Penjual Kopi Jahe Ini Dituduh Kirim Penyokong ISIS
Editor
Yosep suprayogi koran
Kamis, 26 Maret 2015 18:38 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Tim Detasemen Khusus Antiteror menangkap dua orang yang diduga sebagai pengikut Islamic State of Iraq and al-Sham (ISIS) di Malang, Jawa Timur, kemarin. Menurut Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Hubungan Masyarakat Markas Besar Kepolisian RI Komisaris Besar Rikwanto, kedua orang itu diduga sebagai anggota kelompok Salim Mubaroq Attamimi alias Abu Jandal Al Yemeni Al Indunusi. Salim adalah warga Indonesia petinggi ISIS yang menentang Panglima TNI melalui video YouTube.
Rikwanto tidak menyebutkan nama kedua orang itu, melainkan hanya inisialnya, yaitu AHM dan AH. Menurut dia, AHM ditangkap di Klojen, Malang, sekitar pukul 10.00 WIB. Pria kelahiran 21 Juli 1971 itu baru saja kembali dari Suriah. Adapun HA dibekuk Tim Detasemen di rumahnya, di Jalan Soputan, Karang Besuki, Sukun, Kota Malang. ”Dia berperan memberangkatkan pendukung ISIS di Jawa Timur,” kata Rikwanto, di kantornya, 25 Maret.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, kedua orang itu adalah Abdul Hakim Munabari dan Helmi Alamuddin. Abdul ditangkap di depan warung Internet. ”Ditangkap tiga personel berpakaian preman,” kata Sampan, tukang becak yang mangkal di lokasi. Menurut Sampan, tak ada perlawanan saat penangkapan.
Abdul sehari-hari berjualan kopi Arab atau kopi jahe rempah Cap Maroko. Ia adalah warga Jalan Ade Irma Suryani di kawasan Tongan. Slamet, warga setempat, mengatakan Abdul dan Helmi diduga sebagai binaan Salim alias Abu Jandal. Soalnya, kata dia, keduanya aktif mengikuti pengajian dan diskusi keagamaan yang dipimpin Salim. ”Salim juga dulu tinggal di Tongan,” ujar Slamet. Salim, tutur dia, cukup lama tinggal di kawasan tersebut.
Muslich, personel keamanan di kawasan tempat tinggal Abdul, mengatakan yang bersangkutan jarang bersosialisasi dan bergaul dengan tetangga. ”Orangnya tertutup.” Bilqis, adik Abdul, mengatakan kakaknya memang tertutup, bahkan jarang bertegur sapa dengan kedua adiknya yang tinggal serumah. ”Kalau enggak perlu, ya, dia diam saja,” katanya. Meski demikian, ia menyangkal anggapan bahwa kakaknya pernah ke Suriah. Menurut Bilqis, kakaknya hanya sekali ke luar negeri, yakni untuk bekerja di Malaysia saat masih bujangan.
Adapun Helmi, 49 tahun, dibekuk setelah salat Zuhur. Penangkapan Helmi, yang diduga sebagai penyandang dana keberangkatan pengikut ISIS di Jawa Timur, berlangsung cepat. ”Sepeda motornya distop. Tangan, kaki, dan lehernya langsung dipegang tiga orang,” kata Hendra Eka Setiawan, warga yang melihat kejadian itu.
Menurut dia, salah satu polisi yang menangkap Helmi menyamar sebagai pedagang durian. Padahal, kata dia, selama ini tak pernah ada pedagang durian di taman sekitar lokasi kejadian. Warga yang berada di taman kontan kaget. Mereka tak menyangka terjadi penyergapan pengikut ISIS di lokasi tersebut.
Dengan penangkapan ini, Tim Detasemen sudah membekuk tujuh orang. Sebelumnya, Tim menangkap lima orang, antara lain Koswara, Furqon, Amin Mude, Aprimul Hendri, serta Tuah Febriwansyah bin Arif Hasruddin alias Fahri, pekan lalu.
TIM TEMPO