Dana Hari Tua Diprotes, Presiden Jokowi Turun Tangan

Reporter

Sabtu, 4 Juli 2015 09:55 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) di Istana Merdeka, Jakarta, 25 Juni 2015. Sekjen AMAN, Abdon Nababan menjelaskan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo membahas Nawacita. Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta:Gelombang protes pekerja terhadap perubahan syarat pencairan dana Jaminan Hari Tua (JHT) yang dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan) membuahkan hasil. Pemerintah goyah dan menyatakan akan merevisi Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan JHT.


Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri berujar peserta BPJS Ketenagakerjaan yang berhenti bekerja diizinkan mengambil dana jaminan hari tua sebulan setelah berhenti bekerja. Aturan itu berbeda dengan PP Nomor 46 Tahun 2015 yang menyebutkan dana itu hanya bisa dicairkan setelah peserta BPJS mencapai masa kepesertaan 10 tahun.


”Presiden memerintahkan kami untuk memastikan bahwa pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja bisa mengambil JHT sebulan setelahnya,” ujar Hanif di Istana Negara, 3 Juli, setelah menghadap Presiden Joko Widodo.

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Elvyn G. Masassya, yang turut dalam pertemuan, menimpali, bila setelah mengambil JHT peserta kembali bekerja, yang bersangkutan akan kembali ikut BPJS. "Tapi dia harus mendaftar lagi dan mulai dari nol."

Hasil revisi ini diklaim Hanif lebih baik ketimbang aturan sebelumnya yang mengharuskan pekerja minimal bergabung dengan BPJS selama lima tahun. “Selain itu, pekerja yang berhenti sebelum 1 Juli 2015 dan sudah jadi peserta lima tahun bisa langsung mencairkan JHT. Selebihnya harus menunggu revisi PP rampung,” ia menuturkan.

Protes terhadap perubahan syarat pencairan dana JHT memanas sejak berlakunya peraturan pemerintah tersebut mulai 1 Juli lalu. Regulasi itu mengatur perubahan syarat pencairan dana JHT dari masa kepesertaan minimal 5 tahun menjadi 10 tahun. Menurut pemerintah, aturan baru itu sejalan dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.


Selanjutnya: Kebijakan itu diprotes


<!--more-->

Namun kebijakan tersebut diprotes oleh pekerja dan menjadi perbincangan di media sosial. Banyak peserta BPJS yang mengeluh lantaran tak bisa mencairkan dana JHT karena belum mencapai 10 tahun masa kepesertaan. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan serikat buruh ikut menyatakan penolakan. ”Jangan korbankan hari tua pekerja. Mereka sudah mimpi buruk duluan,” kata Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan, meski peraturan pemerintah yang baru itu akan diubah, pasal-pasal dalam Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial yang menaungi BPJS tak ikut direvisi. Pasal 37 ayat 3 undang-undang itu menyebutkan, pembayaran manfaat JHT dapat diberikan sebagian sampai batas tertentu setelah kepesertaan mencapai minimal 10 tahun.

"Bisa saja diberlakukan masa transisi selama satu tahun," kata Menteri Sofyan.

Sebaliknya, Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan, walaupun perubahan syarat pencairan ditentang oleh sebagian pekerja, pemerintah tetap akan melanjutkan aturan baru tersebut. Dia beralasan penolakan sebagian masyarakat tak mewakili suara seluruh rakyat Indonesia. "‎Ini lagi dibuat aturan transisinya. Justru kalau (PP 46 Tahun 2015) dibekukan, akan melanggar undang-undang," tutur dia.

TIM TEMPO


Advertising
Advertising

Berita terkait

Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

9 jam lalu

Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan akan terus mempersempit ruang gerak bagi pelaku judi online.

Baca Selengkapnya

Akhir Politik Jokowi di PDIP

15 jam lalu

Akhir Politik Jokowi di PDIP

Kiprah politik Joko Widodo atau Jokowi di PDI Perjuangan sudah tamat. Mantan Wali Kota Solo itu butuh dukungan partai politik baru.

Baca Selengkapnya

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

20 jam lalu

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

Menteri ATR/Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menyerahkan 300 sertifikat tanah secara simbolis untuk masyarakat Sulawesi Tenggara.

Baca Selengkapnya

Kaesang Ungkap Pesan Jokowi untuk PSI Hadapi Pilkada 2024

22 jam lalu

Kaesang Ungkap Pesan Jokowi untuk PSI Hadapi Pilkada 2024

Kaesang mengingatkan kader PSi untuk ikut berpartisipasi dalam Pilkada 2024 pada wilayah dengan potensi jumlah kursi terbanyak.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

22 jam lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

1 hari lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

1 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

1 hari lalu

Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

Presiden Jokowi menerima laporan hasil lawatan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke Vietnam beberapa hari lalu.

Baca Selengkapnya

Usai Tak Lagi Dianggap Kader PDIP, Gibran Bilang Belum Bergabung Kemana-Mana

1 hari lalu

Usai Tak Lagi Dianggap Kader PDIP, Gibran Bilang Belum Bergabung Kemana-Mana

"Kami berteman dengan semua, semua partai kami anggap rumah ya," ujar Gibran.

Baca Selengkapnya

Jokowi hingga Ma'ruf Amin Dukung Rencana Prabowo-Gibran Rangkul Semua Kalangan

1 hari lalu

Jokowi hingga Ma'ruf Amin Dukung Rencana Prabowo-Gibran Rangkul Semua Kalangan

Jokowi memastikan pemerintah mendukung proses peralihan pemerintahan ke Prabowo-Gibran dapat berjalan baik dan lancar.

Baca Selengkapnya