Heboh ISIS: Imigrasi Sampai Curigai Pemohon Paspor dari Solo

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Minggu, 22 Maret 2015 19:43 WIB

Masjid Jami' Sulaiman Al Hunaishil di Gang Makam, Dusun Sempu, Desa Gadingkulon, Malang. Sempat digunakan sekelompok orang yang terkait, dengan gerakan Islam radikal bernuansa ISIS. TEMPO/Abdi Purmono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kantor Imigrasi Kelas I Yogyakarta melayani permohonan paspor setiap hari antara 100-150 orang. Beberapa bulan ini ada pengetatan permohonan pembuatan paspor untuk mengantisipasi warga Indonesia yang menyeberang bergabung dengan ISIS.

"Memang permohonan paspor bisa di mana saja. Tetapi curiga yang dari luar kota seperti Solo. Logikanya jika lebih dekat di Solo kenapa ke Yogyakarta," kata Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Yogyakarta, Arief Munandar, akhir pekan lalu.

Selama ini banyak pemohon paspor yang ditolak. Namun, hanya sebatas persyaratan yang tidak lengkap. Hanya saja, jika ada kecurigaan terhadap pemohon dari kantor Imigrasi, pengetatan ada di sesi wawancara. Selama 4 bulan terakhir ini belum ada pemohon paspor yang ditolak setelah semua persyaratan terpenuhi.

Di kantor Imigrasi yang berada di barat bandar udara Adisutjipto itu, mayoritas pemohon paspor adalah mereka yang akan berangkat umrah atau haji, yang mencapai 50 persen dari pemohon. Sisanya pemohon paspor tugas belajar, wisata, dan bekerja. Khusus TKI, minim karena pembuatan paspor harus per wilayah.

Dia mengakui, untuk memilah pemohon yang dicurigai akan bergabung dengan gerakan radikal di Suriah dan Irak itu sangat sensitif. Sebab, pihaknya tidak bisa serta merta mencurigai dari penampilan dan pakaian para pemohon tersebut.

Misalnya, ada pemohon yang berjanggut panjang dan bercelana tiga perempat, tidak bisa diklaim sebagai orang yang radikal dan akan bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Apalagi jika kantornya tidak memiliki data awal riwayat para pemohon dari intelijen.

Ia menambahkan, pihaknya juga bekerja sama dengan pihak intelijen melalui Komind (Komunitas Intelijen Daerah). Gunanya untuk mencari data orang-orang yang mengajukan permohonan paspor tetapi sudah menjadi salah satu orang yang diawasi.

Karena mayoritas pemohon paspor adalah mereka yang akan berangkat umrah, Arief juga kesulitan jika ada dari mereka tidak kembali ke Indonesia. Sebab, setelah mendapatkan paspor, tidak ada informasi data mereka setelah itu. Rombongan jemaah umrah bisa saja tidak dari Yogyakarta tetapi justru dari Jakarta.

Hingga saat ini belum ada informasi para pemohon paspor dari Yogyakarta yang ke luar negeri tetapi tidak kembali lagi. Memang tidak ada kewajiban untuk melapor jika para pemegang paspor untuk melapor saat susah tiba lagi di Indonesia.

Jika pemohon paspor akan berwisata, mayoritas ke Malaysia dan Singapura. Sebab, penerbangan internasional dari Yogyakarta juga hanya ke dua negara itu. Jika berangkat dari daerah lain, pihak Imigrasi Yogyakarta hanya memonitor di Adisutjipto.

MUH SYAIFULLAH

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

4 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

23 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

24 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

32 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

33 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

35 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

35 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

35 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

36 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

36 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya