Begini Celah Korupsi Pengelolaan TKI Versi Nusron Wahid  

Reporter

Editor

Anton Septian

Jumat, 20 Maret 2015 15:04 WIB

Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indoensia (BNP2TKI), Nusron Wahid, menggendong salah satu anak TKI yang terlepas dari orang tuanya di TKI Lounge, Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, 19 Januari 2015. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) Nusron Wahid menilai penerimaan gratifikasi berpotensi terjadi dalam pelayanan terhadap TKI. Upaya pencegahan, menurut dia, harus terus dilakukan. "Dan semua pihak harus terus diingatkan," kata Nusron lewat pesan pendeknya, Kamis malam, 19 Maret 2015.

BNP2TKI pun menggandeng Komisi Pemberantasan Korupsi dalam pencegahan korupsi dan pengendalian gratifikasi.

Nusron merinci beberapa sektor yang sering menjadi ladang gratifikasi dan korupsi di lingkungan BNP2TKI. Pertama, dalam pelayanan surat izin pengerahan (SIP) job order yang harus ada dari luar negeri dan ditandatangani KBRI di luar negeri. "Di sini ada potensi permainan suap untuk pengadaan job order," kata Nusron. Kedua, adanya potensi tetesan gratifikasi suap dalam penandatanganan surat izin pengerahan yang di dalamnya terdapat permainan dalam perekrutan TKI.

Potensi gratifikasi ketiga adalah saat calon TKI sudah direkrut dan masuk pelatihan balai latihan kerja (BLK). Aturannya, ucap Nusron, balai latihan ini harus ditempuh selama 40 hari. Namun para pelaku bisa memperpendek waktu menjadi sepuluh hari dengan kompensasi imbalan tertentu.

Adapun potensi korupsi lain adalah saat proses ujian para calon TKI. Seseorang yang tidak lulus ujian dimanipulasi menjadi lulus dengan imbalan tertentu.

Modus lain, tutur Nusron, adalah dalam pembayaran asuransi. Beberapa TKI dirayu agar mau bayar asuransi. "Padahal ini tidak wajib," kata Nusron. Padahal tak sedikit, saat ada TKI yang terkena musibah dan masalah, klaim asuransinya tak diberikan.

Korupsi dan gratifikasi ini, ujar dia, juga sampai pada remitansi. "Ada beberapa TKI yang mengirim uang ke kampung halaman tapi ditilap," ucapnya. Jadi uang itu tidak sampai pada keluarganya.

"Semua itu adalah potensi korupsi yang harus dicegah dan diberantas," tutur Nusron. "Ini bahaya kalau dibiarkan."

Wakil KPK Zulkarnain mengatakan upaya melawan dan memberantas korupsi penting dilakukan. Menurut dia, sampai saat ini, 46 persen masyarakat belum mau melapor kasus korupsi ke KPK jika mengetahui adanya korupsi. Padahal, ujar dia, pemberantasan ataupun pencegahan korupsi adalah tugas semua pihak untuk ikut melawannya.

"Hampir semua lembaga negara memiliki potensi terjadinya korupsi dan gratifikasi," ucap Zulkarnain. Ia pun mengajak semua kementerian dan lembaga untuk turut memeranginya.

MUHAMMAD MUHYIDDIN

Berita terkait

PDIP Gugat KPU ke PTUN, TKN Prabowo-Gibran: Apa yang Mau Digugat?

3 hari lalu

PDIP Gugat KPU ke PTUN, TKN Prabowo-Gibran: Apa yang Mau Digugat?

Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, mempertanyakan alasan PDIP menggugat ke PTUN Jakarta. Tak berdampak pada legitimasi hasil pilpres.

Baca Selengkapnya

Kata Gerindra Soal KIM Jika Ada Parpol Lain Gabung setelah Putusan MK

4 hari lalu

Kata Gerindra Soal KIM Jika Ada Parpol Lain Gabung setelah Putusan MK

Gerindra menganggap partai yang baru bergabung setelah putusan MK sama pentingnya dengan anggota lama KIM.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Cabut Pembatasan Barang TKI, Begini Bunyi Aturannya

9 hari lalu

Pemerintah Cabut Pembatasan Barang TKI, Begini Bunyi Aturannya

Sebelumnya, pemerintah membatasi barang TKI atau pekerja migran Indonesia, tetapi aturan ini sudah dicabut. Begini isi aturannya.

Baca Selengkapnya

Kata Nusron Wahid dan Airlangga Hartarto soal Jatah 5 Menteri dari Golkar di Kabinet Prabowo

39 hari lalu

Kata Nusron Wahid dan Airlangga Hartarto soal Jatah 5 Menteri dari Golkar di Kabinet Prabowo

Nusron Wahid dan Airlangga akhirnya buka suara terkait narasi jatah 5 menteri dari Golkar di Kabinet Prabowo. Begini katanya.

Baca Selengkapnya

Beredar Bocoran Susunan Kabinet Prabowo-Gibran, TKN: Spekulatif

20 Februari 2024

Beredar Bocoran Susunan Kabinet Prabowo-Gibran, TKN: Spekulatif

Ahmad Muzani mengatakan beredarnya informasi susunan kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran hanya bersifat spekulatif.

Baca Selengkapnya

Departemen Imigrasi Malaysia Tangkap 130 WNI Tak Berdokumen

19 Februari 2024

Departemen Imigrasi Malaysia Tangkap 130 WNI Tak Berdokumen

Kementerian Luar Negeri mengatakan KBRI belum menerima notifikasi kekonsuleran tentang penangkapan 130 WNI di Selangor, Malaysia.

Baca Selengkapnya

Menang Versi Quick Count, TKN Prabowo-Gibran Tetap Minta Rekapitulasi Suara Dikawal Ketat

15 Februari 2024

Menang Versi Quick Count, TKN Prabowo-Gibran Tetap Minta Rekapitulasi Suara Dikawal Ketat

Sekretaris TKN Prabowo-Gibran menginstruksikan tim pemenangan untuk mengawal ketat rekapitulasi suara. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Tanggapi Komentar soal Jokowi Tak Bisa Kerja, Nusron Wahid: Ahok Kerjanya Ngomong

9 Februari 2024

Tanggapi Komentar soal Jokowi Tak Bisa Kerja, Nusron Wahid: Ahok Kerjanya Ngomong

Nusron mengatakan, ucapan itu tidak perlu dibahas lantaran menurut dia, sejak dulu Ahok sudah dikenal gemar berbicara di depan publik.

Baca Selengkapnya

Nusron Wahid Bantah Bayar Massa untuk Hadiri Kampanye Akbar Prabowo-Gibran

9 Februari 2024

Nusron Wahid Bantah Bayar Massa untuk Hadiri Kampanye Akbar Prabowo-Gibran

Nusron Wahid membantah kubu Prabowo-Gibran membuka pendaftaran peserta kampanye akbar dengan iming-iming bayaran dan makan siang.

Baca Selengkapnya

TKN Respons Survei Prabowo-Gibran 52,5 Persen: Hilal Sekali Putaran Sudah Tampak

8 Februari 2024

TKN Respons Survei Prabowo-Gibran 52,5 Persen: Hilal Sekali Putaran Sudah Tampak

Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Nusron Wahid mengomentari hasil survei Populi Center yang menyebut Prabowo-Gibran sudah mencapai 52,5 Persen.

Baca Selengkapnya