Menurut seorang saksi, Agus, Angeline merupakan bocah cantik yang tertutup, sepulang dari sekolah, Angeline hanya menghabiskan waktunya untuk bekerja memberi makan ayam yang dipelihara oleh ibunya asuhnya. facebook.com
TEMPO.CO, Denpasar - Tetangga Margriet Christina Megawe, Martinus Hilarius, mengungkapkan beban tugas yang harus dilakukan Angeline setiap hari. Ia berujar Angeline harus memberi makan dan membersihkan kandang ayam setiap hari sebelum berangkat ke sekolah.
"Dia kerjakan semuanya sendiri," kata Martinus di Jalan Sedap Malam, Sanur, Bali, Sabtu, 20 Juni 2015.
Martinus menuturkan Christina memelihara 100 ekor ayam di rumah yang dikontrak selama 35 tahun itu. Ayam jenis pedaging itu selanjutnya dijual ke distributor. Saat ini kandang sudah dikosongkan.
Setelah selesai membersihkan kandang, Angeline baru diizinkan berangkat sekolah ke SD Negeri 12 Sanur. Martinus mengatakan sekolah Angeline berjarak tiga kilometer dari rumah Margriet. Menurut dia, Angeline tak pernah diantar atau dijemput dari sekolah. "Dia selalu berjalan kaki," kata dia.
Jasad Angeline ditemukan terkubur di dekat kandang ayam yang ada di belakang rumahnya pada 10 Juni 2015. Polisi menetapkan Agustinus Tai, pembantu yang bekerja di rumah Margriet, sebagai tersangka pembunuh Angeline. Sedangkan Margriet ditetapkan sebagai tersangka penelantaran anak.
Belakangan, tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Mabes Polri menemukan barang bukti baru berupa bercak darah baru dan sidik jari laten di kamar Margriet. Sidik jari laten adalah sidik jari yang tidak dapat dilihat langsung oleh mata dan harus menggunakan beberapa teknik pengembangan lebih dulu supaya tampak lebih jelas. Namun Inafis belum mengumumkan pemilik sidik jari tersebut.
Sehari-hari, Martinus mengatakan, Angeline juga tidak pernah ke luar rumah. Bocah berusia delapan tahun itu tak diizinkan bermain bersama teman sebayanya. "Dia tak sempat bermain karena bekerja terus," ucap Martinus.