TEMPO Interaktif, Banda Aceh: Panglima Komando Militer Iskandar Muda Aceh Supiadin menyatakan sangat puas dengan senjata yang diserahkan GAM. Sebagai pengimbang langkah GAM itu, TNI akan menarik dua batalion (sekitar 1.500 orang) pasukan yang bertugas di Lhoksukon, Aceh Utara, dan Pidie pada 18 September. "Mereka (GAM) telah membuktikan komitmennya untuk menyerahkan senjata," kata Supiadin kepada wartawan seusai menyaksikan prosesi penyerahan senjata di lapangan Blang Padang, Banda Aceh, Kamis (15/9). Selain Supiadin, hadir dalam prosesi penyerahan senjata itu antara lain Menteri Komunikasi dan Informatika Sofyan Djalil dan sejumlah anggota DPR. Menurut Supiadin, dari 78 pucuk senjata yang diserahkan (bukan 80 seperti yang diberitakan sebelumnya), beberapa diantaranya adalah senjata rakitan. Namun, ia mengaku belum menghitung jumlah persis senjata rakitan itu. "Yang pasti, anggota TNI yang ditarik sesuai dengan jumlah senjata standar yang diserahkan GAM. Sedangkan senjata rakitan, tidak dihitung," kata Supiadin. Irwandi Yusuf, utusan senior GAM di Komisi Bersama Pengaturan Keamanan mengatakan tak ada ketentuan dalam nota kesepahaman yang menyebutkan GAM harus menyerahkan senjata standar. Bagi GAM, kata dia, penyerahan senjata hari ini adalah bentuk komitmen terhadap kesepakatan damai.Kepala Aceh Monitoring Misson (AMM) Pieter Feith mengatakan, senjata yang diserahkan harus memiliki laras dan berel terbuat dari baja serta bisa mengeluarkan tembakan. "Saat ini masih diselidiki jumlah senjata yang memenuhi syarat tersebut," ujarnya. Seusai menerima senjata dari GAM, AMM langsung memotong-motong senjata berbagai jenis itu di Blang Padang menggunakan mesin. Yuswardi Ali Suud