Susah dan Senang Menyatukan Kubu Hatta dan Zulkifli

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Selasa, 31 Maret 2015 22:14 WIB

Ketua Umum PAN Terpilih periode 2015-2020, Zulkifli Hasan (kanan), memeluk Ketua Umum PAN periode 2010-2015, Hatta Rajasa, usai pemilihan pada Kongres IV PAN di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, 1 Maret 2015. Hatta menjadi saingan Zulkifli dalam pemilihan ini. ANTARA/Rosa Panggabean

TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan kader Partai Amanat Nasional memadati salah satu sudut di lantai dua Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat malam, pekan lalu. Satu per satu mereka memasuki Ruang Bima--salah satu ruangan di lantai itu--setelah mengisi buku daftar hadir di depan pintu masuk. "Ini rapat perdana pengurus baru," kata ketua umum partai itu, Zulkifli Hasan.

Setengah dari jumlah pengurus partai hadir malam itu. Di jajaran elite, selain Zulkifli, tampak pula Ketua Dewan Kehormatan Amien Rais, Sekretaris Jenderal Eddy Soeparno, Bendahara Umum Nasrullah, dan para wakil ketua umum. Ketua Majelis Pertimbangan Soetrisno Bachir datang menyusul.

Acara satu jam itu berlangsung setelah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia mengesahkan daftar pengurus partai periode 2015-2020, Rabu pekan lalu. Total 76 nama--mayoritas merupakan pendukung Zulkifli--tercantum di daftar itu. Ini sesuai jumlah pengurus yang diajukan Zulkifli ke Kementerian Hukum sepekan sebelumnya.

Proses pengesahan yang terbilang mulus tak terjadi saat penyusunan daftar nama pengurus. Ini akibat bipolarisasi kekuatan partai pasca-kongres Nusa Dua, Bali, awal Maret 2015. Dua kekuatan yang terbentuk adalah kubu Zulkifli dan Hatta Rajasa, tokoh partai yang bersaing menjadi ketua umum di kongres.

Zulkifli, misalnya, harus berulang kali menemui Hatta untuk membahas nama-nama calon pengurus. Pertemuan berlangsung di kediaman Hatta di Jakarta. "Total ada empat pertemuan," kata Wakil Ketua Umum Bara Hasibuan. Pertemuan dilatarbelakangi niat Zulkifli merangkul kubu Hatta masuk struktur partai untuk kmenghindari perpecahan.

Pertemuan tersebut dimanfaatkan Zulkifli untuk meminta Hatta menyodorkan sejumlah nama untuk masuk daftar pengurus. Menurut seseorang yang mengetahui isi pertemuan, Zulkifli meminta Hatta mengajukan 20 nama. "Sepuluh akan diberi posisi ketua, sepuluh lainnya wakil sekretaris jenderal," ujarnya.

Zulkifli membantah menawarkan dua posisi itu untuk pendukung Hatta. "Tidak benar seperti itu," katanya. Adapun Bara membenarkan ada tawaran kepada Hatta untuk mengusulkan 20 nama dalam kepengurusan baru. Namun, seseorang yang dekat dengan Zulkifli mengatakan 20 kursi yang ditawarkan sempat ditentang pendukung Zulkifli.

Para pendukung menganggap Zulkifli terlalu bermurah hati dengan memberikan begitu banyak jatah kursi. Penolakan mereda setelah Zulkifli menjelaskan maksud akomodasi kursi, yakni menjaga persatuan partai. "Setelah kongres, sudah tak ada lagi kubu Bang Hatta atau kubu Bang Zul," ucap Zulkifli.

Dua puluh nama ini akhirnya dibahas dalam rapat tim formatur yang dipimpin Zulkifli. Tak semua nama disepakati, meski kubu Hatta mengirim dua perwakilan di tim yang memiliki 12 anggota itu. Sumber yang mengetahui pembahasan nama-nama itu mengatakan perdebatan panas terjadi dalam rapat di Ruang Bimasena, Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Senin dua pekan lalu.

Menurut dia, perdebatan bermula saat Zulkifli memaparkan 20 nama yang diusulkan Hatta. Sejumlah anggota tim, yang juga pendukung Zulkifli, menolak beberapa nama. "Ada resistansi dari tim Zulkifli. Sejak awal, mereka tak suka dengan beberapa nama," kata orang itu.

<!--more-->

Salah satu yang paling keras ditentang adalah Tjatur Sapto Edy, pendukung Hatta yang juga mantan ketua fraksi partai di Dewan Perwakilan Rakyat. Menurut seorang yang lain, Tjatur ditolak lantaran tak menunjukkan sikap demokratis pasca-kongres. "Dia tak mau menandatangani dokumen hasil kongres, padahal dia anggota panitia pengarah," ucap orang ini.

Zulkifli tak mengiyakan ataupun membantah telah terjadi penolakan terhadap beberapa nama calon pengurus dari barisan Hatta dalam rapat itu. "Dinamika dalam setiap penyusunan pengurus itu sesuatu yang wajar," kata Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat ini.

Mantan anggota tim formatur, Yandri Susanto, membantah ada penolakan terhadap pendukung Hatta. "Tak ada istilah yang ditolak," ujarnya. Namun ketegangan di rapat tim dibenarkan Bara. "Ada beberapa nama yang dianggap tak pantas masuk, tapi masuk."

Adapun Tjatur mengatakan tak mengetahui namanya masuk dalam daftar calon pengurus pimpinan Zulkifli. "Apakah masuk atau tidak, sepenuhnya saya serahkan kepada Pak Hatta," katanya. Meski begitu, sebelum Hatta mengusulkan nama, Tjatur telah meminta agar ia tak masuk daftar.

Ihwal penolakan meneken dokumen hasil kongres, Tjatur membantahnya. "Saya hanya mau membaca dulu dokumen-dokumen hasil kongres sebelum saya teken," ucap dia. Menurut Tjatur, pengantar dokumen yang diutus kubu Zulkifli berjanji memberikan salinan dokumen kepadanya. Namun, si pengantar tak kunjung datang.

Perdebatan keras di rapat itu membuat beberapa nama dari barisan Hatta terpental. Hanya 15 nama yang akhirnya diakomodasi. Mereka di antaranya Bima Arya, Andi Anshar, Saleh Daulay, Noviantika Nasution, Jon Erizal, Achmad Hafidz Tohir, Wahyuni Refi, Ibnu Mahmud, Siti Hikmawati, serta anak Hatta, Muhammad Reza Rajasa. Mereka mendapat posisi beragam, yakni wakil ketua umum, ketua bidang, wakil sekretaris jenderal, dan bendahara.

Toh, ketegangan di rapat tim formatur sampai juga ke telinga Hatta. Seusai rapat, Hatta menelepon Zulkifli untuk mempersoalkan tak masuknya nama yang diusulkan. "Zul, kok begini? Rencananya kan enggak seperti ini?" kata seseorang yang mengetahui komunikasi Hatta-Zulkifli.

Bara membenarkan sempat ada protes dari Hatta. Namun protes muncul lantaran ada kesalahpahaman. "Saat itu, Pak Hatta mengira hanya sedikit yang masuk dari yang ia usulkan," ucapnya. Menurut Bara, Hatta bisa menerima keputusan setelah mengetahui 15 pendukungnya masuk struktur.

Adapun nama Hatta tak masuk struktur partai. Menurut Bara, Zulkifli telah menawarkan posisi Ketua Dewan Pakar untuk Hatta. "Pak Hatta belum memberikan jawaban atas tawaran ini," ujar Bara. Seseorang yang dekat dengan Hatta mengatakan tawaran Zulkifli ditolak Hatta lantaran mantan Menteri Sekretaris Negara itu memilih istirahat mengurus partai. "Tapi dia masih ingin bersama partai."

Mantan anggota tim sukses Hatta, Didi Supriyanto, mengatakan gagalnya sebagian nama barisan Hatta masuk ke struktur partai juga akibat adanya kepentingan pihak lain. Menurut dia, selain kubu Zulkifli dan Hatta, ada tiga kubu lain yang berupaya mendapatkan kursi, yakni kubu Amien Rais, Soetrisno Bachir, dan Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang. "Ada lima faksi dan kelihatannya diakomodasi semua," ucapnya.

PRIHANDOKO

Berita terkait

Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya

3 jam lalu

Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya

Mendag Zulkifli Hasan kembalikan aturan impor bahan baku industri. Apa alasannya? Begini bunyi Permendag 25/2022.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

5 jam lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Zulhas Revisi Permendag Pembatasan Barang Bawaan Impor, Angin Segar bagi Pelaku Bisnis Jastip?

15 jam lalu

Zulhas Revisi Permendag Pembatasan Barang Bawaan Impor, Angin Segar bagi Pelaku Bisnis Jastip?

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang, tidak ada lagi pembatasan barang.

Baca Selengkapnya

Harga Pangan Diklaim Normal, Zulhas: Kalau Terlalu Murah Petaninya Bangkrut

23 jam lalu

Harga Pangan Diklaim Normal, Zulhas: Kalau Terlalu Murah Petaninya Bangkrut

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengklaim sejumlah harga pangan telah berangsur normal. Yang mahal tinggal gula pasir.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Tepis Larangan Warung Madura Buka 24 Jam

1 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Tepis Larangan Warung Madura Buka 24 Jam

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menepis isu pelarangan operasional warung madura selama 24 jam.

Baca Selengkapnya

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

1 hari lalu

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

Sejumlah partai politik yang tergabung dalam KIM membuka peluang PKS untuk bergabung ke Prabowo, kecuali Gelora. Apa alasan Gelora menolak PKS?

Baca Selengkapnya

Kala Jokowi dan Gibran Disebut sebagai Bagian dari Keluarga Besar Golkar dan PAN

2 hari lalu

Kala Jokowi dan Gibran Disebut sebagai Bagian dari Keluarga Besar Golkar dan PAN

Ini alasan Partai Golkar dan PAN menyebut Jokowi dan Gibran sebagai bagian dari keluarga besar partainya.

Baca Selengkapnya

PAN Mau Terima Jokowi dan Gibran Setelah Dipecat PDIP

2 hari lalu

PAN Mau Terima Jokowi dan Gibran Setelah Dipecat PDIP

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan sebelumnya mengaku dirinya sudah berulang kali menyampaikan bahwa PAN membuka pintu untuk Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

3 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

3 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya