TEMPO.CO , Jambi: Bisnis pakaian bekas di Jambi masih marak. Padahal pemerintah telah mengeluarkan larangan impor pakaian bekas dengan alasan ditemukan banyak kandungan bakteri.
Berdasarkan pantauan Tempo, sentra penjualan pakaian bekas, antara lain di kawasan Jalan Karya, pasar Angsoduo, Talang Banjar. Dalam setahun terakhir, jumlah penjualnya kian bertambah.
Berdasarkan pengakuan salah seorang penjual pakaian bekas di kawasan Jalan Karya yang tidak mau disebut namanya mengakui ia mudah mendapatkan pakaian bekas itu dari beberapa agen.
"Kami membeli dengan sistem borongan perkarung dengan harga bervariasi, mulai dari harga Rp 1,5 juta hingga Rp10 juta per karung," katanya kepada Tempo.
Di Jambi juga barang barang selundupan yang dijual bebas. Antara lain barang-barang elektronik dan minuman beralkoho produk luar negeri.
Kepala Bea Cukai Jambi, Suryana, kepada Tempo mengatakan, keterbatasan personil dan panjangnya garis pantai wilayah Timur sulit untuk memantau masuknya barang-barang ilegal.
"Selain itu para pengusaha semakin pintar memanfaatkan celah hukum, dengan cara membongkar barang di luar wilayah Jambi, kemudian diangkut menggunakan kapal lebih kecil ke Jambi," ujarnya.
Menurut Suryana, bila barang dari luar negeri dibongkar di Jambi, misalnya di Kepulauan Riau, pihaknya tidak punya wewenang lagi unuk melakukan tindakan.
"Saya tidak menampik adanya barang ilegal masuk ke Jambi, buktinya kami bersama aparat kepolisian pekan lalu, melakukan razia di beberapa tempat hiburan malam karaoke, kami menemukan dan menyita ratusan botol minuman keras beralkohol diatas 40 perseb," katanya.
SYAIPUL BAKHORI
Berita terkait
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki
11 jam lalu
Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.
Baca SelengkapnyaCuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton
1 hari lalu
Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.
Baca SelengkapnyaJadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai
1 hari lalu
Pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai disorot usai banyak kritikan terkait kinerjanya. Berapa gajinya?
Baca SelengkapnyaZulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri
1 hari lalu
Mendag Zulhas bercerita panjang lebar soal alasan merevisi Permendag Nomor 36 Tahun 2024 soal pengaturan impor.
Baca SelengkapnyaViral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..
3 hari lalu
Viral seorang pria yang merobek tas Hermes mewah miliknya di depan petugas Bea Cukai. Bagaimana duduk persoalan sebenarnya?
Baca SelengkapnyaKemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor
3 hari lalu
Permendag nomor 3 tahun 2023 diklaim belum sempurna.
Baca SelengkapnyaPenerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen
4 hari lalu
Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.
Baca SelengkapnyaMendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya
4 hari lalu
Mendag Zulkifli Hasan kembalikan aturan impor bahan baku industri. Apa alasannya? Begini bunyi Permendag 25/2022.
Baca SelengkapnyaTerpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura
4 hari lalu
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor
5 hari lalu
Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.
Baca Selengkapnya