Dua Batalion TNI Ditarik dari Aceh 18 September

Reporter

Editor

Kamis, 15 September 2005 15:59 WIB

TEMPO Interaktif, Banda Aceh: Panglima Komando Militer Iskandar Muda Aceh Supiadin menyatakan sangat puas dengan senjata yang diserahkan GAM. Sebagai pengimbang langkah GAM itu, TNI akan menarik dua batalion (sekitar 1.500 orang) pasukan yang bertugas di Lhoksukon, Aceh Utara, dan Pidie pada 18 September. "Mereka (GAM) telah membuktikan komitmennya untuk menyerahkan senjata," kata Supiadin kepada wartawan seusai menyaksikan prosesi penyerahan senjata di lapangan Blang Padang, Banda Aceh, Kamis (15/9). Selain Supiadin, hadir dalam prosesi penyerahan senjata itu antara lain Menteri Komunikasi dan Informatika Sofyan Djalil dan sejumlah anggota DPR. Menurut Supiadin, dari 78 pucuk senjata yang diserahkan (bukan 80 seperti yang diberitakan sebelumnya), beberapa diantaranya adalah senjata rakitan. Namun, ia mengaku belum menghitung jumlah persis senjata rakitan itu. "Yang pasti, anggota TNI yang ditarik sesuai dengan jumlah senjata standar yang diserahkan GAM. Sedangkan senjata rakitan, tidak dihitung," kata Supiadin. Irwandi Yusuf, utusan senior GAM di Komisi Bersama Pengaturan Keamanan mengatakan tak ada ketentuan dalam nota kesepahaman yang menyebutkan GAM harus menyerahkan senjata standar. Bagi GAM, kata dia, penyerahan senjata hari ini adalah bentuk komitmen terhadap kesepakatan damai.Kepala Aceh Monitoring Misson (AMM) Pieter Feith mengatakan, senjata yang diserahkan harus memiliki laras dan berel terbuat dari baja serta bisa mengeluarkan tembakan. "Saat ini masih diselidiki jumlah senjata yang memenuhi syarat tersebut," ujarnya. Seusai menerima senjata dari GAM, AMM langsung memotong-motong senjata berbagai jenis itu di Blang Padang menggunakan mesin. Yuswardi Ali Suud

Berita terkait

Soal Qanun Bendera, DPR Aceh Bentuk Pansus  

12 Oktober 2015

Soal Qanun Bendera, DPR Aceh Bentuk Pansus  

Pansus akan bertemu Presiden membahas bendera Aceh.

Baca Selengkapnya

Polemik Bendera Aceh, Presiden Jokowi Diminta Turun Tangan

24 Agustus 2015

Polemik Bendera Aceh, Presiden Jokowi Diminta Turun Tangan

Anggota Dewan Aceh menilai Presiden perlu turun tangan agar polemik antara Aceh dan Jakarta itu segera selesai.

Baca Selengkapnya

DPR Aceh: Pengibaran Bulan Bintang Hal Wajar  

16 Agustus 2015

DPR Aceh: Pengibaran Bulan Bintang Hal Wajar  

Pengibaran bendera bulan bintang sesuai keinginan warga Aceh yang minta agar pemerintah memberlakukan Qanun Nomor 3 Tahun 2013.

Baca Selengkapnya

Jelang HUT RI, Anggota DPR Aceh Kibarkan Bendera Aceh

15 Agustus 2015

Jelang HUT RI, Anggota DPR Aceh Kibarkan Bendera Aceh

Pengibaran bendera Aceh itu dilangsungkan dalam sebuah upacara di Lhokseumawe.

Baca Selengkapnya

Kibarkan Bendera GAM, Aksi Mahasiswa Dibubarkan Polisi

15 Agustus 2015

Kibarkan Bendera GAM, Aksi Mahasiswa Dibubarkan Polisi

Polisi menghentikan aksi mahasiswa setelah melepaskan tembakan peringatan ke atas.

Baca Selengkapnya

Peringati 10 Tahun Damai, Warga Aceh Gelar Doa Bersama

15 Agustus 2015

Peringati 10 Tahun Damai, Warga Aceh Gelar Doa Bersama

Peringatan sepuluh tahun perdamaian di Aceh tidak semeriah tahun sebelumnya.

Baca Selengkapnya

7 Bendera GAM Berkibar, Apa Kata Sutiyoso?  

30 Juli 2015

7 Bendera GAM Berkibar, Apa Kata Sutiyoso?  

Belum ada kesepakatan perubahan terhadap qanun bendera dan lambang Aceh antara pemerintah Aceh dan pemerintah pusat.

Baca Selengkapnya

Polemik Bendera Aceh, Gubernur Zaini: Tunggu Tanggal Mainnya

6 Mei 2015

Polemik Bendera Aceh, Gubernur Zaini: Tunggu Tanggal Mainnya

Menurut Zaini tindakan menaikkan bendera bulan bintang bukan hal yang harus diputuskan begitu mendadak.

Baca Selengkapnya

Ketua DPR Akan Kibarkan Bendera Aceh, Sekretaris Mencegah  

4 Mei 2015

Ketua DPR Akan Kibarkan Bendera Aceh, Sekretaris Mencegah  

Polemik tentang bendera Aceh telah berlangsung lama. Pemerintah menilai mirip dengan bendera Gerakan Aceh Merdeka.

Baca Selengkapnya

Pembuat Bendera GAM di Pekalongan Dilepaskan  

6 September 2014

Pembuat Bendera GAM di Pekalongan Dilepaskan  

Herlina mengira bendera itu hanya bendera partai politik biasa.

Baca Selengkapnya