TEMPO Interaktif, Kupang:Komandan Korem 161 Wirasakti/Kupang, Kolonel Inf. Noach Bolla membantah tudingan Menlu Timor Leste Ramos Horta dan UN Cable bahwa 200 warga Indonesia dibantu TNI dan mantan milisi pro-Jakarta melakukan agresi militer dan serangan bersenjata ke wilayah enclave Oecusi, salah satu distrik Timor Leste terpisah dan diapit daratan Indonesia di bagian utara Timor Barat, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (15/10).Tudingan negatif itu dijadikan laporan utama media nasional Timor Leste dan dikutip berbagai media asing. Bahkan, beberapa koran Australia terbitan Kamis menempatkannya sebagai berita utama pada halaman satu.?Pemberitaan tersebut bohong besar. Horta sengaja melakukan kampanye media untuk menarik simpati asing dengan harapan misi PBB yang akan berakhir Mei 2006 dapat diperpanjang. Timor Leste mempolitisir pemberitaan itu dengan sengaja mendiskreditkan militer Indonesia,? kata Bolla di ruang kerjanya, Jumat (21/10).Bolla menambahkan, kronologis sebenarnya yakni pada Sabtu (15/10) lalu, sejumlah warga Oecusi dibantu polisi nasional Timor Leste unit patroli perbatasan melakukan aktivitas di lahan sengketa di kawasan Nokok Naus, Banat dan Nitmanti yang berada tidak jauh dari pos pasukan pengaman perbatasan TNI Haumeni Anan, Kabupaten Timor Tengah Utara. Kawasan itu, selama ini dijadikan zona netral karena kedua negara belum menyepakati tapal batas yang pasti. Karena masuk dalam zona netral maka pengamanan di kawasan tersebut menjadi tanggungjawab bersama kedua negara.?Tiba-tiba warga Oecusi masuk ke lokasi sengketa itu dan mengolah lahan itu untuk dijadikan kebun. Warga Indonesia yang menetap di dekat lokasi sengketa marah dan mengusir mereka,? kata Bolla. Insiden itu berlangsung singkat setelah berhasil dilerai aparat keamanan kedua negara. Tetapi dalam pemberitaan di media massa, justru disebutkan bahwa dua polisi Timor Leste kena luka tembak dan militer Indonesia mengambil alih kawasan itu. Selain itu, TNI dituduh bekerja sama dengan warga sipil mengalihkan aliran sungai Nitime di tapal batas yang mengakibatkan 145 hektare sawah di Oecusi mengalami kekeringan.Secara terpisah, Komandan Satgas Pasukan Pengamanan RI, Kolonel Artileri Yul Aviandi mengatakan, terdapat beberapa segmen di perbatasan kedua negara yang masih dalam pengamanan bersama karena berstatus sengketa. ?Terhadap wilayah sengketa itu, kedua negara bersepakat untuk melakukan pengawasan bersama serta warga sipil dilarang beraktivitas disana,? ujarnya.jems de fortuna
Indonesia dan Timor Leste Bahas Masalah Perbatasan hingga Kerja Sama Ekonomi
12 Januari 2023
Indonesia dan Timor Leste Bahas Masalah Perbatasan hingga Kerja Sama Ekonomi
Sejumlah isu dibahas dalam pertemuan bilateral Menteri Luar Negeri Indonesia dan Timor Leste kemarin, seperti peluang meningkatkan kerja sama ekonomi dan penyelesaian batas darat antara kedua negara.