TEMPO Interaktif, Mataram:Sedikitnya 16 ribu pelanggan listrik swasta di Lombok Timur yang dikelola PT Sinar Rinjani, Koperasi Listrik Pedesaan, terhindar dari kegelapan setelah Pertamina Depot Ampenan, Mataram, menyubsidi solar senilai Rp 1,476 miliar per bulan ke perusahaan listrik swasta itu.Perusahaan yang berlokasi di Aikmel, Lombok Timur, itu terancam gulung tikar setelah harga solar untuk industri naik dari Rp 2.200 per liter menjadi Rp 5.480 per liternya. Sebelum resmi keluar subsidi, pihak PT Sinar Rinjani mengajukan surat ke Pertamina Pusat, Jumat (5/8) lalu. Surat yang diajukan Abdul Muthalib, Manager PT Sinar Rinjani, dan disetujui Gubernur NTB Lalu Serinata berikut Dinas Koperasi dan UKM itu, di antaranya meminta kebijakan agar harga solar tidak naik dari harga awal Rp 2.200 per liternya, dan bukan dikategorikan solar industri sebesar Rp 5.480 per liternya. Surat yang di antaranya ditujukan ke Menteri Koperasi dan UKM, Direktur Pertamina Pusat itu, akhirnya disetujui. "Ya, akhirnya kita setujui harga solar tetap semula," tegas Sumartono, Pjs Kepala Kantor Pertamina Depot Ampenan, di kantornya di Mataram, Selasa (9/8) siang.Selama ini PT Sinar Rinjani mempunyai pelanggan listrik sekitar 16 ribu, di antaranya tersebar di beberapa kecamatan di Lombok Timur, seperti di Belanting, Aikmel, Sambelia, Pringgabaya, dan listrik yang mengalir ke kawasan pelabuhan di Lombok Timur. Kapasitasnya sekitar 5 megawatt dengan kebutuhan solar mencapai 15 kiloliter per harinya atau sekitar 450 kiloliter per bulannya.sujatmiko