Puluhan foto wanita panggilan serta barang bukti uang dan ponsel di tunjukkan saat gelar perkara prostitusi online di Markas Kepolisian Kota Besar, Surabaya, 9 September 2014. TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO,Jakarta - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin menilai maraknya pengungkapan kasus prostitusi online belakangan ini baru menjangkau permukaan saja. Dia menilai prostitusi online yang melibatkan berbagai kalangan, termasuk selebritas, merupakan fenomena gunung es. "Kecil di permukaan, tapi besar di dalammya," kata Din di Istana Wakil Presiden, Selasa, 12 Mei 2015. "Itulah keadaan bangsa kita ini."
Din menilai, tak hanya kasus prostitusi, narkoba dan korupsi juga merupakan penyakit bangsa yang harus diberantas. Menurut dia, saat ini Indonesia sedang mengalami tuna aksara moral. "Artinya, moralitas bangsa ini sudah dibutakan oleh berbagai kegiatan yang merusak," kata Din.
Dia berharap pemerintah bisa segera mengatasi tuna aksara moral itu. Caranya, kata Din, selalu melakukan sosialisasi dan kontrol yang kuat.
Sebelumnya, beberapa praktek prostitusi online terungkap. Serentetan pengungkapan ini diawali oleh terkuaknya kasus pembunuhan terhadap Deudeuh Alfisahrin, pekerja seks yang menjajakan diri lewat media sosial. Kemudian polisi mengungkap jaringan prostitusi online lain yang diduga membuka praktek di Apartemen Kalibata City.