TEMPO Interaktif, Klaten: Proyek pembangunan jalur listrik Saluran Udara Ekstra Tegangan Tinggi (SUTET) milik PLN yang menghubungkan Klaten-Tasikmalaya kembali dihentikan paksa oleh warga Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes, Kabupaten Klaten, Jateng. Alasannya, jalur membahayakan warga karena berada di tengah-tengah perkampungan.Warga mendatangi lokasi proyek dan meminta para pekerja untuk menghentikan pembangunan pondasi. Penduduk kemudian 'menyegel' lokasi proyek yang terletak di areal wisata ziarah itu dengan sebuah papan besar yang bertulisan: ?Lokasi ini disegel oleh warga?.Penduduk di Desa Jimbung mendesak agar jalur SUTET itu dibelokkan ke persawahan di sebelah desa. ?Penduduk khawatir pembangunan SUTET akan mengakibatkan warga mengalami cacat, pohon yang tak mau tumbuh, dan tanah tidak laku dijual seperti di Bogor dan kota lainnya," kata Nur Wihanda, salah seorang warga, Minggu (25/9).Warga yang tergabung dalam Komunitas Warga Peduli SUTET, kata Nur Wihanda, tidak berniat menghalangi pembangunan jalur distribusi aliran listrik. Beberapa waktu lalu warga sudah melayangkan protes ke PLN agar pembangunan dibatalkan atau dibelokkan ke sawah. Warga juga sempat menghentikan paksa proses pembangunan proyek ini. Namun, beberapa hari terakhir ini, kontraktor yang diserahi pembangunan SUTET mengerjakan proyeknya dengan membangun pondasi pembangunan Sutet 400 KV itu.Pembangunan Sutet Nomor 40 dan 41 ini akan menghubungkan aliran listrik dari Klaten hingga ke Tasikmalaya. Di sekitar kampung tersebut juga telah dibangun dua tower dengan jenis yang sama.Pelaksana Teknis Kontraktor Pembangunan Tower SUTET M Arifin mengaku mendapat perintah dari PLN untuk meneruskan pembangunan. Namun pembangunan tersebut dihentikan, setelah ada protes dari warga dalam bentuk penyegelan lahan. "Kami terpaksa menghentikan pelaksanaan pembangunan, sebab warga menolak dibangunnya tower di sini," ujar Arifin.Padahal, lanjut Arifin, dalam perjanjian yang telah disepakati proyek ini harus selesai setidaknya November mendatang. Dengan adanya kasus ini, kemungkinan besar pekerjaan secara keseluruhan akan terhambat. Anas Syahirul