9 Tahun Lumpur Lapindo, Pengusaha Harap Jokowi Turun Tangan

Reporter

Editor

Kurniawan

Rabu, 27 Mei 2015 14:13 WIB

Sebuah rumah yang di tinggalkan pemiliknya akibat digenangi luapan lumpur Lapindo di desa Kedungbendo, Porong, Sidoarjo, 14 Desember 2014. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Sidoarjo - Menjelang peringatan sembilan tahun lumpur Lapindo yang jatuh pada Jumat, 29 Mei 2015, beberapa pengusaha korban lumpur Lapindo punya banyak harapan. Salah satunya adalah mereka berharap pemerintah Presiden Joko Widodo menalangi ganti rugi seperti yang dilakukan kepada warga korban lumpur Lapindo.

"Itu salah satu harapan kami," kata Yeyen, wakil dari 25 pengusaha korban lumpur lapindo, kepada Tempo di sebuah pusat perbelanjaan di Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu, 27 Mei 2015.

Soal jumlah ganti ruginya, kata Yeyen, para pengusaha ingin disamakan saja dengan warga korban lumpur Lapindo, yakni dengan dihitung hanya bangunan dan tanahnya. Jika tidak diganti, menurut Yeyen, para pengusaha tidak akan bisa melanjutkan usaha mereka kembali. "Setelah ada lumpur Lapindo itu hampir semua pengusaha gulung tikar karena kehabisan modal," ujar Yeyen.

Titiek Suwartiningsih, pengusaha lain, menjelaskan, setelah perusahaannya terkena lumpur Lapindo, dia gulung tikar karena kehabisan modal untuk melanjutkan usaha. "Sudah tutup pertengahan 2013 karena modalnya habis untuk sewa tempat maupun produksi," tuturnya.

PT Minarak Lapindo Jaya, kata Titiek, hanya memberikan ganti rugi Rp 1,5 miliar dari total kerugian sekitar Rp 12 miliar. Dia menjelaskan bahwa sebetulnya PT Minarak Lapindo Jaya memberikan sebuah perjanjian jual-beli dengannya pada 2008. Minarak berjanji hanya memberikan ganti sebesar Rp 5 miliar dalam tiga tahap pembayaran, tapi nyatanya berhenti pada pembayaran tahap kedua.

"Pada 31 Maret 2009, mereka mengaku tidak mampu membayarnya, sehingga perjanjiannya otomatis batal. Dan, sesuai kesepakatan, jumlah 30 persen yang sebelumnya dibayarkan kepada saya tidak saya kembalikan. Saya juga bisa mengambil sertifikat saya di notaris. Itu semua ada di perjanjian pada tahun 2008," dia menjelaskan.

EDWIN FAJERIAL

Berita terkait

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

8 jam lalu

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

Wapres mengatakan presidential club ini bisa dalam bentuk konsultasi baik secara personal maupun informal, jika sulit diformalkan

Baca Selengkapnya

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

8 jam lalu

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

Jerry Sambuaga mengatakan baik Jerman maupun Indonesia memegang posisi penting di regional masing-masing.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan PPDS: Pendidikan Dokter Spesial Gratis, Dapat Gaji Lagi

8 jam lalu

Jokowi Resmikan PPDS: Pendidikan Dokter Spesial Gratis, Dapat Gaji Lagi

Kementerian Kesehatan membuka Program Pendidikan Dokter Spesialis atau PPDS berbasis rumah sakit pendidikan gratis.

Baca Selengkapnya

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

10 jam lalu

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

Bea Cukai menanggapi unggahan video Tiktok yang mengaku mengirim cokelat dari luar negeri senilai Rp 1 juta dan dikenakan bea masuk Rp 9 juta.

Baca Selengkapnya

Daftar 12 Laboratorium di Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

11 jam lalu

Daftar 12 Laboratorium di Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

Indonesia Digital Test House menjadi laboratorium uji perangkat digital terbesar di Asia Tenggara. Simak pesan peresmian Jokowi.

Baca Selengkapnya

Pabrik Bata di Purwakarta Ditutup, Ini Komentar dari Jokowi hingga Pj. Gubernur Jabar

11 jam lalu

Pabrik Bata di Purwakarta Ditutup, Ini Komentar dari Jokowi hingga Pj. Gubernur Jabar

Presiden Jokowi menilai tutupnya pabrik sepatu Bata karena pertimbangan efisiensi dan tidak menggambarkan kondisi perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

11 jam lalu

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB) dalam komitmennya mendukung pengarusutamaan gender.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

12 jam lalu

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

Jokowi mengatakan CEO dari perusahaan teknologi global, yakni Tim Cook dari Apple dan Satya Nadela dari Microsoft telah bertemu dengan dia di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Jokowi Berkomentar hingga Asal-usul Nama Merek

13 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Jokowi Berkomentar hingga Asal-usul Nama Merek

Pabrik sepatu Bata tutup, Jokowi memaklumi usaha selalu ada kondisi naik turun

Baca Selengkapnya

Respons Gerindra, Jokowi, dan Gibran soal Isu Tambah Kementerian di Kabinet Prabowo

14 jam lalu

Respons Gerindra, Jokowi, dan Gibran soal Isu Tambah Kementerian di Kabinet Prabowo

Isu penambahan kementerian di Kabinet Prabowo mendapat respons dari Presiden Jokowi, Gibran, dan Partai Gerinda. Apa katanya?

Baca Selengkapnya