Anak Ini Masukkan Bom ke Koper Ayahnya Hingga Gagal Umroh

Reporter

Selasa, 12 Mei 2015 05:15 WIB

Ilustrasi bom. Boards.ie

TEMPO.CO , Surabaya: Rustawi Tomo Kabul dan istrinya gagal berangkat pergi umroh karena petugas Bandara Brunei menemukan bom ikan dan empat butir peluru di tas kopernya. Rupanya barang berbahaya itu dimasukkan anaknya, Sutrisno Hadi yang berusia 31 tahun.

Polisi telah menangkap Sutrisno yang mengaku sakit hati karena tidak diperhatikan Rustawi, 63 tahun. Sutrisno juga kecewa karena orang yang telah melahirkan dan menghidupinya ini sudah dua kali pergi umroh.

"Harapannya, uang yang dipakai untuk umroh itu diberikan kepadanya," kata Kepala Bidang Penindakan Densus 88 Komisaris Besar Ibnu Suherman ketika dihubungi Tempo, Senin, 11 Mei 2015.

Si Anak mempunyai ide memasukan bom ikan dan empat butir peluru ke dalam tas koper Rustawi yang akan berangkat umroh menggunakan Royal Brunei Airlines.

Di Bandara Juanda, tas itu lolos dari pemeriksaan petugas. Ketika pesawat mendarat dan transit di Brunei pada Sabtu, 2 Mei 2015, baru petugas negeri jiran menemukan barang berbahaya itu.

Rustawi langsung ditangkap kepolisian Brunei Darussalam. Tiga kali polisi Brunei berkunjung ke Mabes Polri. Kunjungan tersebut untuk bertemu dengan Sutrisno guna memperoleh keterangan yang lebih jelas sehingga dapat membuktikan bahwa sebetulnya Rustawi tidak bersalah. "Mudah mudahan saja bisa," kata Ibnu.

Selain Rustawi, ikut ditahan pula istrinya dan pimpinan rombongan jemaah. Namun keduanya dibebaskan dan bergabung bersama 68 anggota rombongan melanjutkan penerbangan ke Jeddah, Arab Saudi. Tinggal Rustawi yang batal berangkat ke Tanah Suci karena ulah anaknya yang sakit hati.

EDWIN FAJERIAL


Berita terkait

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

19 jam lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

20 jam lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

1 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

2 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

2 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

2 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

2 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

3 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

3 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

3 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya