Gelar Sultan Berubah, Pemerintahan DIY Kosong?

Reporter

Editor

Grace gandhi

Senin, 11 Mei 2015 05:40 WIB

Sri Sultan HB X menyuruh asistennya untuk meletakan bantal agar ia dapat duduk lesehan, di ndalem Wironegaran, Suryomentaraman, Panembahan, Yogyakarta, 8 Mei 2015. Sri Sultan menegaskan bahwa Sabda Raja merupakan perintah langsung dari Allah dan Leluhur. TEMPO/Pius Erlangga.

TEMPO.CO , Yogyakarta: Isi Sabda Raja yang telah diucapkan Raja Keraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Bawono X pada 30 April 2015 lalu dikhawatirkan akan menyebabkan kekosongan pemimpin di keraton maupun di pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pasalnya, dalam Sabda Raja itu menyebabkan terjadinya perubahan nama dan gelar Sultan sekaligus Gubernur DIY, dari Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem ingkang Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengku Buwana Senapati-ing-Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Sadasa ing Ngayogyakarta Hadiningrat menjadi Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem ingkang Sinuwun Sri Sultan Hamengku Bawono ingkang Jumeneng Kasepuluh Surya ing Mataram Senopati ing Ngalaga Langgenging Bawono Langgeng Langgenging Tata Panatagama.

“Iya, kekosongan enggak cuma di keraton, tapi juga pemerintahan. Gubernur yang pakai (nama) Bawono kan enggak ada. Tetap Buwono,” kata adik tiri Sultan, Gusti Bendara Pangeran Haryo (GBPH) Yudhaningrat, saat ditemui di kediamannya di Ndalem Yudanegaran Yogyakarta, Sabtu, 9 Mei 2015.

Pasal 18 ayat 1 huruf c UU Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY menyebutkan bahwa syarat menjadi Gubernur DIY adalah bertahkta sebagai Sultan Hamengku Buwono. Kemudian pada Pasal 1 ayat 4 disebutkan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, selanjutnya disebut Kasultanan, adalah warisan budaya bangsa yang berlangsung secara turun-temurun dan dipimpin oleh Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengku Buwono Senapati Ing Ngalaga Ngabdurrakhman Sayidin Panatagama Kalifatullah, selanjutnya disebut Sultan Hamengku Buwono.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DIY dari Fraksi Partai Amanat Nasional, Arif Noor Hartanto, pun menolak menyebut Hamengku Buwono X dengan Hamengku Bawono X. Lantaran nama yang termaktub dalam UU Keistimewaan DIY masih Hamengku Buwono.

“Enggak segampang ganti nama lalu ada bancakan (syukuran), terus namanya ganti,” kata Arif.

Dalam penjelasan Sultan pada 8 Mei 2015 lalu, Sultan menyebutkan Sabda Raja dan Dhawuh Raja merupakan perintah Tuhan melalui mendiang ayah (HB IX) dan leluhurnya satu hari sebelum acara digelar. Perintah itu diperoleh dari laku prihatin yang telah dilakukan. Saat ditanya soal dampak Sabda Raja dan Dhawuh Raja itu terhadap UU Keistimewaan, menurut Sultan tidak ada kaitannya.

“Perintah itu dari Tuhan lewat eyang leluhur. Kalau undang-undang itu urusan manusia sing isih urip,” kata Sultan.

Langkah selanjutnya, Sultan mengirimkan surat pemberitahuan kepada presiden, DPR, kepala daerah di wilayah DIY, juga DPRD. “Saya bisanya hanya itu. monggo kersane pemerintah bagaimana,” kata Sultan.

PITO AGUSTIN RUDIANA


Berita terkait

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

16 jam lalu

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek menggelar syawalan, hadirkan Budaya Yogyakarta antara lain sendratari dan prajurit keraton Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

12 hari lalu

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

20 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

21 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

Tahun ini, tradisi Grebeg Syawal tidak lagi diperebutkan tapi dibagikan oleh pihak Keraton Yogyakarta. Bagaimana sejarah Grebeg Syawal?

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

22 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.

Baca Selengkapnya

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

32 hari lalu

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

46 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.

Baca Selengkapnya

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

52 hari lalu

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat

Baca Selengkapnya

269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

52 hari lalu

269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

Perjanjian Giyanti berkaitan dengan hari jadi Yogyakarta pada 13 Maret, tahun ini ke-269.

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

53 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya