TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat akan menagih hasil evaluasi Tentara Nasional Indonesia terkait dengan pengadaan dan perawatan alat utama sistem persenjataan (alutsista), terutama alat angkut pesawat.
"Kami akan rapat pada Senin di Markas Besar TNI. Mereka akan bicara soal audit kelayakan seluruh alutsista," kata Ketua Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat, Mahfud Siddiq, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat, 3 Juli 2015.
DPR mendorong TNI mengevaluasi ketersediaan alutsista dalam negeri setelah kecelakaan pesawat militer berturut-turut dalam tiga bulan terakhir. Mahfud mengatakan sejumlah pesawat Hercules yang dimiliki TNI sudah uzur dan bekas.
Salah satunya yaitu Hercules C-130 yang jatuh di Medan, Sumatera Utara, pada Selasa, 30 Juni 2015. Hercules C-130 dengan nomor penerbangan A-1310 dibuat oleh Lockheed Martin Corporation, pabrikan asal Amerika Serikat, pada 1964.
Pesawat tersebut dibeli pada masa pemerintahan Presiden Sukarno, dan menjadi bagian dari Skuadron Udara 32/Angkut Berat yang bermarkas di Malang, Jawa Timur. Pesawat itu terbang dalam misi Penerbangan Angkutan Udara Militer.
Saat ini TNI AU memiliki 30 unit Hercules yang dihimpun dalam dua skuadron, termasuk 9 Hercules seri H, hibah dari pemerintah Australia. Sebelum mendapat tambahan dari Australia, dari 21 pesawat, dikabarkan yang layak terbang hanya enam pesawat.
Wakil Ketua Komisi Pertahanan DPR Hanafi Rais mengatakan Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan calon penggantinya Jenderal Gatot Nurmantyo harus bisa menjelaskan rencana strategis pengelolaan alutsista, termasuk anggarannya. Ia ingin TNI memprioritaskan pengadaan alutsista baru.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan anggaran total pada Rencana APBN 2016 mencapai Rp 101 triliun. "Ini waktu yang pas untuk pengecekan ulang. Nantinya, Presiden bisa instruksikan Kementerian Keuangan agar tahun ini prioritas anggaran TNI pada alutsista," kata Hanafi.
PUTRI ADITYOWATI
Berita terkait
Anies Baswedan dan Ganjar Cecar Prabowo Soal Alutsista, Begini Proses Pengadaan Alutsista oleh Kemenhan
8 Januari 2024
Saat debat capres, pembelian alutsista Prabowo disorot Ganjar dan Anies Baswedan. Ini prosedur Kemenhan melakukan pengadaan alutsista.
Baca SelengkapnyaApa Itu Alutsista yang Disebut Anies 11x, Prabowo 10x, dan Ganjar 5x di Debat Capres?
8 Januari 2024
Alutsista menjadi kata yang sering diucapkan capres nomor urut 1 Anies Baswedan dalam debat capres Pemilu 2024 di Istora Senayan pada Ahad, 7 Januari.
Baca SelengkapnyaGanjar Senggol Isu Alutsista Menjelang Debat Capres, Apa yang Termasuk Alat Utama Sistem Senjata?
6 Januari 2024
Menjelang debat capres kedua, Ganjar Pranowo menyoroti isu-isu penting seperti alat utama sistem senjata atau alutsista.
Baca SelengkapnyaAnggaran Kemenhan 2024 Naik Jadi Rp 386 Triliun, Ini Kata Sri Mulyani
12 Desember 2023
Anggran belanja Kemenhan itu naik sekitar 4,25 miliar dolar AS dari tahun sebelumnya yang hanya 20,75 miliar dolar AS.
Baca Selengkapnya4 Fakta Ihwal Anggaran Belanja Alutsista 2024 yang Tembus Rp 386 Triliun
12 Desember 2023
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyebut beberapa alutsista udara menjadi prioritas belanja Kementerian Pertahanan di anggaran 2024.
Baca SelengkapnyaGuru Besar ITS Dorong Peran Kampus dalam Pengembangan Alutsista Ramah Lingkungan
13 November 2023
Guru besar ITS, Agoes Santoso mendorong optimalisasi peran kampus dalam pengembangan alutsista di tengah gempuran teknologi ramah lingkungan.
Baca SelengkapnyaJokowi Sebut Modernisasi Alutsista Harus Dilakukan Secara Bijak
5 Oktober 2023
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan modernisasi alutsista sangat diperlukan. Tetapi keuangan negara sangat terbatas.
Baca SelengkapnyaMenghitung Anggaran Belanja Pertahanan dan Alutsista di Masa Menhan Prabowo
24 Agustus 2023
Anggaran belanja pertahanan dan alutsista Kemenhan di era Prabowo, mulai Rp109,55 triliun hingga direncanakan Rp135,44 triliun pada 2024.
Baca SelengkapnyaPeringkat Militer Dunia: Kekuatan Militer Indonesia Urutan Ke-13
27 Juli 2023
Kekuatan militer Indonesia yang meliputi personel, alutsista, dan Industri pertahanan via PT Pindad berada di urutan ke-13 di Dunia.
Baca SelengkapnyaSejarah PT Pindad, Pabrik Alutsista yang Awalnya Bukan Berada di Bandung
25 Juli 2023
Sejarah PT Pindad awalnya dipindahkan ke Bandung terkait situasi dunia yang saat itu dipenuhi peperangan.
Baca Selengkapnya