Polisi goyang Dumang di Bangkalan, MadurA, 11 Maret 2015. TEMPO/Musthofa Bisri
TEMPO.CO, Bangkalan - Setelah heboh anggota Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Bangkalan Bripka Komang melakukan goyang dumang saat mengatur lalu lintas, muncul polisi raja pantun di Bangkalan. Dia adalah Bidarudin, 45 tahun, berpangkat ajun komisaris dengan jabatan komandan pasukan Sabhara.
Saat ada unjuk rasa di gedung Kejaksaan Negeri Bangkalan pada Senin, 16 Maret 2015, Bidarudin mengeluarkan pantun untuk menenangkan demonstran warga Kecamatan Kokop.
“Bersihkan halaman pakai sekop Jagalah sikap ramah-tamah. Kalian semua pulang ke Kokop Semoga selamat sampai di rumah.”
Melihat polisi berpantun, suasana tegang pun cair. Para pendemo hanyut dalam tawa.
Menurut Bidarudin, kebiasaannya berpantun dimulai saat dia menjadi Kepala Polsek Konang. Empat setengah tahun menjabat Kapolsek Konang membuat Bidarudin tidak betah dan ingin dimutasi. Lewat pantun, Bidarudin menyampaikan isi hatinya dan akhirnya dimutasi menjadi Kepala Satuan Sabhara.
“Saya ingin belajar berenang Berenangnya di sungai musi Empat setengah tahun saya di Konang Kapan saya dimutasi.”
Selain untuk menghibur diri, pantun Bidarudin kebanyakan bermuatan pesan moral.
Dia menganggap menyampaikan pesan lewat pantun lebih diperhatikan oleh orang yang mendengarkan. Awal Maret lalu, saat pasukannya berhasil menggerebek pabrik rumahan miras oplosan, Bidarudin berpantun:
“Berburu kucing ke hutan rimba Bersama satuan fungsi Sabhara Apa guna pakai miras dan narkoba Bikin hidup jadi sengsara.”