Muara Pantai Boom Banyuwangi Tercemar Limbah Industri

Reporter

Jumat, 8 Mei 2015 22:00 WIB

Puluhan orang memancing di Pantai Boom, Banyuwangi, Jawa Timur (22/8). TEMPO/Ika Ningtyas

TEMPO.CO, Banyuwangi–Muara Pantai Boom, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, terbukti tercemar limbah industri dan domestik. Namun, Pemerintah Banyuwangi menyangkal bahwa pencemaran tersebut sebagai penyebab utama kematiaan massal ikan pada 16 April 2015.

Hal itu sesuai hasil uji laboratorium Badan Lingkungan Hidup Banyuwangi yang menunjukkan kualitas muara tidak sesuai Surat Keputusan Menteri Lingkungan hidup Nomor 51 Tahun 2004 tentang Baku Muku Air Laut.

Badan Lingkungan Hidup memakai dua parameter, yakni fisik berupa jumlah padatan terlarut atau total suspend solid (TSS). Selain itu juga parameter kimia berupa jumlah kebutuhan oksigen yang dibutuhkan bakteri pengurai atau Biological Oxygen Demand (BOD).

Dari hasil uji laboratorium, diketahui jumlah padatan terlarut di muara Pantai Boom mencapai 33,5 milligram per liter. Jumlah tersebut melebihi baku mutu yang ditetapkan sebesar 20 milligram per liter. Sedangkan jumlah BOD sebanyak 110 milligram per liter, melebihi baku mutu lingkungan yang hanya 10 milligram per iter.

Pelaksana tugas Kepala Badan Lingkungan Hidup Husnul Khotimah mengatakan tingginya TSS menjadi indikator ada zat padat yang tidak bisa terurai oleh mikroorganisme. Air laut yang keruh menghalangi sinar matahari masuk ke laut sehingga kadar oksigen menjadi rendah.

Husnul mengakui muara Pantai Boom memang menjadi buangan limbah. Mulai limbah rumah tangga, pabrik kertas dan limbah rumah sakit. “Jadi penyebab pencemarannya komprehensif,” kata dia, Jumat, 8 Mei 2015.

Namun, menurut Husnul, hasil uji laboratorium tersebut belum bisa menjawab sebagai penyebab kematian massal ikan pada 18 April 2015. Sebab buangan limbah domestik sudah berlangsung lama. Sedangkan operasional pabrik kertas sudah berhenti sementara sejak Februari 2015.

Kepala Seksi Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan Banyuwangi Edy Widiantoro menjelaskan tingginya tingkat kekeruhan di muara bisa disebabkan oleh sampah atau aliran sungai yang membawa material tertentu.

Seharusnya, kata dia, parameter pengujian tersebut dilengkapi dengan pengujian kandungan racun dan amoniak. Sebab kematiaan massal ikan dalam waktu cepat, biasanya dipicu oleh racun. “Tetapi pengujian racun hanya ada di Semarang,” kata dia.

Edy belum mengetahui persis apakah akan ada penelitian lanjutan untuk mengetahui penyebab matinya ikan tersebut atau tidak. “Belum ada informasi lanjutan,” kata dia.

Pada 16 April lalu, nelayan di sekitar Pantai Boom dikejutkan dengan matinya ribuan ikan di muara. Ikan yang mati adalah jenis belanak, bandeng, kepiting, dan udang. Dinas Perikanan dan Keluatan serta Badan Lingkungan Hidup kemudian mengambil sampel untuk menguji kondisi muara tersebut.

IKA NINGTYAS

Berita terkait

5 Aktivis Lingkungan yang Dipidana Era Jokowi, Teranyar Daniel Frits

23 hari lalu

5 Aktivis Lingkungan yang Dipidana Era Jokowi, Teranyar Daniel Frits

Sejumlah aktivis lingkungan diduga dipidana karena aksi mereka.

Baca Selengkapnya

KTT AIS akan Berlangsung di Bali, Bahas Perubahan Iklim hingga Ekonomi Biru

8 Oktober 2023

KTT AIS akan Berlangsung di Bali, Bahas Perubahan Iklim hingga Ekonomi Biru

Konferensi Tingkat Tinggi Archipelagic and Island States atau KTT AIS Forum 2023 akan diselenggarakan di Bali pada 10-11 Oktober 2023.

Baca Selengkapnya

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Pemkot Bakal Andalkan Kalimalang untuk Air PAM

17 September 2023

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Pemkot Bakal Andalkan Kalimalang untuk Air PAM

Pemerintah Kota Bekasi mengucurkan dana Rp45 miliar untuk mengatasi air olahan Perumda Tirta Patriot yang kerap terganggu karena pencemaran

Baca Selengkapnya

BPOM Soroti Senyawa Aktif Obat yang Kontaminasi Perairan Indonesia

17 Juli 2023

BPOM Soroti Senyawa Aktif Obat yang Kontaminasi Perairan Indonesia

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Penny K Lukito menyoroti paparan senyawa aktif obat yang mengontaminasi perairan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mikroplastik Air Laut di Mayangan Probolinggo Tinggi, Dukung Data 36 Merek Garam Tercemar

24 Juni 2023

Mikroplastik Air Laut di Mayangan Probolinggo Tinggi, Dukung Data 36 Merek Garam Tercemar

Rachmadeta Antariksa mengatakan pencemaran mikroplastik air laut di Kelurahan Mayangan tinggi berdasarkan pengujian pihaknya dengan ECOTON.

Baca Selengkapnya

Inilah Ciri-ciri Air yang Tercemar

10 Desember 2022

Inilah Ciri-ciri Air yang Tercemar

Pencemaran air lebih sering disebabkan aktivitas manusia yang membuang benda dan zat asing ke air. Berikut ciri-ciri air yang tercemar.

Baca Selengkapnya

5 Jenis Pencemaran Lingkungan yang Perlu Anda Ketahui

10 Desember 2022

5 Jenis Pencemaran Lingkungan yang Perlu Anda Ketahui

Ada berbagai jenis pencemaran lingkungan yang sama-sama menganggu ruang hidup makhluk hidup. Berikut beberapa di antaranya.

Baca Selengkapnya

Tim Ekspedisi Sungai Nusantara Temukan Sungai Siak Tercemar Klorin dan Fosfat

4 Juli 2022

Tim Ekspedisi Sungai Nusantara Temukan Sungai Siak Tercemar Klorin dan Fosfat

Penelitian Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) menemukan fakta bahwa Sungai Siak di Riau tercemar bahan kimia klorin dan fosfat. Penelitian ini dilakukan ESN bersama dengan Mahasiswa Pecinta Alam Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Riau dan Badan Teritori Telapak Riau pada 1 - 3 Juli 2022.

Baca Selengkapnya

Hasil Uji Laboratorium Buktikan Pencemaran Air Kali di Bukit Tiara Tangerang

2 Maret 2022

Hasil Uji Laboratorium Buktikan Pencemaran Air Kali di Bukit Tiara Tangerang

Banyaknya perusahaan di pinggir kali itu membuat pemeriksaan mengalami hambatan dalam menentukan sumber pencemaran.

Baca Selengkapnya

Pencemaran Air di Perumahan Bukit Tiara Tangerang, DLHK: dari Sablon Baju

19 Februari 2022

Pencemaran Air di Perumahan Bukit Tiara Tangerang, DLHK: dari Sablon Baju

Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Tangerang, Banten, kesulitan mencari sumber pencemaran air kali di Perumahan Bukit Tiara.

Baca Selengkapnya