Manajer Penyanyi Pelaku Pelecehan Sulit Dijerat, Kenapa?  

Reporter

Jumat, 13 Maret 2015 16:21 WIB

Seorang anak ikut peduli terhadap kekerasan terhadap perempuan dan anak saat melakukan aksi di Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (29/1). Mereka menuntut adanya perhatian lebih dari pemerintah dan elemen masyarakat terhadap kejahatan seksual pada anak dan perempuan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar hukum internasional Hikmahanto Juwana mengatakan manajer penyanyi sekaligus pelaku tindak pidana asusila, Arif Dolla, sulit dikenai sanksi. Kepolisian Indonesia sulit memproses kasus hukum Arif lantaran keberadaannya di Singapura. "Apalagi belum ada perjanjian ekstradisi antara Indonesia dan Singapura," katanya saat dihubungi Tempo, Jumat, 13 Maret 2015.

Arif adalah manajer penyanyi Rendy (bukan nama sebenarnya). Rendy, pada Senin, 9 Maret 2015, mengadu ke Komisi Nasional Perlindungan Anak dan Badan Reserse Kriminal Polri. Bocah 14 tahun ini mengaku mengalami kejahatan asusila. Pelaku yang dilaporkan adalah Arif, warga negara Singapura.

Menurut Rendy, sejak menjadi manajernya, Arif kerap meminta imbalan berupa ciuman, mandi, dan tidur bersama. Rendy juga melaporkan kasus pencurian yang diduga dilakukan Arif. Pria 30 tahun itu diduga mencuri laptop, kamera, dan gitar Rendy pada awal Februari lalu.

Hikmahanto menerangkan, selain sulit, pelapor juga tak dapat menuntut kepada pemerintah Singapura. Namun, bila kepolisian Singapura bersedia menyerahkan Arif untuk diproses hukum di Indonesia, Polri dapat memprosesnya. Artinya, jika Singapura tak bersedia menyerahkan Arif, yang bersangkutan terbebas dari proses hukum.

Kemungkinan yang bisa terjadi, polisi dapat menangkap jika pelaku sedang berkunjung ke Indonesia. "Asalkan polisi Indonesia sudah melapor ke Singapura," ujarnya.

Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait mengatakan lembaganya akan memperkarakan Arif Dolla dalam kasus lain. "Dia (Arif Dolla) diduga menculik karena membawa korban ke luar negeri tanpa kontrak tertulis dengan orang tuanya," kata Arist Merdeka Sirait.

DEWI SUCI RAHAYU


Berita terkait

New York Times Meragukan Artikelnya Sendiri Soal Kisah Perkosaan Hamas

35 hari lalu

New York Times Meragukan Artikelnya Sendiri Soal Kisah Perkosaan Hamas

Video baru New York Times soal tentara Israel membantah dugaan perkosaan yang dilakukan Hamas terhadap perempuan selama serangan 7 Oktober

Baca Selengkapnya

Robinho Akan Jalani Hukuman 9 Tahun di Brasil karena Kasus Perkosaan di Italia

42 hari lalu

Robinho Akan Jalani Hukuman 9 Tahun di Brasil karena Kasus Perkosaan di Italia

Mantan pemain Manchester City dan Real Madrid, Robinho, akan menjalani hukuman penjara selama sembilan tahun atas kasus pemerkosaan.

Baca Selengkapnya

Survei Pernah Ungkap India sebagai Negara Tak Aman untuk Perempuan

52 hari lalu

Survei Pernah Ungkap India sebagai Negara Tak Aman untuk Perempuan

Survei yang dilakukan Thomson Reuters Foundation pada 2018 silam pernah mengungkap India sebagai salah satu negara tak aman untuk perempuan.

Baca Selengkapnya

Perkosaan kepada Turis Kembali Terjadi di India, Ini 5 Negara Paling Berbahaya untuk Perempuan

55 hari lalu

Perkosaan kepada Turis Kembali Terjadi di India, Ini 5 Negara Paling Berbahaya untuk Perempuan

Perkosaan kepada turis perempuan asal Spanyol di India mencoreng pariwisata di negara tersebut

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan Seksual Istri Pasien oleh Dokter di Palembang, Bukan Perkosaan Tapi Ini Kata Pelapor

1 Maret 2024

Dugaan Pelecehan Seksual Istri Pasien oleh Dokter di Palembang, Bukan Perkosaan Tapi Ini Kata Pelapor

Febriansyah, Pengacara TA menjelaskan kliennya yang sedang hamil tersebut bukan mengalami perkosaan oleh dokter MY.

Baca Selengkapnya

Hamas Bantah Tuduhan Perkosaan dan Kekerasan Seksual dalam Serangan 7 Oktober

5 Desember 2023

Hamas Bantah Tuduhan Perkosaan dan Kekerasan Seksual dalam Serangan 7 Oktober

Hamas membantah tuduhan bahwa anggotanya melakukan pemerkosaan dan kekerasan seksual terhadap warga Israel.

Baca Selengkapnya

Israel dan AS Tuding Hamas Lakukan Perkosaan pada 7 Oktober, Tapi Tolak Diselidiki PBB

5 Desember 2023

Israel dan AS Tuding Hamas Lakukan Perkosaan pada 7 Oktober, Tapi Tolak Diselidiki PBB

Israel dan Amerika Serikat mengklaim terjadinya perkosaan oleh Hamas terhadap sejumlah perempuan dalam serangan pada 7 Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Pemenang Nobel Perdamaian Mencalonkan Diri sebagai Presiden Kongo

3 Oktober 2023

Pemenang Nobel Perdamaian Mencalonkan Diri sebagai Presiden Kongo

Denis Mukwege, dokter kandungan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2018, mencalonkan diri sebagai presiden Kongo dalam pilpres Desember

Baca Selengkapnya

PBB: Rusia Siksa Sejumlah Warga Ukraina Secara Brutal hingga Tewas

25 September 2023

PBB: Rusia Siksa Sejumlah Warga Ukraina Secara Brutal hingga Tewas

Metode penyiksaan yang dilakukan Rusia di sebagian wilayah Ukraina yang didudukinya sangat brutal hingga beberapa korbannya tewas

Baca Selengkapnya

Perkosa Anak 9 Tahun, Mantan Produser CNN Dihukum 19 Tahun Penjara

21 Juni 2023

Perkosa Anak 9 Tahun, Mantan Produser CNN Dihukum 19 Tahun Penjara

John Griffin, mantan produser televisi CNN, dihukum lebih dari 19 tahun penjara karena memperkosa anak perempuan berusia 9 tahun

Baca Selengkapnya