TEMPO Interaktif, Surabaya:Kayu log sebanyak 13.576,46 meter kubik yang disita dari MV (Motor Vessels/Kapal Mesin) Mirna, akhirnya dilelang terbuka di Markas Komando Lantamal III Tanjung Perak, Surabaya, Selasa (18/10). Lelang kayu sebanyak 2.543 batang itu dimenangkan oleh PT Indo Furnitama Raya dengan nilai penawaran Rp 752 ribu/meter kubik atau total Rp 10,2 miliar. Lelang terbuka yang dihadiri Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Departemen Kehutanan, Koes Saparijadi, dan sejumlah penyidik Hutan dan Konservasi Alam ini diikuti oleh 10 perusahaan. Antara lain PT Rimba Kurnia Lestari, PT Indo Prima, CV Bangkit Perkasa, PT Citra Manunggal Abadi, PT Dharmawood Agung Industri, KP Sejahtera, PT Cipta Manunggal Abadi, PT Indo Furnitama Raya, CVJati Makmur dan PT Anugrah Putra Sanjaya. Menurut Koes Saparijadi lelang ini untuk mengalihkan barang bukti kayu bulat menjadi berbentuk uang. Karena jika barang bukti itu disimpan terus, nilainya akan semakin turun, sehinga berpotensi merugikan negara. "Makanya kami segera menggelar pelelangan dengan bekerjasama dengan Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara Surabaya,"katanya. Uangnya akan digunakan sebagai barang bukti kasus illegal logging yang masih berproses di pengadilan. "Jika keputusan sudah inkracht, uang hasil lelang itu akan kita kembalikan ke kas negara,"ujar Koes. Kayu itu hasil tangkapan 29 Agustus 2004 lalu, kapal patroli Armatim, KRI Sutanto menangkap MV Mirna di Teluk Wandamain, Papua. Saat itu, petugas menangkapnya karena kapal yang dinakhodai (saat itu) oleh Saganic Milan tidak mempunyai Surat Izin Berlayar. Namun, saat pengecekan lebih lanjut ditemukan kalau kapal tersebut juga membawa 10.884 meter kubik kayu tanpa dilengkapi Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan. Adi Mawardi