TEMPO Interaktif, Jakarta:Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto menegaskan, perbedaan interpretasi dalam kesepakatan perdamaian pemerintah RI-Gerakan Aceh Merdeka (GAM) tidak mempengaruhi TNI. Karenanya setelah perdamaian tercapai, TNI tetap fokus ke rekonsiliasi. Security Arrangement (pengaturan keamanan) yang melibatkan TNI sudah sangat jelas, katanya kepada wartawan setelah serah terima jabatan Ketua General Border Committee Malaysia-Indonesia (GBC Malindo), Kamis (25/8). Ia berharap sejak penandatanganan nota kesepahaman (MoU), anggota GAM tidak lagi membawa senjata, kecuali senjata yang akan diserahkan. Ia menambahkan, sudah menjadi kewajiban TNI untuk melindungi masyarakat Aceh. Sutarto mengakui, ada beberapa poin dalam kesepakatan yang masih membutuhkan penjelasan. Namun hal itu saat ini sedang dibahas oleh Menteri Koordinator Politik Hukum, dan Keamanan supaya tidak terjadi multi intepretasi. Tentang situasi di Aceh sendiri, Sutarto menilai masih kondusif. Jika ada 1-2 kejadian menurutnya itu merupakan ketidaksetujuan dari beberapa pihak terhadap kesepakatan damai Aceh. Namun persentasenya sangat kecil, tandasnya. Fanny Febiana