Anak Muda Tertarik ISIS, Tradisi Membacanya Dipertanyakan

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Jumat, 3 April 2015 01:57 WIB

Tentara Irak dan militan Syiah memegang bendera Negara Islam (ISIS) saat merayakan setelah memasuki pusat kota Tikrit, Irak, 31 Maret 2015. Tentara Irak terus mencari militan ISIS di bangunan yang berada di pusat kata Tikrit. AP/Khalid Mohammed

TEMPO.CO, Semarang - Pengamat radikalisme dan terorisme dari Yayasan Prasasti Perdamaian, Noor Huda Ismail, mengatakan banyak anak muda Indonesia yang terpapar paham radikal seperti Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Menurut Noor Huda, mereka mudah terpapar paham radikal karena anak muda saat ini cenderung masuk generasi visual. Sehingga, tradisi membacanya tidak terlalu dalam. Internet dan media sosial menyajikan pesan dan gambar yang pendek.

"Rayuan dari kelompok radikal tak diimbangi dengan informasi yang cukup," kata Noor Huda kepada Tempo, Kamis, 2 April 2015. Padahal, kelompok radikal piawai dalam mempengaruhi semangat anak muda. "Tidak heran jika banyak anak muda yang terpengaruh."

Di sisi lain, gaya pendidikan atau ceramah agama para kiai dan ustadz masih menggunakan cara konvensional. Sebagian anak muda menganggap dakwah agama dianggap kurang asyik.

Padahal, pendidikan agama mestinya bisa mengimbangi pengaruh informasi dari dunia maya. "Para juru dakwah dan guru agama dituntut lebih 'gaul' dalam berdakwah dan mengajar," tambah Noor Huda.

Ihwal kurangnya tradisi membaca juga dibenarkan oleh Abu Tholud, terpidana terorisme di LP Kedungpane, Semarang. Abu Tholud sebelumnya sudah menyatakan diri anti-ISIS.

Abu Tholut pada awal 1980 menjadi jihadis di Afganistan. Saat itu, tak hanya didorong rasa simpati membela muslim Afganistan tapi juga untuk melawan penjajahan Amerika. "Kami juga mengimbangi informasi dengan referensi bacaan yang kuat, sehingga alasan berjihad tak hanya emosional, tapi juga rasional," ujarnya.

Saat ini, lanjut Abu Tholut, para pendukung ISIS dari Indonesia hanya tersulut rasa simpati dan emosinya, tanpa diimbangi dengan bacaan yang kuat. Sehingga, ajakan ISIS yang tak rasional juga ditelan mentah-mentah.

Contohnya, kata Abu Tholut, ancaman akan menyerang TNI, Polri, sampai Presiden Joko Widodo. Ancaman itu, menurut Abu Tholut, tak rasional disampaikan dari daratan yang berjarak ribuan kilometer dari Irak dan Suriah.

"Pendukung ISIS harus tahu bahwa konflik ISIS bukan hanya soal agama, tapi juga konflik politik dan sosial yang jauh dari unsur agama," ujar Abu Tholud.

SOHIRIN

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

4 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

23 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

24 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

32 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

33 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

35 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

35 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

35 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

36 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

36 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya