TEMPO Interaktif, Jakarta:Panglima TNI Jenderal TNI Endriartono Sutarto secara tegas menyatakan tidak ada milisi di Aceh. “Saya tidak melihat ada milisi, karena selama ini kita tidak pernah membuat milisi,” kata dia seusai menghadiri silaturahmi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan keluarga besar Persatuan Purnawirawan ABRI (Pepabri), di Gedung Balai Sudirman, Jumat (30/9). Menurut Endriartono, milisi itu dibentuk secara formal dan dipersenjatai untuk melawan, tetapi itu tidak ada. Pernyataan ini disampaikan terkait keluhan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang menyatakan keberadaan milisi (warga sipil yang bersenjata) telah menghambat pelaksanaan kesepakatan damai, terutama wilayah Aceh Tengah dan Bener Meriah. Milisi-milisi itu dinilai mengganggu reintegrasi mantan anggota GAM ketengah masyarakat. “Saya pikir seharusnya tidak boleh terjadi, karena mereka (GAM) sudah menyatakan kembali ke pangkuan ibu pertiwi, kita anggap (mantan GAM), sebagai saudara-saudara kita lagi,” kata Endriartono. Kemungkinan yang disebut milisi oleh GAM, lanjut dia, adalah kelompok-kelompok masyarakat yang tidak suka terhadap GAM. “Kalau ada kelompok masyarakat yang tidak suka GAM barangkali ada, tapikan boleh saja,” ujarnya sambil mencontohkan keberadaan kelompok-kelompok yang tidak suka dengan GAM sama dengan keberadaan kelompok masayarakat yang menentang kebijakan pemerintah menaikan harga BBM. Endriartono kembali menegaskan bahwa dirinya tidak pernah melihat maupun membentuk kelompok yang disebut milisi. Namun, ia tidak membantah dari kelompok masyarakat yang ada di Aceh, banyak kelompok-kelompok yang tidak suka dengan GAM. Mengenai laporan LSM di Aceh bahwa telah terjadi beberapa pelanggaran baik dari GAM maupun TNI selama penyerahan senjata tahap pertama, Endriartono menukas, “Prinsipnya kalau melanggar hukum ditindak secara hukum, itu saja.” Sunariah