TEMPO.CO, Bandung - Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan melarang masyarakat melakukan unjuk rasa selama Konferensi Asia Afrika ke-60 berlangsung di Kota Bandung.
Kepolisian, kata Iriawan, tidak akan memberikan izin kepada organisasi masyarakat atau mahasiswa yang akan melakukan unjuk rasa.
"Kalau ada yang mencoba unjuk rasa berhadapan dengan saya," ujar Iriawan kepada wartawan, sebelum acara diakuisisi penanggulangan terorisme dan radikalisme, di Kota Bandung, Kamis, 9 April 2015.
Menurut dia, perayaan KAA ke-60 tersebut merupakan kebanggaan bagi negara Indonesia. Dengan demikian, pihaknya akan meminimalisasi gangguan-gangguan yang akan terjadi.
"Secara umum bisa kami amankan. Namun kita mengantisipasi kendala yang bisa mengagalkan acara," ujar Iriawan.
Sebagai upaya meminimalisasi gangguan selama acara KAA berlangsung, kepolisian sudah melakukan operasi cipta kondusif sebelum peringatan puncak KAA di Bandung pada 24 April mendatang.
Polisi dan Tentara Nasional Indonesia sudah menurunkan anggotanya untuk melakukan pengamanan sebelum acara puncak berlangsung. "Sementara belum ada pihak-pihak yang mencoba menggagalkan. Intilejen dan Binmas sudah turun," kata Iriawan.
Adapun untuk pengamanan pada acara puncak, Polda Jabar menyiapkan 4.062 personel dan penembak jitu yang akan disebar di 30 titik gedung-gedung besar.
Selain itu, Iriawan mengatakan, selama perayaan kawasan Gedung Merdeka di Jalan Asia Afrika dan sekitarnya akan disterilkan. "Jalan tol dan bandara pun akan dijaga ketat," kata dia.
Acara peringatan Konferensi Asia Afrika sendiri akan dihelat pada 19-24 April 2015 di Jakarta dan Bandung. Sekitar 109 kepala negara dijadwalkan hadir dalam perhelatan negara se-Asia dan Afrika ini.