TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Fuad Basya mengatakan pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) tak semudah yang dibayangkan. Proses panjang harus dilalui sebelum persenjataan baru bisa didapatkan TNI.
Menurut Fuad, pembelian alutsista jauh berbeda dengan pengadaan barang lain. "Bukan melalui expo kemudian kita langsung beli. Prosesnya panjang," katanya saat diskusi di Cikini, Jakarta, Sabtu, 4 Juli 2015.
Fuad menambahkan, pembelian harus disesuaikan dengan kriteria yang dibutuhkan. Ketika wacana pembelian sudah ada, pembahasan akan dimulai dari bawah. "Pertama, asisten operasi akan mengumpulkan para panglima untuk meminta masukan. Tak boleh sebut merek."
Hasil pembahasan akan dibawa kepada setiap kepala staf untuk dibahas kembali. Selain disesuaikan dengan kebutuhan, pembahasan pada tingkat kepala staf biasanya akan mempertimbangkan lebih banyak hal, terutama anggaran.
Setiap kepala staf kemudian akan membawanya kepada Panglima TNI. Dari sinilah peran Dewan Kebijakan Penentu Alutsista dibutuhkan. "Mereka akan membandingkan dengan semua alutsista, apa korelasi antarmatra," ujar Fuad.
Proses belum sepenuhnya rampung. Sebab keputusan dari Panglima TNI akan dibawa kepada Kementerian Pertahanan. Kementerian-lah yang kemudian akan menyesuaikan dengan kemampuan anggaran negara.
Menurut Fuad, agar anggaran yang dibutuhkan tak besar, idealnya alutsista memang diproduksi oleh industri dalam negeri. Masalahnya, kemampuan dan pendanaan industri pertahanan dalam negeri terkadang tak sesuai dengan kebutuhan TNI. "Harusnya industri pertahanan memang disubsidi yang besar untuk mendukung alutsista TNI."
Alutsista TNI kembali menjadi sorotan. Musababnya adalah insiden jatuhnya pesawat milik TNI Angkatan Udara berjenis C-130 Hercules dengan nomor A-1310 di Jalan Jamin Ginting, Medan, Selasa, 30 Juni 2015. Pesawat tersebut dipiloti Kapten Sandy Permana. Hercules nahas itu lepas landas dari Pangkalan Udara Suwondo, Medan, pukul 11.48 WIB.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengklaim sudah menyusun rencana strategis untuk pemeliharaan dan perbaikan alat utama sistem senjata. Dana yang dianggarkan cukup besar," tuturnya.
FAIZ NASHRILLAH
Berita terkait
Anies Baswedan dan Ganjar Cecar Prabowo Soal Alutsista, Begini Proses Pengadaan Alutsista oleh Kemenhan
8 Januari 2024
Saat debat capres, pembelian alutsista Prabowo disorot Ganjar dan Anies Baswedan. Ini prosedur Kemenhan melakukan pengadaan alutsista.
Baca SelengkapnyaApa Itu Alutsista yang Disebut Anies 11x, Prabowo 10x, dan Ganjar 5x di Debat Capres?
8 Januari 2024
Alutsista menjadi kata yang sering diucapkan capres nomor urut 1 Anies Baswedan dalam debat capres Pemilu 2024 di Istora Senayan pada Ahad, 7 Januari.
Baca SelengkapnyaGanjar Senggol Isu Alutsista Menjelang Debat Capres, Apa yang Termasuk Alat Utama Sistem Senjata?
6 Januari 2024
Menjelang debat capres kedua, Ganjar Pranowo menyoroti isu-isu penting seperti alat utama sistem senjata atau alutsista.
Baca SelengkapnyaAnggaran Kemenhan 2024 Naik Jadi Rp 386 Triliun, Ini Kata Sri Mulyani
12 Desember 2023
Anggran belanja Kemenhan itu naik sekitar 4,25 miliar dolar AS dari tahun sebelumnya yang hanya 20,75 miliar dolar AS.
Baca Selengkapnya4 Fakta Ihwal Anggaran Belanja Alutsista 2024 yang Tembus Rp 386 Triliun
12 Desember 2023
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyebut beberapa alutsista udara menjadi prioritas belanja Kementerian Pertahanan di anggaran 2024.
Baca SelengkapnyaGuru Besar ITS Dorong Peran Kampus dalam Pengembangan Alutsista Ramah Lingkungan
13 November 2023
Guru besar ITS, Agoes Santoso mendorong optimalisasi peran kampus dalam pengembangan alutsista di tengah gempuran teknologi ramah lingkungan.
Baca SelengkapnyaJokowi Sebut Modernisasi Alutsista Harus Dilakukan Secara Bijak
5 Oktober 2023
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan modernisasi alutsista sangat diperlukan. Tetapi keuangan negara sangat terbatas.
Baca SelengkapnyaMenghitung Anggaran Belanja Pertahanan dan Alutsista di Masa Menhan Prabowo
24 Agustus 2023
Anggaran belanja pertahanan dan alutsista Kemenhan di era Prabowo, mulai Rp109,55 triliun hingga direncanakan Rp135,44 triliun pada 2024.
Baca SelengkapnyaPeringkat Militer Dunia: Kekuatan Militer Indonesia Urutan Ke-13
27 Juli 2023
Kekuatan militer Indonesia yang meliputi personel, alutsista, dan Industri pertahanan via PT Pindad berada di urutan ke-13 di Dunia.
Baca SelengkapnyaSejarah PT Pindad, Pabrik Alutsista yang Awalnya Bukan Berada di Bandung
25 Juli 2023
Sejarah PT Pindad awalnya dipindahkan ke Bandung terkait situasi dunia yang saat itu dipenuhi peperangan.
Baca Selengkapnya