Tulisan Tangan Peneror Kompas TV Makassar Diusut  

Reporter

Kamis, 2 April 2015 04:18 WIB

TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO , Makassar : Penyidik Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Makassar kesulitan mengungkap teror di Kantor Kompas TV Makassar, Jalan Pengayoman Blok F8 Nomor 13, Kecamatan Panakkukang, Senin lalu. Kepolisian belum menemukan petunjuk pasti mengenai siapa pelaku teror yang mengirim paket mencurigakan diduga bom.

Kepala Polrestabes Makassar, Komisaris Besar Fery Abraham, menyatakan pihaknya tengah mempelajari tulisan tangan peneror itu. "Kami pelajari tulisan tangan pelaku yang ada di surat itu. Dari situ, bisa diketahui tulisan itu cocoknya (dibuat oleh anak) SD, SMP atau SMA. Kita akan cari tahu siapa dan dari kelompok mana pelakunya," kata Fery, Rabu, 1 April 2015.

Teror berupa pengiriman paket diduga bom ke Kantor Kompas TV memang disertai sepucuk surat yang bernada mengancam ke seluruh media. Surat itu ditulis tangan dengan tinta hitam. Penulis menggunakan huruf kapital dalam suratnya.

Fery menegaskan penyidik berfokus pada olah TKP dan pengusutan teror itu. Soal koordinasi dengan Markas Besar Polri, termasuk Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-teror diserahkan ke Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan dan Barat. Teror ke Kompas TV, kata Fery, menjadi pembelajaran pihaknya dalam mencegah potensi kejadian serupa.

Fery juga mengimbau masyarakat selalu waspada dengan aktivitas mencurigakan di lingkungannya. Bila melihat gerak-gerik mencurigakan dari seseorang, Fery meminta masyarakat segera melapor ke kepolisian terdekat.

Juru bicara Polda Sulawesi Selatan dan Barat, Komisaris Besar Endi Sutendi, mengatakan pihaknya belum bisa menyimpulkan pelaku teror di Kantor Kompas TV. Keberadaan kelompok Anshor Daulah Makassar yang tertera sebagai pengirim surat teror bersama paket mencurigakan masih ditelusuri. "Kami masih dalami," kata Endi.

Paket mencurigakan itu sendiri dipastikannya bukan bom. Berdasarkan hasil pemeriksaan, bungkusan plastik berwarna hitam itu berisi 4 buah baterai, 4 utas kabel ukuran 10 cm, gulungan bendera merah putih dalam bambu sepanjang 10 cm dan stiker berlambang ISIS. "Itu hanya seolah-olah rangkaian bom. Tapi bukan bom. Tidak ada residu mesiu yang ditemukan," kata Endi.

TRI YARI KURNIAWAN

Berita terkait

Jadi Moderator Debat Cawapres 2024 Malam Ini, Siapa Liviana Cherlisa dan Alfito Deanova?

22 Desember 2023

Jadi Moderator Debat Cawapres 2024 Malam Ini, Siapa Liviana Cherlisa dan Alfito Deanova?

Debat cawapres 2024 akan dimoderatori oleh Liviana Cherlisa dan Alfito Deannova. Siapa mereka berdua?

Baca Selengkapnya

Pengawal Firli Bahuri Intimidasi 2 Jurnalis di Aceh

10 November 2023

Pengawal Firli Bahuri Intimidasi 2 Jurnalis di Aceh

Pengawal Firli Bahuri meminta 2 jurnalis di Aceh menghapus foto dan video pertemuan ketua KPK tersebut.

Baca Selengkapnya

LPSK Tetap Berikan Hak Richard Eliezer sebagai JC Meski Cabut Perlindungan Fisik

11 Maret 2023

LPSK Tetap Berikan Hak Richard Eliezer sebagai JC Meski Cabut Perlindungan Fisik

LPSK mengatakan Richard Eliezer Pudihang Lumiu tetap mendapat hak sebagai justice collaborator meski program perlindungannya telah dicabut

Baca Selengkapnya

Perlindungan untuk Richard Eliezer Dicabut, Pimpinan LPSK Beda Suara

11 Maret 2023

Perlindungan untuk Richard Eliezer Dicabut, Pimpinan LPSK Beda Suara

Dua dari tujuh pimpinan LPSK tidak setuju dengan pencabutan perlindungan terhadap Richard Eliezer Pudihang Lumiu.

Baca Selengkapnya

Kronologi LPSK Cabut Perlindungan Buat Richard Eliezer

11 Maret 2023

Kronologi LPSK Cabut Perlindungan Buat Richard Eliezer

Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) mencabut perlindungan fisik terhadap Richard Eliezer, Kamis, 9 Maret 2023.

Baca Selengkapnya

LPSK Cabut Perlindungan karena Richard Eliezer Langgar Kesepakatan

10 Maret 2023

LPSK Cabut Perlindungan karena Richard Eliezer Langgar Kesepakatan

Juru bicara LPSK Rully Novian mengatakan pencabutan ini diputuskan karena Richard Eliezer telah melanggar kesepakatan sebagai terlindung LPSK.

Baca Selengkapnya

LPSK Mengaku Tak Menerima Surat Permohonan Penayangan Wawancara Richard Eliezer di Kompas TV

10 Maret 2023

LPSK Mengaku Tak Menerima Surat Permohonan Penayangan Wawancara Richard Eliezer di Kompas TV

Tenaga Ahli LPSK Syahrial Martanto mengatakan penghentian perlindungan Richard Eliezer diputuskan karena Kompas TV mewawancarai tanpa seizin LPSK.

Baca Selengkapnya

Saat Cinta Laura Kecewa ketika Namanya Disebut dengan Gaya yang Kurang Pas

15 Desember 2020

Saat Cinta Laura Kecewa ketika Namanya Disebut dengan Gaya yang Kurang Pas

Cinta Laura mengungkapkan kekecewaannya saat merasa pembaca berita Kompas TV telah menyebut namanya dengan cara meniru gaya bicaranya. .

Baca Selengkapnya

Aiman Kompas TV: Aris Budiman Tak Meminta Hak Jawab

11 Oktober 2017

Aiman Kompas TV: Aris Budiman Tak Meminta Hak Jawab

Aiman selalu menghubungi Aris Budiman jika program dialognya di Kompas TV membahas materi yang berhubungan dengan KPK.

Baca Selengkapnya

Aksi 112, Mobil Kompas TV Sempat Dicegat Massa

11 Februari 2017

Aksi 112, Mobil Kompas TV Sempat Dicegat Massa

Kapolsek benarkan mobil Kompas TV sempat dicegat massa di kawasan Masjid Istiqlal.

Baca Selengkapnya