Para pendukung terpidana mati Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, melakukan aksi simpati dengan menyalakan lilin di Martin Place, Sydney, 28 April 2015. Setidaknya 300 orang melakukan aksi dukungan pada terpidana mati agar Presiden Joko Widodo memberikan belas kasihan. SAEED KHAN/AFP/Getty Images
TEMPO.CO, Jakarta - Pasca eksekusi para terpidana mati narkoba pada Rabu dini hari, 29 April 2015, dinilai Tantowi Yahya agak berpengaruh dengan hubungan diplomatik dengan beberapa negara sahabat dipastikan memburuk.
"Reaksi marah sudah ditunjukkan oleh PM Australia, rakyat dan pers nya kepada Indonesia pasca dieksekusinya Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Reaksi serupa tentu akan ditujunjukkan pula oleh negara-negara lain yang warganya dieksekusi. Kita sedang memasuki fase berat dalam rangka penegakan kedaulatan hukum dan mendapatkan respek dari negara-negara lain. Karena itu, kita harus mendukung sikap konsisten pemerintah dan bersama-sama dalam menghadapi reaksi keras dari masyarakat dunia," ungkap Tantowi panjang lebar dalam surat elektroniknya Rabu, 29 April 2015.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Golkar ini menilai hubungan Indonesia dengan Australia memang turun naik karena berbagai hal. Tetapi saat ini Indonesia sedang menuju salah satu titik terburuk dalam konteks diplomatik, terutama setelah Abbot memanggil pulang Dubesnya di Jakarta.
Tantowi menyanyangkan sikap tersebut, namun menurutnya Indonesia mesti mengerti dan menghormati keputusan tersebut. Wakil Ketua Komis I ini mengingatkan supaya tidak perlu Indonesia mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang menambah perih dan duka mereka.
Tantowi melihat pada hari-hari mendatang, Kementrian Luar Negeri Indonesia menghadapi tugas yang tidak mudah. Menurutnya, Menlu dan para Diplomat Indonesia khususnya yang bertugas di negara-negara yang warganya telah dan akan dieksekusi pasti menghadapi tantangan berat.
"Mereka harus bisa menjelaskan sikap kita ini dalam bahasa diplomatik yang santun namun tegas kepada pemerintah dan rakyat setempat. Mereka juga harus mampu menjaga keselamatan warga negara Indonesia (WNI) yang ada disana baik yang sedang menuntut ilmu maupun yang sedang bekerja.
Karena itu kata mantan pemandu acara kuis di televisi ini dalam situasi seperti sekarang, DPR mendukung sepenuhnya sikap pemerintah.
"Indonesia harus tetap konsisten karena hukuman mati adalah bagian dari hukum positif kita. Namun demikian pemerintah harus menyampaikannya dalam bahasa yang menunjukkan keprihatinan dan empati tinggi. Sebaiknya tidak mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang provokatif dari penyelenggara negara, hal ini hanya akan membuat situasi menjadi semakin tidak mudah."
Tantowi mengatakan kedepannya eksekusi tidak perlu diekspos secara berlebihan. "Sebab bagaimanapun ini menyangkut nyawa manusia dan keputusan ini menjadi kehormatan suatu negara," ujar dia.
Kemudian, ekspos kelamaan hanya akan menimbulkan wacana publik yang tidak produktif. "Kedaulatan hukum harus ditegakkan, hubungan bilateral dengan negara-negara sahabat tetap kita jaga dan pelihara," kata dia.
Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas
3 hari lalu
Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.