Ahli Kimia UNS: Penguji Beras Plastik Harus Kredibel

Reporter

Editor

Nur Haryanto

Kamis, 28 Mei 2015 12:44 WIB

Beras plastik dengan beras asli terlihat perbedaannya ketika sudah dimasak. TEMPO/Wahyurizal Hermanuaji

TEMPO.CO, Jakarta - Dosen kimia Universitas Sebelas Maret Solo, Fajar Rakhman Wibowo, mengatakan pemerintah seharusnya memastikan kredibilitas pengujian beras plastik lebih dulu sebelum mengumumkan ke masyarakat. “Jangan bicara data yang tidak jelas,” kata Fajar saat dihubungi, Kamis dinihari, 28 Mei 2015.

Kasus beras plastik semakin simpang siur ketika Sucofindo dan Badan Peneliti Obat dan Makanan mengumumkan hasil yang berbeda saat menguji beras yang diduga mengandung plastik. Sejak awal, PT Sucofindo (Persero) menyatakan beras temuan Dewi Septiani, warga Bekasi, dua pekan lalu, mengandung beberapa senyawa kimia. Sedangkan BPOM tidak menemukan kandungan apa pun yang berbahaya bagi manusia.

Berdasarkan akreditasi, Fajar mengatakan, Sucofindo diakui bisa menganalisis beras. Sedangkan, BPOM itu urusannya obat dan makanan, dan lebih banyak meneliti obat. Dalam akreditasinya tidak disebutkan BPOM kredibel untuk analisis polimer. Sedangkan Sucofindo yang dianalisis kompleks. “BPOM saya tidak menemukannya,” kata doktor lulusan University of Innsbruck ini.

Meski dalam kasus ini Sucofindo lebih kredibel, Fajar mengatakan, bukan jaminan Sucofindo benar. Sebab, kata dia, pernah menemukan beberapa laboratorium yang telah terakreditasi juga ngawur dalam menguji. “Pas mau akreditasi aja ngujinya beneran,” kata Fajar, yang saat ini sedang berada di Gnadenwald, Tirol, Austria, ini.

Fajar mengatakan, akreditasi itu memastikan laboratorium itu melakukan pengujian sesuai kemampuan. Akreditasi itu menyebutkan laboratorium yang bersangkutan kompeten menganalisis parameter tertentu dari material tertentu. “Ndak waton iso nguji (tidak asal bisa menguji).”

Menanggapi apakah beras plastik kemungkinan ada? Fajar mengatakan hal itu bukan bukan sesuatu yang tidak mungkin. Dari pengalamannya baru-baru ini, dia mengatakan, terlibat dalam riset mencampur plastik dengan serat daun nanas. “Artinya plastik dengan serat alam memang mungkin campur.”

Sebelumnya, Sucofindo menyatakan sampel beras mengandung tiga senyawa pelentur plastik. Namun lima lembaga pemerintah menyatakan sebaliknya: tidak ada senyawa plastik di dalam beras. Sucofindo, yang bergerak dalam bidang pemeriksaan, pengawasan, pengujian, dan pengkajian produk, bergeming.

Juru bicara Sucofindo, Hotma Muliana Sibuea, Hotma menampik dugaan alat uji pada laboratorium mereka terkontaminasi, seperti disampaikan Kepala Kepolisian RI Jenderal Badrodin Haiti. Ia menyatakan fasilitas laboratorium Sucofindo telah mengantongi sertifikat ISO 17025. Artinya, semua alat dan proses penelitian sudah terstandardisasi dengan cermat. "Kami yakin hasil laboratorium kami akurat," kata dia di kantornya kemarin.

Hotma juga memastikan sampel diuji di laboratorium Sucofindo di Cibitung. Senyawa yang ditemukan lantas dicocokkan dengan arsip laboratorium, dan dipastikan hasilnya adalah tiga senyawa pelentur plastik, yaitu bis (2-ethylhexyl), phthalate (DEHP), benzyl butyl phthalate (BBP), dan diisononyl phthalate (DINP). Ketiganya dikenal sebagai bahan pelentur polivynil chloride yang beracun bagi manusia.

Sedangkan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Roy Sparringa mengatakan pihaknya tidak menemukan kandungan plastik dan logam berat yang biasa terdapat dalam plastik, seperti timbal. Ia menduga Sucofindo tak melakukan baku pembanding berdasarkan kesepadanan substansi hingga titik leleh. “Kami siap menemui Sucofindo untuk mendiskusikan perbedaan hasil ini,” ucapnya.

NUR HARYANTO

Berita terkait

UNS Terima 2.042 Calon Mahasiswa Baru dari SNBP 2024, Peringkat ke-10 Pendaftar Terbanyak

40 hari lalu

UNS Terima 2.042 Calon Mahasiswa Baru dari SNBP 2024, Peringkat ke-10 Pendaftar Terbanyak

Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo mengumumkan jumlah pendaftar SNBP 2024 yang dinyatakan lolos masuk ke UNS sebanyak 2.042 orang.

Baca Selengkapnya

Cara Mencegah Munculnya Kutu Beras

26 Februari 2024

Cara Mencegah Munculnya Kutu Beras

Kutu beras biasa ditemukan pada tanaman di ladang sebelum panen, namun biasanya baru terlihat beberapa waktu kemudian, setelah pengolahan.

Baca Selengkapnya

3 Prodi FMIPA UNS Terakreditasi Internasional ASIIN

29 Oktober 2023

3 Prodi FMIPA UNS Terakreditasi Internasional ASIIN

Sebanyak tiga program studi di FMIPA Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berhasil memperoleh akreditasi dari Jerman.

Baca Selengkapnya

Pakar Teknologi Pangan IPB Jelaskan Soal Heboh Beras Plastik

13 Oktober 2023

Pakar Teknologi Pangan IPB Jelaskan Soal Heboh Beras Plastik

Slamet Budijanto mengatakan informasi beras plastik yang beredar di masyarakat dan menjadi perbincangan banyak orang adalah hoax.

Baca Selengkapnya

Heboh Beras Plastik, Pakar di UGM Jelaskan Mengapa Nasi Bisa Memantul

11 Oktober 2023

Heboh Beras Plastik, Pakar di UGM Jelaskan Mengapa Nasi Bisa Memantul

Wakil Ketua Pusat Halal UGM Nanung Danar Dono menyebut informasi yang beredar di media sosial terkait peredaran beras plastik adalah hoaks.

Baca Selengkapnya

Di Hadapan Maba UNS, Bahlil Lahadalia Ungkap Rumus Jadi Kaya Raya

22 Agustus 2023

Di Hadapan Maba UNS, Bahlil Lahadalia Ungkap Rumus Jadi Kaya Raya

Menteri Investasi RI Bahlil Lahadalia hadir di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo sebagai narasumber dalam rangkaian kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2023

Baca Selengkapnya

Nadiem Batalkan Hasil Pemilihan Rektor, MWA UNS Berkukuh Pelantikan Digelar

5 April 2023

Nadiem Batalkan Hasil Pemilihan Rektor, MWA UNS Berkukuh Pelantikan Digelar

Meski sudah dibatalkan oleh Kementerian Pendidikan, MWA UNS berkukuh akan tetap menggelar pelantikan rektor.

Baca Selengkapnya

UNS Ciptakan Panel Surya Berbasis Zat Warna, Mampu Serap Cahaya dalam Intensitas Rendah

30 Desember 2022

UNS Ciptakan Panel Surya Berbasis Zat Warna, Mampu Serap Cahaya dalam Intensitas Rendah

UNS Surakarta berhasil membuat panel surya berbasis zat warna. Simak prosesnya pembuatannya di sini.

Baca Selengkapnya

Teliti Tanaman Nyamplung untuk Obat Kanker, Triana Raih Gelar Guru Besar UNS

6 Desember 2022

Teliti Tanaman Nyamplung untuk Obat Kanker, Triana Raih Gelar Guru Besar UNS

Tanaman nyamplung dipilih dalam penelitian Triana karena mempunyai senyawa aktif yang berpotensi sebagai antikanker.

Baca Selengkapnya

Pemilihan Rektor UNS Diterpa Isu Kecurangan, MWA Pertimbangkan Langkah Hukum

23 November 2022

Pemilihan Rektor UNS Diterpa Isu Kecurangan, MWA Pertimbangkan Langkah Hukum

Rektor Terpilih UNS, Sajidan, dituding melakukan kecurangan demi bisa memenangkan kontestasi itu.

Baca Selengkapnya