Polri: Mungkin Beras di Lab Sucofindo Terkontaminasi Plastik  

Reporter

Kamis, 28 Mei 2015 15:55 WIB

Beras plastik dengan beras asli terlihat perbedaannya ketika sudah dimasak. TEMPO/Wahyurizal Hermanuaji

TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Markas Besar Kepolisian RI, Inspektur Jenderal Anton Charlian, mengatakan tak ada yang salah dalam hasil uji laboratorium PT Sucofindo, yang menyatakan ada kandungan plastik dalam beras. Namun, ujar Anton, kemungkinan sampel beras yang diteliti Sucofindo terkontaminasi dengan senyawa plastik.

"Mungkin, saat di kapal, beras itu tercecer lalu terkontaminasi dengan bakteri atau lainnya," ucap Anton di Mabes Polri, Kamis, 29 Mei 2015. “Sedangkan beras yang diteliti Puslabfor dan BPOM tidak terkontaminasi.”

Selain itu, kemungkinan metode pengujian yang digunakan Sucofindo berbeda dengan metode yang dipakai Badan Pengawasan Obat dan Makanan serta Pusat Laboratorium Forensik Polri. Untuk itu, Bareskrim memberikan masing-masing sampel dari Sucofindo, Puslabfor, dan BPOM untuk diuji kembali. Pengujian tersebut dilaksanakan oleh ahli dari Universitas Indonesia dan Institut Pertanian Bandung.

"Supaya hasilnya netral dan lebih akurat," ujar Anton.

Sebelumnya, hasil uji laboratorium BPOM, Puslabfor, dan Kementerian Perdagangan adalah negatif. Artinya, tidak ada kandungan plastik dalam beras tersebut. Namun hasil uji laboratorium Sucofindo sebaliknya.

Anton pun meminta masyarakat tidak perlu resah dengan isu beras plastik. Untuk sementara ini, tutur dia, tidak ada temuan beras plastik. Polri pun sempat menelusuri pedagang beras di Bekasi dan Indramayu, tapi tidak menemukan adanya beras plastik.

"Kemarin, katanya dari Bekasi sama Indramayu, tapi enggak jelas juga, tidak ada temuan itu," katanya.

Anton mengimbau agar masyarakat melaporkan bila menemukan beras yang fisiknya mencurigakan, seperti warnanya yang terlalu putih atau berubah bentuk setelah dimasak. "Lapor saja, kami akan mengapresiasi," ujarnya.

Isu beras plastik ini bermula dari laporan Dewi Septiani, warga Bekasi, Jawa Barat. Dewi mengaku sakit perut dan muntah-muntah setelah mengkonsumsi nasi dari beras tersebut.

DEWI SUCI RAHAYU

Berita terkait

Tak Kebal Aturan Ganjil-Genap, Apa yang Masuk Kategori Pelat Nomor Khusus?

31 menit lalu

Tak Kebal Aturan Ganjil-Genap, Apa yang Masuk Kategori Pelat Nomor Khusus?

Apa itu pelat nomor khusus dan bagaimana aturannya termasuk saat masuk wilayah sistem ganjil-genap?

Baca Selengkapnya

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba Sejak September 2023

2 jam lalu

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba Sejak September 2023

Polisi juga telah menangani 10 kasus narkoba menonjol sejak 14 Maret hingga 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Ancaman Polri kepada Personel yang Terbukti Gunakan Narkoba

4 jam lalu

Ancaman Polri kepada Personel yang Terbukti Gunakan Narkoba

Polri bakal langsung memecat anggota kepolisian yang terbukti mengkonsumsi narkoba.

Baca Selengkapnya

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

1 hari lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

2 hari lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

2 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

3 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

3 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

3 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

3 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya