Dituding Terlibat Pengaturan Skor, Apa Kata Aji Santoso

Reporter

Editor

Kurniawan

Kamis, 18 Juni 2015 05:09 WIB

Pemain Tim Nasional Sepak Bola Indonesia bersedih usai dikalahkan Thailand dalam partai Semifinal Sepakbola Sea Games 2015, di Singapura, 13 Juni 2015. Indonesia kalah dengan skor 0-5. TEMPO/ Gunawan Wicaksono

TEMPO.CO , Jakarta: Malang - Pelatih Tim Nasional Indonesia usia di bawah 23 tahun, Aji Santoso membantah keterlibatan tim pelatih dan seluruh pemain Tim Nasional U-23 dalam pengaturan skor pertandingan sepak bola di SEA Games 2015 di Singapura.

Aji menjamin kekalahan Tim Nasional U-23 di babak semifinal dan perebutan medali perunggu murni disebabkan masalah ketangguhan fisik dan stamina yang banyak tergerus di babak penyisihan. Ditambah lagi minimnya persiapan tim sebelum berangkat ke Singapura.

Di semifinal tim Garuda Muda dikalahkan Thailand 0-5. Indonesia pun dibabat 0-5 oleh Vietnam dalam laga perebutan tempat ketiga. Aji menilai materi pemain dan persiapan Thailand dan Vietnam lebih bagus.

“Saya sepenuhnya bertanggung jawab atas kegagalan di SEA Games. Kekalahan itu bukan kesalahan para pemain dan bukan karena match fixing. Bagaimana mau terlibat, wong kalau keluar saya selalu bersama tim pelatih dan manajer. Anak-anak juga selalu bersama,” kata Aji di akademi sepak bola yang ia dirikan, yakni Aji Santoso International Football Academy (ASIFA), Kota Malang, Rabu sore, 17 Juni 2015.

Pelatih berusia 45 tahun itu merasa ia dan timnya hanya menjadi korban kemunculan isu mafia sepak bola. Ia meminta publik untuk mengasihani Evan Dimas dan kawan-kawan yang sudah berjuang maksimal demi membela bangsa dan negara di saat jagat persepakbolaan nasional sedang penyakitan.

Sebaliknya, Aji malah senang bila ada pihak-pihak yang berani mengungkapkan mafia persepakbolaan di Tanah Air. Ia mendukung Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia untuk mengusut tuntas praktek kotor tersebut. Siapa pun yang terlibat layak dihukum berat.

Bekas pemain Arema Malang dan Persebaya 1927 itu meminta BS benar-benar bisa membuktikan pengakuannya. “Saya tak tahu siapa itu BS, tapi sebenarnya gampang cari dia karena katanya ia pernah di PS Asahan. Karena gambarannya jelas, ada bandar, pemain dan pelatih yang terlibat, ya sudah selesaikan secara hukum saja,” ujar Aji.

Bila tuduhan Tim Nasional U-23 terlibat match fixing tidak terbukti, Aji siap memperkarakan siapa pun sang penuduh ke pengadilan. Sebab, isu tersebut telah mencemarkan nama baik dan membunuh karakter tim pelatih dan para pemain.

Dihubungi terpisah, bekas pelatih Persegres Gresik Agus Yuwono mengatakan penjaga gawang merupakan posisi yang paling rawan terlibat dalam pengaturan pertandingan (match fixing). Musababnya, peran kiper amat strategis dan menentukan dalam proses terjadinya gol. "Setelah kiper ada pemain belakang. Tapi sebenarnya semua posisi juga rawan," kata Agus.

Agus merupakan mantan pelatih yang mengaku pernah terlibat dalam pengaturan pertandingan di kompetisi Liga Super Indonesia level Divisi Utama. Sepanjang karir menjadi pelatih, tiga kali ia diminta untuk mengalah dalam pertandingan.

Menurut Agus ada banyak modus yang dipakai oleh pelaku. Mulai dari mendatangi langsung pelatih dan menawarinya dengan uang tunai hingga menghubungi lewat telepon. Selama tiga kali bertemu dengan pelaku pengatur pertandingan, Agus ditawari uang tunai Rp200 juta. Namun tiga kali pula ia menolak.

Ternyata ada konsekuensi dari penolakan itu. Sepanjang melatih Persegres di musim 2013, Agus sebagai kepala pelatih diminta untuk tidak beranjak dari bangku cadangan pemain. "Saya dilarang berdiri di pinggir lapangan. Selalu asisten pelatih yang melakukan itu," kata Agus.

Senada dengan Agus, mantan pelatih Persipur Purwodadi, Gunawan mengatakan dalam sekali pertandingan yang sudah diatur, klub menerima Rp 400 juta. "Pemain bisa mendapatkan Rp10 juta hingga Rp13 juta," kata Gunawan.



Terkait pengaturan skor, Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora, Gatos S. Dewa Broto mengatakan, Tim Sembilan Kemenpora mengakui pernah bertemu seseorang yang berinisial BS pada 4 Maret 2015. Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar dua jam di kantor Kemenpora, BS mengungkapkan adanya pengaturan skor sepak bola di tanah air.

"Pada 4 Maret lalu, pernah ada seorang berinisial BS ketemu Tim Sembilan. Tapi sejauh ini kami belum memastikan, apakah BS yang melaporkan ke Markas Besar RI didampingi Lembaga Bantuan Hukum mengungkapkan adanya pengaturan skor kepada media sama dengan yang ditemui Tim Sembilan, kalau memang benar orang yang sama kami akan mengakuinya," kata Gatot yang juga Anggota Tim Sembilan, saat dihubungi, Rabu, 17 Juni 2015.

Gatot menambahkan Tim Sembilan tidak berani melaporkan kepolisi setelah mendengar keterangan dari BS karena masih bersifat umum. "Siapa pelakunya, dia tidak speseifik memberikan keterangan dan kami tidak mau ambil risiko. Keterangan itu akhirnya kami masukan dalam rekomendasi kepada Menpora untuk mengusut tuntas kasus pengaturan skor," kata Gatot.

Menurut Gatot, Tim Sembilan menyakini kasus pengaturan skor selama ini hanya menjadi isu akan terungkap cepat atau lambat. "Selama ini kasus itu tidak terungkap karena tidak ada volunter," ujarnya. "Siapapun yang berani membuka pengaturan skor, akan kami bela dan dukung."



ADITYA BUDIMAN| RINA WIDIASTUTI| ABDI PURMONO

Berita terkait

Merugi Bersama Pembatalan Piala Dunia U-20 di Indonesia

7 April 2023

Merugi Bersama Pembatalan Piala Dunia U-20 di Indonesia

Berbagai sektor kehilangan peluang meraup cuan karena batalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia. Potensi uang yang hilang diperkirakan Rp 150 triliun.

Baca Selengkapnya

Berdirinya PSSI Bermula Semangat Menentang Kolonial Belanda

17 Februari 2023

Berdirinya PSSI Bermula Semangat Menentang Kolonial Belanda

PSSI terbentuk di Yogyakarta pada 19 April 1930

Baca Selengkapnya

Ketum PSSI Iwan Bule Menjawab Soal Desakan Mundur dalam Tragedi Kanjuruhan

14 Oktober 2022

Ketum PSSI Iwan Bule Menjawab Soal Desakan Mundur dalam Tragedi Kanjuruhan

Jawaban Ketum PSSI Iwan Bule Soal Desakan Mundur, Sanksi FIFA, dan Temuan Soal Tragedi Kanjuruhan

Baca Selengkapnya

Kongres PSSI Digelar Sabtu Ini 29 Mei, Bahas Dua Agenda Utama

29 Mei 2021

Kongres PSSI Digelar Sabtu Ini 29 Mei, Bahas Dua Agenda Utama

Kongres biasa PSSI digelar di salah satu hotel di Jakarta, Sabtu, 29 Mei 2021, mulai pukul 14.00 WIB.

Baca Selengkapnya

HUT ke-91 PSSI dan Karangan Bunga di Patung Soeratin Sosrosugondo

19 April 2021

HUT ke-91 PSSI dan Karangan Bunga di Patung Soeratin Sosrosugondo

PSSI menghormati sejarah perjalanan perkembangan federasi persepakbolaan Indonesia dengan meletakkan karangan bunga di patung Soeratin.

Baca Selengkapnya

Begini Jejak kontroversial Nurdin Halid di Kancah Sepak Bola Nasional

11 Februari 2021

Begini Jejak kontroversial Nurdin Halid di Kancah Sepak Bola Nasional

Nurdin Halid mendapat gelar Doctor Honoris Causa Unnes. Begini jejaknya yang kontroversial di sepak bola nasional.

Baca Selengkapnya

PSSI Gelar Rapat Exco Rabu, Putuskan Nasib Kompetisi Liga 1 dan Liga 2

19 Januari 2021

PSSI Gelar Rapat Exco Rabu, Putuskan Nasib Kompetisi Liga 1 dan Liga 2

PSSI akan membahas dua agenda, termasuk nasib kompetisi, dalam rapat Komite Eksekutif (Exco) yang digelar secara virutal pada Rabu.

Baca Selengkapnya

PSSI Akan Gelar Kongres Tahunan Pada 27 Februari 2021

26 Desember 2020

PSSI Akan Gelar Kongres Tahunan Pada 27 Februari 2021

PSSI dijadwalkan akan menggelar kongres tahunan pada 27 Februari 2021 yang akan dilakukan secara virtual.

Baca Selengkapnya

Divonis Bersalah, Ini Rangkaian Perbuatan Joko Driyono

23 Juli 2019

Divonis Bersalah, Ini Rangkaian Perbuatan Joko Driyono

Joko Driyono dihukum 1,5 tahun penjara atas perbuatannya dalam kasus perusakan barang bukti pengaturan skor Liga Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hakim Sidang Joko Driyono: Perkara Sederhana, Hanya Saja ...

2 Juli 2019

Hakim Sidang Joko Driyono: Perkara Sederhana, Hanya Saja ...

Jaksa penuntut umum meminta waktu tiga hari lagi untuk menyelesaikan berkas tuntutan untuk Joko Driyono.

Baca Selengkapnya