Mengapa Ilmuwan Indonesia Pilih Bekerja di Luar Negeri? Ini Cerita Habibie

Reporter

Senin, 25 Mei 2015 12:34 WIB

BJ Habibie. TEMPO/Aditia Noviansyan

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Presiden Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie mengaku prihatin dengan banyaknya anak muda, pakar, dan ilmuwan Indonesia memilih tinggal dan bekerja di Luar Negeri. Menurut Habibie, salah satu keputusan mereka hijrah ke luar negeri lantaran kebijakan pemerintah selama ini yang lebih gemar impor produk, yang sebenarnya bisa diciptakan sendiri oleh putra-putri Indonesia.

"Mengapa mereka tidak pulang? Mengapa mereka tidak bekerja saja di Tanah Air?" kata Habibie seusai jamuan makan malam memperingati 25 tahun Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) di kediamannya di kawasan Patra Kuningan, Jakarta, Minggu malam, 24 Mei 2015. "Mengapa? Karena kalau pulang ke sini tidak ada lapangan kerjanya."

Habibie menuturkan, "Indonesia rajin mengimpor. Karena ada impor dari anak bangsa lain padahal anak-anak Anda mampu buatnya, ngapain dia di sini? Dia nganggur, dia kerja lain, realistis saja."

Ia mengatakan, jika tetap di Indonesia, sumber daya manusia berkualitas negara itu akan terus menganggur. "Kita harus konsentrasi memanfaatkan produksi dalam negeri sebanyak mungkin. Kalau konsisten dikerjakan, mereka juga akan tetap di Indonesia," ujar Habibie.

Menurut Habibie, orang-orang dengan kemampuan lebih itu harus bekerja, karena dengan bekerja dia bisa menjadi unggul. "Kalau nganggur bakal sudah habis kemampuan unggulnya," ucapnya.

Presiden ketiga Indonesia ini menyebutkan dia dulu membangun industri strategis yang dapat memproduksi berbagai produk, seperti kereta api, kapal terbang, dan senjata. Namun, karena reformasi, industri strategis dibubarkan. "Kita ramai-ramai menikamnya, membunuhnya, dibubarkan. Itu dalam kacamata saya kriminal, bayi perlu pembelajaran agar menjadi manusia produktif. Kalau anak sakit dibawa ke rumah sakit untuk disehatkan," tuturnya.

Perusahaan yang baru didirikan, kata Habibie, sama seperti bayi yang baru dilahirkan. Kalau mengalami kesulitan cash flow, harus disehatkan.
"Industri strategis waktu itu dibubarkan. Saya protesnya bukan main, tapi tidak didengar. Dalam kacamata saya, pembubaran itu kriminal, tapi saya tidak sampaikan eksplisit karena bisa timbulkan sikap emosional," katanya.

Menurut Habibie, Indonesia harus mengandalkan masa depan pada keunggulan SDM-nya. Untuk itu dibutuhkan biaya yang diperoleh dari penjualan sumber daya alam terbarukan dan tidak terbarukan.

ANTARA

Berita terkait

Pensiunan Puspitek Sebut Permintaan Pengosongan Rumah Dinas Sudah Ada Sejak 2017, Namun Batal

1 hari lalu

Pensiunan Puspitek Sebut Permintaan Pengosongan Rumah Dinas Sudah Ada Sejak 2017, Namun Batal

Pensiunan Puspitek menyatakan Menristek saat itu, BJ Habibie, menyiapkan rumah dinas itu bagi para peneliti yang ditarik dari berbagai daerah.

Baca Selengkapnya

BRIN: Rumah di Puspitek Punya Negara Tak Bisa Dimiliki

1 hari lalu

BRIN: Rumah di Puspitek Punya Negara Tak Bisa Dimiliki

Kepala Biro Manajemen Barang Milik Negara dan Pengadaan pada BRIN Arywarti Marganingsih mengatakan perumahan Puspitek, Serpong, tak bisa jadi hak milik.

Baca Selengkapnya

Selain Dian Sastro - Reza Rahadian, Pasangan di Film Lain Reza Rahadian dan BCL Setidaknya di 5 Film Ini

43 hari lalu

Selain Dian Sastro - Reza Rahadian, Pasangan di Film Lain Reza Rahadian dan BCL Setidaknya di 5 Film Ini

Selain Dian Sastro dan Nicholas Saputra, Indonesia punya pasangan aktor Reza Rahadian dan BCL yang kerap dipasangkan dalam film.

Baca Selengkapnya

Profil Promotor Musik Adrie Subono, Java Musikindo Akan Comeback?

49 hari lalu

Profil Promotor Musik Adrie Subono, Java Musikindo Akan Comeback?

Adrie Subono adalah promotor musik yang berpengalaman menghadirkan konser penyanyi dalam dan luar negeri. Ia juga merupakan keponakan dari B.J. Habibie.

Baca Selengkapnya

Laporan Investigasi dan Cover Majalah Tempo Pernah Dilaporkan, Ada Soal Soeharto Sampai Jokowi

56 hari lalu

Laporan Investigasi dan Cover Majalah Tempo Pernah Dilaporkan, Ada Soal Soeharto Sampai Jokowi

Beberapa kali laporan investigasi dan cover Majalah Tempo pernah dilaporkan ke Dewan Pers oleh berbagai pihak. Soal apa saja, dan siapa pelapornya?

Baca Selengkapnya

53 Tahun Majalah Tempo, Berdiri Meski Berkali-kali Alami Pembredelan dan Teror

56 hari lalu

53 Tahun Majalah Tempo, Berdiri Meski Berkali-kali Alami Pembredelan dan Teror

Hari ini, Majalah Tempo rayakan hari jadinya ke-53. Setidaknya tercatat mengalami dua kali pembredelan pada masa Orde Baru.

Baca Selengkapnya

Solihin GP Berpulang, Menjadi Gubernur Jawa Barat di Usia 44 Tahun

56 hari lalu

Solihin GP Berpulang, Menjadi Gubernur Jawa Barat di Usia 44 Tahun

Selain sempat menjadi orang kepercayaan Soeharto, Solihin GP berperan dalam Agresi Militer Belanda pada 1947. Ini karier militer dan politiknya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tetapkan Prabowo Jenderal Kehormatan TNI, Mengapa Dulu Dia Diberhentikan dari Militer?

28 Februari 2024

Jokowi Tetapkan Prabowo Jenderal Kehormatan TNI, Mengapa Dulu Dia Diberhentikan dari Militer?

Prabowo Subianto dapat pangkat jenderal kehormatan TNI dari Jokowi. Bagaimana kisahnya dulu ia diberhentikan dari militer? Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Masa-masa Akhir Jabatan Presiden RI dari Sukarno hingga Jokowi, Beberapa Berakhir Tragis

13 Februari 2024

Masa-masa Akhir Jabatan Presiden RI dari Sukarno hingga Jokowi, Beberapa Berakhir Tragis

Tujuh Presiden RI miliki cerita pada akhir masa jabatannya. Sukarno, Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY, dan Jokowi punya takdirnya.

Baca Selengkapnya

Peristiwa Besar Mengiringi Lengsernya Soeharto, Termasuk 14 Menteri Mundur Bersama-sama

27 Januari 2024

Peristiwa Besar Mengiringi Lengsernya Soeharto, Termasuk 14 Menteri Mundur Bersama-sama

Beberapa peristiwa besar libatkan Soeharto hingga proses lengsernya, pada 21 Mei 1998. Termasuk kerusuhan Mei 1998 dan 14 menteri mundur bersama-sama.

Baca Selengkapnya