Hati-hati, Potensi ISIS Ada di Jawa Barat

Reporter

Sabtu, 14 Maret 2015 21:17 WIB

Pejuang syiah yang dikenal Hashid Shaabi melihat lokasi terjadinya ledakan bom bunuh diri yang dilakukan olah Negara Islam (ISIS) di selatan Tikrit, 12 Maret 2015. Pasukan keamanan Irak dan milisi Syiah baku tembak sporadis dengan pejuang Negara Islam (ISIS) di Tikrit. REUTERS/Thaier Al-Sudani

TEMPO.CO, Bandung - Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Jawa Barat Agus Hanafi mengatakan pemerintah saat ini menerapkan kewaspadaan dini untuk mengantisipasi gerakan ISIS. "Kami melakukan kewaspadaan dini, monitoring 27 kabupaten/kota di Jawa Barat kita lakukan," kata dia di Bandung, Sabtu, 14 Maret 2015.

Menurut Agus, potensi gerakan ISIS ada di Jawa Barat. "Di setiap negara juga potensi semacam itu ada. Hanya persoalannya, makin di blow up makin eksis, semakin dikhawatirkan semakin membuktikan keberadaannya, tapi harus tetap diwaspadai," ujarnya.

Pemerintah juga tidak bisa sembarangan mengambil tindakan menghadapi gerakan radikal tersebut. "Radikalisme dalam gagasan tidak bisa dijerat, juga radikal dalam perilaku. Tapi jika sampai pada radikalisasi berupa tindakan, ketika menyangkut kepentingan orang lain, baru ditindak," kata dia.

Agus menyebutkan fungsi lembaganya mengawasi kelompok radikal hanya seperit hakim garis. "Saat off-set, saya tarik bendera, tiup pluit," ucapnya.

Saat ini berkembang modus baru adanya WNI yang mendompleng lembaga perjalanan untuk bergabung ke ISIS. Mereka kerap memisahkan diri setelah sampai ke negara terdekat dengan ISIS.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan meminta penyedia jasa travel umroh di wilayahnya agar tidak mengizinkan peserta berpisah dari rombongan jamaah. Hal ini untuk berulangnya warga Indonesia yang memanfaatkan jasa travel untuk bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

"Hati-hati kalau membawa orang keluar negeri, tidak boleh pisah. Kasusnya sederhana, mereka pergi terus berpisah di sana. Khawatir nanti ada modus-modus yang mirip," kata dia di Bandung, Sabtu, 14 Maret 2015.

Gubernur dengan sapaan Aher itu mengatakan, pemerintah Jawa Barat sudah meminta pengelola travel yang membawa jamaah umroh agar tidak mengizinkan peserta memisahkan diri saat di luar negeri. "Katakanlah ada satu dua orang yang mau pisah, jangan dikasih," ujar dia.

Menurut Aher, pemerintah tidak bisa melarang masyarakat untuk bepergian keluar negeri, apalagi untuk melaksanakan kegiatan umroh. Sebab umroh adalah ibadah sehingga tidak mungkin peserta dipantau secara berlebihan. "Oleh sebab itu ketika di luar negeri harus diberi aturan yang ketat bagi rombongan agar tidak boleh berpisah," kata dia.

AHMAD FIKRI

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

4 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

23 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

24 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

32 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

33 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

35 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

35 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

35 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

36 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

36 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya