Efek Sabda Raja, Keluarga Minta Sultan Bikin Keraton Sendiri  

Reporter

Editor

Mustafa moses

Selasa, 16 Juni 2015 15:34 WIB

Sri Sultan Hamengkubuwono X, raja Kasultanan Yogyakarta, membacakan Sabda Tama (pernyataan raja) di Bangsal Kencono, Kompleks Kraton Yogyakarta, Kamis (10/05). Dalam pernyataannya, Sultan menegaskan bahwa Kraton Yogyakarta dan Kraton Puro Pakualaman merupakan satu kesatuan yang utuh, dan bahwa Yogyakarta memiliki tata peraturannya sendiri meskipun telah bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Adik-adik Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sultan Hamengku Buwono X telah merumuskan pernyataan sikap yang berisi tiga langkah yang harus dipilih Sultan untuk menyelesaikan polemik setelah keluarnya tiga sabda. Ada risiko bila Sultan tidak memilih salah satu dari langkah itu.

“Bisa ramai. Sultan akan berhadapan dengan masyarakat,” kata adik Sultan dari trah HB IX, Gusti Bendara Pangeran Haryo (GBPH) Yudhaningrat, saat dihubungi Tempo, Selasa, 16 Juni 2015. Dia menjelaskan akibat keluarnya tiga sabda itu, masyarakat Yogyakarta terbelah menjadi pro dan kontra tiga sabda.

Ketiga sabda itu adalah Sabdatama pada 6 Maret 2015, Sabdaraja pada 30 April 2015, dan Dhawuhraja pada 5 Mei 2015. Apabila Sultan tidak bersikap dari ketiga pilihan yang diberikan adik-adiknya itu, maka rentan menimbulkan konflik yang sulit dikontrol. “Keraton bisa hancur,” kata Yudhaningrat.

Tiga pilihan sikap yang disusun adik-adik Sultan itu adalah: pertama, Sultan diminta kembali menegakkan paugeran dengan membatalkan sabda-sabda tersebut. Kedua, Sultan diminta untuk mandhita dengan meninggalkan urusan keduniawian sebagai Kyai Ageng. Langkah tersebut pernah dilakoni Sultan HB VII yang mandhita ke Pesanggrahan Ambarukmo.

Ketiga, apabila tidak bersedia kembali pada paugeran, maka Sultan diminta untuk membangun keraton sendiri lantaran keraton yang ada saat ini adalah warisan leluhur Hamengku Buwono.

Meski telah selesai disusun dengan meminta pertimbangan ahli hukum, pernyataan sikap tersebut belum disampaikan kepada Sultan. Yudhaningrat masih menunggu adik-adik Sultan yang berada di Jakarta untuk berkumpul di Yogyakarta.

Namun Yudhaningrat menyangsikan Sultan akan memperhatikan dan mempertimbangkan pernyataan sikap adik-adiknya. “Menurut insting saya, Sultan itu tetap mengguguk. Enggak peduli dan mengabaikannya,” kata Yudhaningrat.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita terkait

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

10 hari lalu

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

18 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

19 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

Tahun ini, tradisi Grebeg Syawal tidak lagi diperebutkan tapi dibagikan oleh pihak Keraton Yogyakarta. Bagaimana sejarah Grebeg Syawal?

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

21 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.

Baca Selengkapnya

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

30 hari lalu

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.

Baca Selengkapnya

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

31 hari lalu

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

Sejumlah teknik dan jurus pencak silat awalnya eksklusif dan hanya dipelajari keluarga bangsawan. Namun telah berubah dan lebih inklusif.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

45 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.

Baca Selengkapnya

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

50 hari lalu

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat

Baca Selengkapnya

269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

51 hari lalu

269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

Perjanjian Giyanti berkaitan dengan hari jadi Yogyakarta pada 13 Maret, tahun ini ke-269.

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

51 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya