Penahanan 6 Pelajar Penembak Waria Ditangguhkan

Reporter

Minggu, 3 Mei 2015 15:27 WIB

AP/Anupam Nath

TEMPO.CO, Makassar -Kepolisian Resort Kota Besar Makassar dan Kepolisian Sektor Ujung Pandang menangguhkan penahanan enam pelajar penembak waria, Minggu, 3 Mei. Dilepaskannya para tersangka dengan sejumlah alasan. "Mereka masih anak-anak dan harus sekolah. Kami juga telah menerima permohonan penangguhan penahanan itu," kata Kepala Polsek) Ujung Pandang, Komisaris Nawu Thaiyyeb, Minggu, 3 Mei.

Penangguhan penahanan keenam pelajar itu atas persetujuan Kepala Polrestabes Makassar, Komisaris Besar Fery Abraham. Keenam siswa yang berasal dari SMA Negeri 2 Makassar dan SMA Negeri 17 Makassar itu sudah berstatus tersangka dan ditahan di Sel Markas Polsek Ujung Pandang sejak Senin, 27 April. "Kami tangguhkan penahanannya karena orangtua masing-masing tersangka bersedian menjamin," ucap dia.

Kendati pihaknya menangguhkan penahanan para tersangka, Nawu menegaskan pengusutan kasus penembakan waria itu terus berjalan. Ia menepis dugaan adanya upaya penghentian perkara. Menurut Nawu, tindakan para tersangka meskipun masih anak-anak telah melanggar hukum dan nyaris menghilangkan nyawa orang lain. "Kasusnya berlanjutnya. Kami tidak pernah main-main," ucap dia.

Kasus penembakan waria bernama Zulfikar alias Aurel, 21 tahun, terjadi di Jalan Chairil Anwar, Makassar, Minggu, 26 April. Komplotan pelajar ini disinyalir merencanakan penembakan itu. Mereka diketahui empat kali memutari lokasi kejadian sampai akhirnya menembak korban yang tak memiliki masalah apa-apa dengan para pelaku. Mereka ditangkap sehari kemudian di rumahnya masing-masing.

Keenam pelajar itu, lima di antaranya siswa SMA Negeri 2 Makassar yakni, MAAR (15 tahun), warga Jalan Andi Tonro IV; MKF (15), warga Jalan Skarda N Kompleks Mangasa Permai; MRJ (15), warga Kompleks Balla Panakkukang dan AT (15), warga Jalan Manggarupi Perumahan Citra Garden dan IA (16), warga Jalan Baji Gau. Nama terakhir merupakan putra dari legislator Makassar.

Satu tersangka lain adalah siswa SMA Negeri 17 Makassar, MWA (16 tahun), warga BTN CV Dewi Blok E. Nawu mengatakan mereka masing-masing mempunyai peran dan keterlibatan. Eksekutor penembakan waria adalah AT. Ia menembak Zulfikar dari jarak dekat. Itulah yang membuat proyektil senapan angin itu bersarang dalam perut korban. "Korban belum bisa bicara dan dirawat di RS Wahidin Sudirohusodo," katanya.

MWH bertindak selaku pengemudi Toyota Innova DD 858 SB yang dikendarai komplotan itu untuk menyerang Zulfikar. Ide mengganggu waria datang dari MAAR. Ia pula yang membawa senapan angin jenis Sharp Innova. Berikutnya, IA merupakan orang yang mengisi peluru sekaligus pemilik senjata. Adapun, MRJ dan MKH sebatas ikut dan mengetahui peristiwa itu. MRJ sempat ingin menembak, tapi takut.

Kasus penembakan waria itu dikawal oleh Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar. Koordinator Bidang Hak Politik dan Anti Kekerasan LBH Makassar, Muhammad Fajar Akbar, mengatakan pihaknya akan mendampingi korban untuk mengawal proses hukum kasus itu. "Jangan sampai bukan cuma penahanan tersangka ditangguhkan, tapi juga kasusnya. Jangan ada manipulasi," ucap dia.

Fajar mengatakan perkara ini memang cukup unik lantaran pihaknya memandang dari perspektif. Di satu sisi, pelaku penambakan yang masih pelajar dan anak-anak, tentu membuat pihaknya mendorong agar kepolisian menggunakan undang-undang khusus anak. Bagaimana pun, mereka adalah korban dari lingkungan maupun aspek lain. "Di sisi lain, tindakan mereka harus tetap diproses," ujarnya.

Kepala SMA Negeri 2 Makassar, Masyitah, mengatakan pihaknya menunggu proses hukum atas tindak pidana yang dilakoni kelima anak didiknya. Pihak sekolah akan memecat alias mengembalikan para siswa itu kepada orangtuanya bila yang bersangkutan ditahan sampai satu bulan lantaran tak lagi mengikuti pelajaran.

Tindakan siswanya yang melakukan penembakan terhadap seorang waria, menurut Masyitah, merupakan tanggungjawab orangtua masing-masing. Sebab, insiden tersebut terjadi di luar sekolah dan jam belajar. Tindakan mereka malah merugikan pihak sekolah karena citra SMA Negeri 2 Makassar sebagai sekolah unggulan ikut tercoreng.

TRI YARI KURNIAWAN

Berita terkait

Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar

1 hari lalu

Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International Indonesia mendesak polisi segera membebaskan puluhan mahasiswa yang ditangkap saat Hari Buruh dan Hari Pendidikan.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

1 hari lalu

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International kecam kekerasan polisi di dua kampus di Makassar saat Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional.

Baca Selengkapnya

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

2 hari lalu

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

Polda Papua menyatakan situasi di Kabupaten Paniai kembali aman paska penembakan OPM terhadap anggota TNI yang berpatroli.

Baca Selengkapnya

TPNPB Serang Polsek Homeyo di Intan Jaya, Klaim Tewaskan Satu Intel

4 hari lalu

TPNPB Serang Polsek Homeyo di Intan Jaya, Klaim Tewaskan Satu Intel

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB menyerang Polsek Homeyo, Intan Jaya, dan menewaskan satu orang

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Alasan Keluarga Menolak Autopsi Jenazah Brigadir Ridhal Ali Tomi yang Diduga Tewas Bunuh Diri

7 hari lalu

Polisi Ungkap Alasan Keluarga Menolak Autopsi Jenazah Brigadir Ridhal Ali Tomi yang Diduga Tewas Bunuh Diri

Brigadir Ridhal Ali Tomi ditemukan tewas dengan luka tembak di pelipis kanan dan tembus ke kiri akibat tembakan senjata api. Diduga bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Jenazah Brigadir RA yang Tewas di dalam Alphard Tidak Diautopsi, Langsung Diserahkan ke Keluarga

8 hari lalu

Jenazah Brigadir RA yang Tewas di dalam Alphard Tidak Diautopsi, Langsung Diserahkan ke Keluarga

Brigadir RA yang tewas dengan luka tembak di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang tercatat berdinas di Polresta Manado.

Baca Selengkapnya

Dinas di Polresta Manado, Brigadir RA yang Tewas dengan Luka Tembak Disebut Pengawal di Rumah Mampang

8 hari lalu

Dinas di Polresta Manado, Brigadir RA yang Tewas dengan Luka Tembak Disebut Pengawal di Rumah Mampang

Tetangga mengenal Brigadir RA sebagai pengawal sekaligus sopir di rumah Mampang tersebut. Ia ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala.

Baca Selengkapnya

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

8 hari lalu

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

Brigadir RA ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang.

Baca Selengkapnya

Polisi Duga Bunuh Diri dengan Cara Tembak Pelipis, Brigadir RA Dikenal Rajin Beribadah dan Pandai Bergaul

8 hari lalu

Polisi Duga Bunuh Diri dengan Cara Tembak Pelipis, Brigadir RA Dikenal Rajin Beribadah dan Pandai Bergaul

Brigadir RA atau Ridhal Ali Tomi ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di dalam mobil Alphard. Dikenal rajin beribadah dan pandai bergaul.

Baca Selengkapnya

Tewas dengan Luka Tembak di dalam Mobil Alphard di Mampang, Brigadir RA Berdinas di Polresta Manado

8 hari lalu

Tewas dengan Luka Tembak di dalam Mobil Alphard di Mampang, Brigadir RA Berdinas di Polresta Manado

Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan menduga Brigadir RA tewas karena diduga bunuh diri. Ditemukan luka tembak di kepala.

Baca Selengkapnya