TEMPO Interaktif, Jakarta:Menurut Deputi bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS), Rusman Heriawan, instansinya sudah menyelesaikan 90 persen pendataan keluarga miskin di seluruh tanah air.Menurut Rusman, 90 persen data sensus yang sudah masuk ke BPS pusat tersebut totalnya mencapai 13.662.594 juta keluarga atau sekitar 54,65 juta jiwa dari 814.525 satuan lingkungan setempat yang terkecil yakni RT (rukun tetangga). Mereka dikategorikan masuk dalam garis kemiskinan sebagai keluarga yang sangat miskin, miskin, dan mendekati miskin.Artinya, sekitar 1,9 juta penduduk warga miskin belum tercatat dari perkiraan awal sebanyak 15,5 juta keluarga masuk kategori miskin. "Angka ini tidak termasuk pendatan untuk pengungsi,"kata Rusman.Dari 30 provinsi yang ada, Nangroe Aceh Darussalam tidak diadakan sensus. Sebab, di Aceh saat ini sedang dilakukan sensus khusus pasca tsunami dan gempa bumi. Untuk sementara Jawa tengah menjadi daerah dengan penduduek miskin terbanyak yakni 2.794.744 keluarga, disusul Jawa Timur 2.736.541 keluarga dan Jawa Barat 2.591.806 keluarga.Menurut Rusman, angka penduduk miskin Indonesia naik cukup signifikan. Data kemiskinan BPS tahun 2004 menyebutkan jumlah penduduk miskin Indonesia sekitar 36 juta jiwa, tapi setelah dilakukan pendataan keluarga miskin diperkirakan jumlahnya melonjak hingga 62 juta jiwa. "Jumlah ini meningkat karena data sensus kemiskinan BPS memasukkan kriteria mendekati miskin. Sedangkan, pendataan 2004 hanya penduduk yang sangat miskin dan miskin saja. Jadi tidak bisa diperbandingkan,"ujarnya. Dari hasil sensus tersebut pemerintah memiliki data mikro tentang jumlah dan siapa saja keluarga miskin di tanah air untuk keperluan transfer dana kompensasi kenaikan BBM. Selesai pendataan PT Pos Indonesia mencetak Kartu Kompensasi BBM (KKB) yang akan diserahkan ke BPS kota kabupaten untuk diserahkan kepada keluarga miskin pada tanggal 28 September hingga 20 Oktober 2005.Agus Supriyanto
BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen
13 hari lalu
BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen
Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.