Ibu angkat Angeline, Margriet Christina Megawe menjadi tersangka kasus pembunuhan Angeline di Markas Polresta Denpasar, Bali, 30 Juni 2015. TEMPO/Johannes P. Christo
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait mencurigai adanya persengkongkolan jahat yang dilakukan keluarga Margriet Megawe terkait pembunuhan Angeline. Arist mengatakan polisi harus mengembangkan penyidikan dan meminta keterangan anak-anak Margriet, Yvonne Caroline Megawe dan Christina Telly Megawe. "Sejak awal saya menangani perkara ini, patut diduga adanya persengkongkolan jahat antar keluarga ini," ujar Arist ketika dihubungi, Senin, 6 Juli 2015.
Hotman mengetahui informasi ini dari Siti Sapurah, aktivis perlindungan anak dari Bali. Christopher Burn, sang donatur, datang setelah Yvonne mengiriminya pesan singkat yang diklaim Yvonne sebagai penculik Angeline. Yvonne meminta bantuan dana untuk menebus Angeline sebesar Rp 150 juta.
Arist mengatakan dirinya mencium keanehan yang dihimpun dari keterangan Agustinus. Angeline, menurut Agus, ia kuburkan pada 16 Mei, sedangkan Yvonne dan Christina mendatangi rumah Margriet pada malam hari. Setelah Angeline meninggal, iklan hilangnya Angeline ditayangkan besar-besaran. "Kemudian ada info soal bule yang jadi donatur pencarian. Ini kan bisa diduga bahwa iklan itu hanya tipu-tipu," ujarnya. Baca juga: Angeline Dibunuh, Hotman P: SMS Menunjukkan Sekeluarga Tahu! 3 Indikasi Margriet Pemarah: Soal Jam Rolex hingga Kucing
Namun Arist tak serta-merta menuduh Yvonne terlibat. Menurut dia, polisi harus meminta kesaksian Yvonne dan Christina. Alasannya, sebagai anak Margriet, keduanya pasti memiliki banyak informasi penting. "Diperiksa dulu sabagai saksi kan tak ada salahnya," ujar dia.
Sebelumnya, Kepolisian Daerah Bali menjerat Margriet Megawe dengan pasal pembunuhan berencana, pasal pembunuhan dengan sengaja, dan pasal penelantaran anak di balik kematian Angeline, anak angkatnya. Angeline dilaporkan hilang pada 16 Mei 2015, kemudian ditemukan tewas mengenaskan pada 10 Juni 2015.