TEMPO Interaktif, Yogyakarta:Aksi menentang rencana kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) semakin meluas. Gabungan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari berbagai fakultas Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Jumat (16/9) menggelar aksi di Bunderan kampus setempat. Mereka menolak rencana pemerintah menaikkan harga BBM Oktober depan. Menurut Presiden BEM Keluarga Mahasiswa UGM, Hanta Yudha, kebijakan menaikkan harga BBM merupakan bentuk kegagalan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pembangunan ekonomi. Kebijakan menaikkan harga BBM, tidak lain adalah untuk menutup defisit APBN karena kesalahan kebijakan yang telah diambil oleh tim ekonomi Presiden Yudhoyono. "Sebagai pemimpin nasional, Presiden Yudhoyono harus bertanggung jawab atas kegagalan pembangunan ekonomi. Salah satu bentuknya adalah dengan segera memecat tim ekonomi di kabinet Indonesia bersatu dan menggantinya dengan sosok yang berkualitas,"katanya.Menurut BEM UGM, jika pemerintah menaikkan harga BBM dipastikan bakal terjadi gejolak di masyarakat. Beban rakyat, juga semakin berat terlebih kenaikan harga BBM dilakukan menjelang hari raya. "Apalagi kenaikan harga BBM mencapai 50 persen. Ini jelas sebuah ketidakadilan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap rakyatnya," ujar Hanta.Dalam aksi di Bunderan itu, para mahasiswa UGM juga mengusung sejumlah poster dan spanduk. DI antaranya berbunyi Kenaikkan BBM=Penindasan Rakyat, Tolak Kenaikkan BBM, Tim Ekonomi Harus Dipecat, dan Presiden SBY mana Janjimu? dan sebagainya.Syaiful Amin