Eksklusif: Begini Cara Gajah dan Harimau di Aceh Dibunuh

Reporter

Editor

Mustafa moses

Senin, 27 April 2015 19:58 WIB

Warga memeriksa seekor gajah Sumatera jantan yang ditemukan tewas tak bergading di perkebunan warga Desa Ranto Sabon, Aceh Jaya, (14/7). Tahun 2012 sampai 2013 terdata 5 ekor gajah liar mati akibat perburuan. FOTO ANTARA/SYAHROL RIZAL/apls

TEMPO.CO, Jakarta - Dua pekan lalu seekor gajah ditemukan dengan kepala terbelah kapak di Desa Kareung, Kecamatan Arongan Lambalek, Aceh Barat. Gadingnya menghilang. Dua lubang di jidatnya ditengarai muncul akibat terjangan peluru. “Pelakunya belum terdeteksi,” kata Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam Provinsi Aceh Genman Suhefti Hasibuan kepada Tempo Jumat pekan lalu.

Selain menembaknya, banyak cara membunuh gajah. Pemburu tradisional biasanya menggunakan seunumbok. Terbuat dari linggis besi yang diikatkan ke gelondongan kayu sebagai pemberat, alat ini digantung vertikal ke atas pohon. Seutas tali baja tersambung dengan gelondongan itu. Bila tersentuh, seunombok jatuh dan menancap di jidat gajah. “Bagian kepala memang kelemahan gajah,” kata Suriyanto, aktivis satwa liar di Aceh.

Mereka juga menggunakan papan berpaku lima inci yang sudah diolesi racun. Selain dioles ke paku, racun digunakan di makanan gajah. Biasanya, cara ini digunakan untuk gajah yang sudah dianggap mengganggu kebun masyarakat. Racun yang digunakan biasanya arsenik serta tuba. Cara ini ampuh karena dianggap tak terdeteksi. “Kami tidak akan bisa tahu di mana makanan gajah itu yang akan diracun,” kata Genman.

Akibat perburuan itu, status gajah Sumatera di Aceh kini terancam punah. Bersama gajah, harimau Sumatera di sana terus diburu. Kebanyakan satwa itu dibunuh karena dianggap mengganggu masyarakat. Alasan itu terbantahkan karena, selain menyasar gajah dan harimau, perburuan liar yang menargetkan beruang, rusa, kambing hutan, trenggiling serta burung–burung langka di Aceh terus terjadi hingga kini.

Membunuh harimau berbeda dengan gajah. Para pemburu biasanya menggunakan jerat baja untuk menangkap raja rimba itu. Jerat tali baja itu dipasang di tanah dengan mengunakan umpan daging mentah. Bila umpan itu dimakan, talinya akan mengekang kepala dan kaki harimau. “Jebakan seperti ini masih banyak ditemukan di hutan Aceh,” kata Genman. Cerita lengkapnya ada di majalah Tempo pekan ini.

TIM INVESTIGASI

Berita terkait

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

24 hari lalu

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

Sepanjang tahun lalu, 5 warga Timor mati digigit buaya dan 10 luka-luka. Tahun ini sudah satu orang yang tewas.

Baca Selengkapnya

Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

36 hari lalu

Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

Lewat publikasi ilmiah, sampel sehelai rambut itu dipastikan dari seekor harimau jawa.

Baca Selengkapnya

Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

41 hari lalu

Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

Ekolog satwa liar Sunarto menjelaskan konflik Harimau Sumatera dengan manusia akibat beberapa faktor termasuk kondisi individual dan habitatnya.

Baca Selengkapnya

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

41 hari lalu

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

Setelah dikonfirmasi BKSDA kembali, satwa dilindungi harimau sumatera itu diketahui sudah keluar dari saluran air namun masih sempat berkeliaran.

Baca Selengkapnya

Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

43 hari lalu

Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

BKSDA Sumatera Barat melaporkan adanya harimau Sumatera di bak penampung di Desa Kajai Selatan, Kecamatan Talamau, Pasaman Barat.

Baca Selengkapnya

Mengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah

53 hari lalu

Mengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah

Temuan anak buaya ini cukup mengejutkan warga Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Tulungagung. Dari mana asalnya?

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

4 Maret 2024

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

BKSDA Sumatera Selatan mencatat sebanyak 127 kasus konflik buaya dan manusia terjadi di Bangka Belitung dalam lima tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Rentetan Kematian Gajah Sumatera, KLHK Manfaatkan Teknologi Deteksi Dini

29 Februari 2024

Rentetan Kematian Gajah Sumatera, KLHK Manfaatkan Teknologi Deteksi Dini

Sebelumnya, BKSDA Aceh menemukan seekor gajah sumatera yang mati di Kabupaten Pidie Jaya.

Baca Selengkapnya

Mau Jual Anak Orang Utan ke Luar Negeri, Dua Warga Aceh Tertangkap di Medan

28 Februari 2024

Mau Jual Anak Orang Utan ke Luar Negeri, Dua Warga Aceh Tertangkap di Medan

PN Medan memvonis dua warga Aceh karena terbukti menangkap dan hendak menjual dau ekor anak orang utan ke luar negeri

Baca Selengkapnya

Harimau Berkeliaran di Lampung Barat, Kandang Jebak dan Personel Pemburu Ditambah

26 Februari 2024

Harimau Berkeliaran di Lampung Barat, Kandang Jebak dan Personel Pemburu Ditambah

Sebelum peristiwa dua warga diduga tewas diterkam, berulang kali laporan diterima perihal penampakan harimau.

Baca Selengkapnya