Pejabat Musi Banyuasin Dicokok, Mahasiswa Bongkar Asrama  

Reporter

Senin, 22 Juni 2015 13:44 WIB

Ilustrasi korupsi

TEMPO.CO, Yogyakarta - Belasan mahasiswa dari Ikatan Pelajar Mahasiswa (IKPM) Kabupaten Musi Banyuasin, Yogyakarta, pada Senin pagi, 22 Juni 2015, menggelar aksi demonstrasi mendukung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pasca-tertangkapnya sejumlah pejabat pemerintah dan dewan kabupaten itu terkait dengan dugaan suap pembahasan APBD.

Akhir pekan lalu, KPK mencokok dua anggota DPRD Musi Banyuasin dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan dari Partai Gerakan Indonesia Raya. KPK juga menangkap pejabat Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah serta Badan Perencanaan Pembangunan Daerah setempat.

Aksi para mahasiswa itu dilakukan di depan kompleks asrama mahasiswa putri ‘Randik’ Musi Banyuasin yang terletak di Jalan Melati Wetan Baciro, Yogyakarta. Mahasiswa yang puas dengan kinerja KPK itu juga membongkar segel seng yang masih mengelilingi asrama megah yang tampak tak terawat itu.

Pembangunan asrama putri mahasiswa itu sudah dilakukan sejak awal 2014 tapi sampai saat ini belum juga dibuka dengan alasan menunggu pembangunan tahap kedua. Mahasiswa menerima informasi, pembangunan asrama kedua di Kota Yogyakarta itu menelan anggaran Rp 7 miliar yang dialokasikan bertahap dua tahun anggaran.

“Kami apresiasi kinerja KPK, tapi kami belum puas karena Bupati (Pahri Azhari) belum ditangkap!” ujar Dewan Penasihat IKPM Musi Banyuasin, Yogyakarta, Agus Luki, 25 tahun.

Dalam aksinya itu, mahasiswa pun merangsek masuk ke dalam halaman asrama berlantai dua dengan desain minimalis dan memiliki luas lahan sekitar 500 meter persegi itu. Mereka membawa poster dengan isi seragam yakni tuntutan agar Bupati Pahri ditangkap KPK juga.

Agus menuturkan, terbongkarnya suap pemerintah dan DPRD Musi Banyuasin menjawab kegelisahan mereka akan bobroknya pemerintahan Bupati Pahri Azhari selama dua periode ini.

“Kami sejak tahun 2012 sudah mengirim surat ke KPK untuk mengusut korupsi di bawah pemerintahan bupati itu,” ujar Agus, yang baru saja lulus dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, itu.

Agus menambahkan, proyek pembangunan asrama mahasiswa Musi Banyuasin Sumatera Selatan di Kota Yogyakarta sebenarnya mengusik hati nurani mahasiswa. Karena dua proyek asrama, putra dan putri itu, dinilai terlalu mewah.

“Sama kamar hotel lebih bagus kamar asrama,” ujar Agus. Kemewahan asrama mahasiswa itu misalnya tampak pada proyek asrama yang pertama yakni asrama putra bernama ‘Ranggonan’ di Jalan Tunjung Baciro, Kota Yogyakarta, yang dihuni sekitar 40 mahasiswa. Fasilitasnya ada spring bed, kamar mandi mewah dilengkapi shower, dan ruang yang luas. Jumlah mahasiswa Musi Banyuasin di Kota Yogya sekitar 500-an mahasiswa.

“Lebih baik kami dijamin biaya studinya daripada diberi fasilitas mewah,” ujar Agus.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sudah Dua Kali Mangkir, KPK: Penyidik Bisa Menangkap Kapan Saja

3 jam lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sudah Dua Kali Mangkir, KPK: Penyidik Bisa Menangkap Kapan Saja

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengatakan jemput paksa terhadap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor tak perlu harus menunggu pemanggilan ketiga.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

1 hari lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

1 hari lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

2 hari lalu

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

Alexander Marwata mengaku membantu Nurul Ghufron untuk mencarikan nomor telepon pejabat Kementan.

Baca Selengkapnya

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

2 hari lalu

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.

Baca Selengkapnya

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

2 hari lalu

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

Menurut KPK, keluarga SYL dapat dijerat dengan hukuman TPPU pasif jika dengan sengaja turut menikmati uang hasil kejahatan.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

2 hari lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

KPK mengatakan, kuasa hukum Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor seharusnya berperan mendukung kelancaran proses hukum.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

3 hari lalu

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

Nurul Ghufron menyebut peran pimpinan KPK lainnya dalam kasus dugaan pelanggaran kode etik yang menjerat dirinya.

Baca Selengkapnya

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

3 hari lalu

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

Wakil KPK Nurul Ghufron menilai dirinya menggugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta bukan bentuk perlawanan, melainkan pembelaan diri.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

3 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya