa majelis hakim telah mengabulkan sebagian gugatan kliennya. Gerry langsung balik ke Jakarta hari itu juga.

Namun permintaan duit tak berhenti. Keesokan harinya, Syamsir mengontak Gerry dan mengatakan “hakim mau mudik”. Gerry menjawab ia tak bisa memutuskan sendiri. OC Kaligis langsung menginstruksikan Gerry supaya berangkat lagi ke Medan setelah mendapat laporan soal permintaan Syamsir. “Kau kasih saja amplop yang sudah saya berikan,” OC Kaligis memerintahkan Gerry, seperti disampaikan Haerudin.

Pada Kamis, 9 Juli 2015, Gerry akhirnya menyerahkan amplop terakhir kepada hakim Tripeni Irianto Putro, Ketua PTUN Medan. Pada saat itulah petugas KPK menggulungnya dengan bukti duit US$ 5.000. Menurut Haerudin, Gerry sempat melawan hingga beberapa kancing bajunya lepas. Dia melunak setelah seorang petugas KPK berkata, “Kamu tak usah melawan, kami tahu siapa dalangnya.”

Petugas KPK kemudian membawa Gerry dan Tripeni ke markas Kepolisian Resor Kota Medan. Di sana, Gerry kaget karena Tripeni mengaku bahwa OC Kaligis sudah memberikan besel sebelum persidangan dimulai. Tak berbelit-belit, Tripeni mengatakan di ruangannya masih ada US$ 10 ribu dan Sin$ 5.000 pemberian dari Kaligis.

Hari itu juga KPK menangkap Syamsir Yusfan, Dermawan Ginting, dan hakim PTUN Medan lain bernama Amir Fauzi. Lima hari kemudian, komisi antikorupsi menjebloskan Kaligis ke dalam sel.

Afrian Bondjol, pengacara Kaligis, enggan menanggapi dugaan kliennya memerintahkan penyuapan. “Materi perkara akan sama-sama kami uji di pengadilan,” kata dia. Sebelum ditahan, Kaligis menyatakan tak pernah menginstruksikan anak buahnya untuk menyogok hakim. Adapun penasihat hukum Gerry, Tito Hananta Kusuma, tak membenarkan ataupun membantah pengakuan kliennya itu. “Untuk sementara, kami tidak berkomentar,” ujar Tito.

Sebelum ditangkap KPK pada 9 Juli lalu, Gerry sebenarnya menyadari perbuatannya keliru. Menurut Haerudin, keponakannya itu berulang kali menghubunginya, berkeluh-kesah soal rencana pemberian uang buat hakim PTUN Medan. “Gerry menelepon saya dan ibunya, ketakutan karena harus melakukan pemberian uang,” kata Haerudin. “Tapi ia tak bisa apa-apa karena diperintah oleh bosnya.”

MUHAMAD RIZKI

Berita terkait

KPK Periksa Kepala Bea Cukai Purwakarta Senin Mendatang soal LHKPN yang Janggal

5 jam lalu

KPK Periksa Kepala Bea Cukai Purwakarta Senin Mendatang soal LHKPN yang Janggal

KPK menjadwalkan pemanggilan Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Istana Klaim Jokowi Hormati Masukan Masyarakat dalam Pembentukan Pansel KPK

5 jam lalu

Istana Klaim Jokowi Hormati Masukan Masyarakat dalam Pembentukan Pansel KPK

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan, nama-nama bakal calon pansel KPK masih dalam proses penggodokan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

8 jam lalu

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

Berita terkini bisnis: Presiden Jokowi dan Sri Mulyani rapat membahas pembatasan impor, sertifikat tanah di Kabupaten Bekasi beralih ke elektronik.

Baca Selengkapnya

Kelakuan SYL saat Jadi Mentan: Palak Rp 1 Miliar untuk Umrah Sekeluarga Sampai Beli Keris Rp 105 Juta

8 jam lalu

Kelakuan SYL saat Jadi Mentan: Palak Rp 1 Miliar untuk Umrah Sekeluarga Sampai Beli Keris Rp 105 Juta

Fakta Terbaru Sidang Syahrul Yasin Limpo (SYL), di antaranya pejabat Kementan diminta Rp 1 miliar

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Mangkir dalam Sidang Etik Hari Ini, Dewas KPK: Padahal Sudah Sepakat Kemarin

9 jam lalu

Nurul Ghufron Mangkir dalam Sidang Etik Hari Ini, Dewas KPK: Padahal Sudah Sepakat Kemarin

Menurut Dewas KPK, surat permintaan penundaan ini adalah yang ketiga kalinya diajukan Nurul Ghufron selama menjalani proses sidang etik.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah dan Sita Rumah Syahrul Yasin Limpo di Kota Makassar

9 jam lalu

KPK Geledah dan Sita Rumah Syahrul Yasin Limpo di Kota Makassar

Ali Fikri mengatakan tim penyidik telah melakukan penggeledahan sekaligus penyitaan satu unit rumah milik Syahrul Yasin Limpo di Kota Makassar.

Baca Selengkapnya

Begini Respons Rektor IPB soal Kabar Namanya Masuk Penjaringan Calon Pansel KPK

9 jam lalu

Begini Respons Rektor IPB soal Kabar Namanya Masuk Penjaringan Calon Pansel KPK

Nama Arief muncul di antara sebelas calon anggota Pansel KPK yang beredar.

Baca Selengkapnya

Syahrul Yasin Limpo Irit Bicara Usai Diperiksa soal Auditor BPK Minta Rp12 Miliar Demi Opini WTP

10 jam lalu

Syahrul Yasin Limpo Irit Bicara Usai Diperiksa soal Auditor BPK Minta Rp12 Miliar Demi Opini WTP

BPK meminta keterangan Syahrul Yasin Limpo berkaitan kesaksian anak buahnya soal ada auditor BPK meminta uang agar Kementan dapat opini WTP

Baca Selengkapnya

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Akan Hadiri Panggilan KPK soal Klarifikasi LHKPN Rp 7 Miliar

11 jam lalu

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Akan Hadiri Panggilan KPK soal Klarifikasi LHKPN Rp 7 Miliar

Kuasa hukum eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Luhut Simanjuntak, mengatakan kliennya akan memenuhi panggilan dari KPK itu untuk klarifikasi LHKPN.

Baca Selengkapnya

Ogah Komentar soal Hanan Supangkat, Syahrul Yasin Limpo: Sudah ya, Doain Saya

12 jam lalu

Ogah Komentar soal Hanan Supangkat, Syahrul Yasin Limpo: Sudah ya, Doain Saya

Syahrul Yasin Limpo enggan berkomentar soal hubungannya dengan CEO PT Mulia Knitting Factory sekaligus Wabendum NasDem Hanan Supangkat.

Baca Selengkapnya