Polemik Sabda Raja, Wali Kota Yogya Tetap Akui Sultan HB X Sebagai Gubernur

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Senin, 11 Mei 2015 22:01 WIB

Sri Sultan Hamengkubuwono X, berikan sambutan atas logo baru Jogja istimewa di kompleks kantor Gubernur DI. Yogyakarta, 5 Februari 2015. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti tetap mengakui Sultan Hamengku Buwono X sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Sultan Hamengku Bawono X sebagai Raja Keraton Yogyakarta. “Kami pasrahkan saja semua ke keraton, dan tetap mengakui Sultan sebagai raja sekaligus gubernur, dengan tugas yang sudah diatur undang-undang,” ujar Haryadi Senin 11 Mei 2015.

Haryadi menuturkan, saat ini roda pemerintahan dan koordinasi Pemerintah DIY dan kota Yogyakarta baik-baik saja dan tak terdampak apapun akibat kisruh sabda raja itu. “Kami tidak mau intervensi atau ikut campur yang bisa membikin suasana makin keruh. Sesuai jalurnya saja dan selesai di tingkat internal,” katanya.

Sebelumnya sejumlah pengamat dan anggota DPRD DIY menyatakan konsekwensi penggantian nama Raja Keraton Yogyakarta itu dari Sultan Hamengku Buwono X menjadi Sultan Hamengku Bawono X dan perubahan gelarnya menimbulkan masalah hukum. Karena Undang-Undang nomor 13 tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY menyebutkan gubenur adalah Sultan Hamengku Buwono yang bertahta. “Kan itu sudah berbeda (dengan Undang-Undang),” kata dosen Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia Ni'matul Huda Rabu 6 Mei 2015.

Jadi, ujarnya, selama gelar yang disandang Sultan adalah Bawono, siapapun sultan yang bertahta tak bisa begitu saja menjadi gubernur DIY. “Tak bisa otomatis jadi gubernur,” katanya.

Wakil Ketua DPRD DIY Arif Noor Hartanto mengatakan pengubahan nama dan gelar Sultan memang urusan internal keraton. Tami masalah yang terjadi di internal keraton itu pasti akan berdampak pada pelayanan publik pemerintah DIY. “Suka atau tidak suka, wilayah internal itu menjadi tak terpisah dengan pelayanan publik,” katanya.

Pernyataan Arif itu diamini Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DPRD Kota Yogyakarta Untung Supriyanto. Dia khawatir polemik Sabda Raja ini akan mempengaruhi roda pemerintahan di wilayah Yogyakarta. “Raja kan seorang gubernur, potensi merembetnya polemik internal keraton itu ke urusan pemerintahan jelas besar sekali. Mulai dari konsentrasi Sultan menghadapi masalah ini dengan tugasnya sebagai kepala pemerintahan yang bersamaan,” ujar Untung.

Menurut dia, pemerintah DIY saat ini sangat tergantung dengan meredanya urusan internal keraton. Dia mengatakan, salah satu yang dituntut masyarakat adalah paugeran keraton ditegakkan dan tak diotak-atik. “Jalannya harus lewat itu untuk meredakan. Sultan (harus) mendengar masyarakat.”

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

6 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

9 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

45 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

50 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

54 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya