Purek IPDN Akan Telusuri Kasus Laode

Reporter

Editor

Sabtu, 8 Oktober 2005 06:01 WIB

TEMPO Interaktif, Bandung:Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), I Nyoman Sumaryadi membantah pengakuan Laode M. Faisal bekas praja yang mengadu ke Lembaga Bantuan Hukum. Laode menuduha ada pencaloan di IPDN. "Dia (Laode) tidak lulus karena tidak ada formasi, sudah dijelaskan dalam keputusan Menteri Dalam Negeri dan sudah diberitahukan pada yang bersangkutan," katanya di Bandung. Menurut Nyoman, Laode dikirim ke IPDN untuk mengikuti seleksi sebagai formasi tambahan. Laode dikirim bersama lima temannya untuk mengikuti proses seleksi sambil menunggu tambahan kuota yang diputuskan oleh Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara. "Diusulkan oleh pemda (pemerintah daerah) sebagai usul tambahan formasi," katanya. Ternyata, formasi tambahan untuk calon praja asal Laode tidak ada. Laode yang berada di kampus IPDN saat itu ternyata telah mengikuti Latsarmendis di Cimahi bersama calon praja lainnya. "Pulang dari Cimahi (Latsarmendis) dia (Laode) diberitahu tidak lulus,"ujar Nyoman. Pemberitahuan itu, diberitahukan pada Oktober 2004 lalu. Setelah pemberitahuan tersebut, calon praja yang tidak lulus itu diperbolehkan tinggal di kompleks IPDN. Selama menunggu jemputan ia tinggal di mess yang dikhususkan bagi tamu di kompleks IPDN. "Kami punya toleransi sampai orang-tuanya datang,"katanya. Ijin tinggal tersebut diberikan karena Laode tidak mempunyai biaya untuk menginap di luar kompleks IPDN. Kemudian, ternyata Laode bisa mengikuti Pantohir yakni proses penerimaan praja yang telah dinyatakan lulus. Laode, ternyata bisa berada di kampus IPDN selama tiga bulan. Bahkan, menurut Nyoman, calon praja yang dinyatakan tidak lulus seleksi itu mendapatkan kartu pengenal praja serta mengikuti perkuliahan. "Itu yang sedang kami dalami,"katanya. Menurut Nyoman, tak menutup kemungkinan adanya dugaan terjadi kekeliruan administrasi di IPDN. "Saya ingin mendalami dari dia," katanya. Namun, Nyoman membantah adanya dugaan praktek percaloan dalam penerimaan calon praja di IPDN. "Setahu saya tidak ada,"ujarnya. Nyoman juga membantah adanya calon praja yang menggantikan posisi Laode. Karena ketika usulan formasi tambahan tidak ada, maka tidak ada calon praja yang bisa diterima lagi dari pemerntah daerahnya. "Kami punya data dan fakta,"katanya. Pengakuan Laode dinilai Nyoman sepihak, pihaknya bersedia menjalani proses di pengadilan menghadapi gugatan calon praja yang dinyatakan tidak lulus itu. "Apakah dia ngarang, ataukah ada kekeliruan di lembaga nah siapa yang keliru, dan bagaiman prosesnya nantinya akan terlihat,"katanya. Ia menambahkan, pihaknya juga akan memberikan sanksi pada orang dalam yang ikut andil dalam proses itu. Ahmad Fikri

Berita terkait

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

3 hari lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

3 hari lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

3 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

3 hari lalu

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

Makna mendalam dibalik logo pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

4 hari lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

4 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

8 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

9 hari lalu

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

9 hari lalu

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

Pada Februari 2024, KPPU menyatakan memanggil empat perusahaan pinjol yang berikan pinjaman pendidikan kepada mahasiswa.

Baca Selengkapnya

Kemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia

14 hari lalu

Kemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia

Tenaga pendidik akan ditempatkan Kemendikbudristek di CLC yang berlokasi di perkebunan atau ladang dengan masa penugasan selama 2 tahun.

Baca Selengkapnya