Ujian Ulang Unas Batal, Yogya Hentikan Telusuri Kebocoran

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Rabu, 22 April 2015 22:00 WIB

Petugas keamanan menjaga Perusahaan Percetakan Negara Republik Indonesia saat polisi melakukan penggeledahan terkait kebocoran soal Ujian Nasional (UN) di Jakarta, 15 April 2015. Kasus kebocoran soal Ujian Nasional (UN) melalui internet membuat polisi melakukan penggeledahan di Perusahaan Percetakan Negara Republik Indonesia. Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Yogyakarta - Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta tak akan meneruskan penyelidikan internal ihwal kebocoran ujian nasional tingkat SMA/SMK tahun ini. Penghentian itu dilakukan setelah menerima informasi rencana ujian ulang di Yogya dibatalkan Kementerian Pendidikan.

“Buat apa kami teruskan penelusuran, jika pemerintah pusat sudah mengakui pelaksanaan ujian di Yogya berlangsung jujur dan tak perlu diulang,” ujar Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Budi Asrori Rabu 22 April 2015.

Para siswa SMA/SMK di wilayah Daeerah Istimewa Yogyakarta sempat terancam ujian ulang ketika ujian yang diduga dibocorkan oknum percetakan rekanan pemerintah ikut tersebar hingga Yogyakarta.

Salah satu sekolah dari ratusan sekolah di DIY yang mau mengungkap kebocoran soal itu para siswa Sekolah Menengah Negeri 3 Kota Yogyakarta. Pemerintah Kota Yogyakarta pun langsung mengecek dampak kebocoran itu di seluruh sekolah yang kemungkinan turut mengakses.

Dari penelusuran hari pertama ujian SMA/SMK, pemerintah kota awalnya mengklaim, tak akan lebih dari 10 persen sekolah yang bakal terimbas dampak bocoran itu karena sumber bocoran ujian yang disebar melalui media penyimpanan Google Drive itu sudah menghilang saat dilacak. Pemerintah pun menyebut tak ada sekolah lain yang memberi laporan kebocoran seperti SMAN 3 Yogyakarta.

“Kami meyakini pengamanan dan pengawalan sekolah cukup ketat sehingga distribusi bocoran itu tak sempat merembet luas, siswa tetap melakukan ujian jujur,” ujar Budi.

Pemerintah Kota Yogyakarta bersama Komisi D DPRD Kota Yogyakarta pun sudah menyatakan sikap bersama untuk menolak ujian ulang saat menemui DPRD DIY pada Selasa 21 April 2015 kemarin.

“Setelah dicek ke sekolah-sekolah, kami sepakati, ujian nasional memang tetap berlangsung jujur, tak ada temuan dan laporan. Kami meminta Pemerintah DIY menolak ujian ulang karena mengorbankan siswa yang sudah jujur,” ujar Wakil ketua Komisi D DPRD Kota Yogyakarta Fokki Ardiyanto.

Aktivis Forum Pemantau Indpenden Kota Yogyakarta (Forpi) Baharuddin Kamba justru mendesak pemerintah tetap menelusuri bocornya ujian nasional kemarin sebagai antisipasi agar kejadian itu tak berulang.

“Dari penelusuran lanjut itu bisa diketahui apakah ada jaringan yang pembocor ujian di daerah, siapa yang menikmati keuntungan bocornya soal itu, dan bagaimana aksesnya bisa masuk ke sekolah karena sudah terbukti ada siswa bisa mengakses meski tak memakai,” ujar dia.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

12 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

16 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

52 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

56 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya