Aktivitas bongkar muat timah di pelabuhan sunda kelapa, Jakarta. TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Pangkalpinang - Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Bangka Belitung Kolonel Pelaut Hendra Kesuma mengaku kesulitan mencegah maraknya penyelundupan timah ke luar negeri karena armada kapal yang dimiliki sangat tidak memadai. Lanal Bangka Belitung ternyata hanya memiliki kapal patroli jenis Speed Lidah atau kapal tempel yang terbuat dari kayu.
"Kapal Speed Lidah itu juga limpahan dari Palembang. Memang sangat tidak memadai digunakan mengamankan laut Bangka Belitung dari aktivitas penyelundupan timah. Makanya banyak kebocoran yang belum bisa diungkap," ujar Hendra kepada Tempo, Kamis, 23 April 2015.
Hendra mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Komisi III DPR RI agar bisa mengusulkan ke pemerintah penambahan armada baru untuk mencegah penyelundupan timah ke luar negeri.
Hendra mengusulkan enam kapal tambahan. Empat kapal ditempatkan di wilayah Pulau Bangka, dan dua lagi di Pulau Belitung. Bantuan dari PT Timah sementara ini belum ada.
Meski menemui banyak kendala, Hendra mengatakan pihaknya lebih mengoptimalkan kinerja intelijen dan melakukan kerja sama dengan Polisi Perairan Polda Bangka Belitung serta Bea dan Cukai Pangkalpinang, setiap ada temuan yang mencurigakan.
Menurut Hendra, sejauh ini koordinasi dengan Polisi Perairan Bangka Belitung dan Bea dan Cukai Pangkalpinang berjalan dengan baik. Salah satu hasil kerja Lanal Bangka Belitung adalah tertangkapnya kapal bermuatan ratusan timah di Kepulauan Riau beberapa waktu lalu.
“Karena kita tidak mungkin mengejar, jadi kita laporkan ke pusat dan kerja sama dengan pihak lain untuk menangkap kapal itu," ujar Hendra.