TEMPO.CO, Madiun - Tidak kurang dari 100 warga Desa Klangon, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur terpaksa begadang semalaman. Mereka khawatir gempa pada Kamis siang, 25 Juni 2015 yang mengakibatkan puluhan rumah di lereng Gunung Pandan retak, akan kembali terjadi.
"Kami berkumpul di halaman rumah Pak Marsono (salah satu warga) untuk berjaga-jaga. Kalau ada gempa susulan bisa secepatnya bertindak," kata Sukar, 56 tahun, warga Desa Klangon, Jumat, 26 Juni 2015.
Gempa berkekuatan 4,2 Skala Ritcher yang berlokasi di titik 7.73 Lintang Selatan, 111.69 Bujur Timur dengan jarak 12 kilometer sebelah tenggara Kabupaten Madiun dan berkedalaman 10 kilometer itu memang meresahkan warga. Dari delapan kali gempa yang dirasakan warga sejak tiga bulan terakhir, Sukar menyatakan baru kali yang mengakibatkan keretakan pada lantai, tembok rumah dan jalan desa.
Berdasarkan pantauan Tempo di lokasi gempa, retakan itu terjadi di sejumlah titik dengan panjang antara satu meter hingga tiga meter. Adapun lebarnya berkisar antara dua milimeter hingga lima sentimeter. Akibat lainnya adalah pecahnya genteng di sejumlah rumah warga di Dusun Pohulung.
Marsono, 40 tahun warga lainnya menyatakan tidak bisa memprediksi kerugian material yang dialami warga lantaran kerusakannya tidak terlalu parah. Selain itu, bangunan rumah yang bagian tembok dan lantainya retak masih tetap berdiri.
"Yang penting semuanya selamat. Tapi, kami tetap was-was kalau terjadi gempa susulan karena keretakannya (di tembok dan lantai rumah) semakin lebar," ujar dia.
Karena kekhawatiran itu sebagian warga terpaksa menghentikan kegiatannya untuk memanen jagung yang ditanam di bawah tegakan kayu jati wilayah Resor Pemangku Hutan Pajaran, Kesatuan Pemangku Hutan Saradan. Mereka memilih berjaga-jaga untuk melakukan tindakan penyelamatan jika gempa susulan terjadi.