TEMPO Interaktif, Jakarta:Pejabat Sementara (Pjs) Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengimbau Matori Abdul Jalil untuk meminta maaf atas tindakannya yang tak sejalan dengan garis kebijakan partai. Hal ini, kata dia, merupakan satu-satunya cara untuk menyelesaikan perseteruan diantara keduanya. Matori juga tidak perlu khawatir dirinya dipermalukan di depan masyarakat Nahdlatul Ulama (NU) dan PKB pada khususnya. "Gus Dur dan kyai-kyai lainnya tidak akan mendeskreditkan orang lain. Jangan khawatir akan dipermalukan. Masa dipermalukan, sudah datang baik-baik. Saya jamin," ujarnya kepada pers di Gedung DPP PKB, Kuningan, Jakarta, Kamis (10/1) siang. Alwi yakin Gus Dur selaku sesepuh di NU dan PKB, juga para kyai akan membuka pintu maaf yang selebar-lebarnya kepada Matori. "Kenapa kita tidak mau bersatu dan masing-masing tidak memaksakan kehendaknya masing-masing. Ini adalah demi kesatuan dan kekuatan partai kita sendiri. Kalau saja Matori mau mempergunakan hati nuraninya dan kembali kepada kita," katanya. Imbauan ini, kata Matori, merupakan usaha terakhir dari pihaknya untuk bisa menyelesaikan segala macam permasalahan yang ada dalam tubuh PKB. "Bagaikan di arena tinju, kita sudah menjalani 12 ronde dan kini sudah berada di luar ring menunggu keputusan wasit, yakni MLB (Musyawarah Luar Biasa –Red) ini," kata bekas menteri luar negeri itu. Alwi berharap para peserta MLB menggunakan akal sehat dan pikiran jernih dalam mengambil keputusan nanti. Sehingga konflik yang terjadi di tubuh PKB ini dapat diselesaikan secara baik. Dan tidak melebar ke bawah. "Saya imbau Matori, Ibu Presiden Mega, dan kawan-kawan semua, mari kita gunakan akal sehat dan pikiran jernih untuk memandang permasalahan ini jauh ke depan. Mari kita tinggalkan ego kita masing-masing, demi kehidupan kebangsaan kita selanjutnya di masa depan. This is for morality," imbau Alwi. (Juke Illafi K-Tempo News Room)