Zaenal Heran Perintah Jokowi Dibantah Langsung Pembantunya  

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Rabu, 11 Maret 2015 07:46 WIB

Presiden Joko Widodo didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla saat akan konperensi pers di Istana Merdeka, Jakarta, 18 Februari 2015. Presiden Jokowi mengeluarkan Kepres pemberhentian dua pimpinan KPK Bambang Widjojanto dan Abraham Samad. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Yogyakarta - Direktur Pusat Kajian Anti Korupsi (PUKAT) UGM Zaenal Arifin Mochtar mengingatkan wibawa Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa semakin merosot apabila kriminalisasi terus berlanjut. Dia mendesak Jokowi mengeluarkan tindakan sebagai penegas perintahnya. "Mana buktinya, kami menagih janji dia," kata Zaenal setelah seminar nasional "Kajian Strategi Nasional Penanggulangan Korupsi" di Grha Sabha Pramana UGM pada Selasa, 10 Maret 2015.

Saat ini, dia mencatat, masih ada 21 kasus yang diproses di Badan Reserse Kriminal Polri menyangkut mantan komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) serta penyidik dan pegiat antikorupsi pendukungnya. Kasus-kasus, yang diduga oleh para aktivis antikorupsi berbau kriminalisasi itu, masih ditambah pelaporan Komnas HAM. "Kasus ini (konflik KPK-Polri) dibiarkan berlarut hampir dua bulan. Ongkos sosialnya sudah ketinggian," kata Zaenal.

Dia mengatakan wibawa Jokowi merosot karena selama dua bulan terakhir perintahnya seringkali tidak terealisasi. Pernyataan sejumlah pembantu presiden dan bahkan wakilnya ke media justru berseberangan dengan perintah itu.

Zaenal menilai ada keanehan di fenomena ini. Sebab di sistem presidensial, semestinya presiden memiliki kewenangan besar. "Tapi presiden beri perintah ke utara, pembantunya malah ke selatan," kata dia.

Dia mencontohkan itu terjadi sejak Jokowi memerintahkan penundaan pelantikan Budi Gunawan (BG) sebagai Kepala Polri. Dia mencatat Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly justru pernah menyatakan semestinya pelantikan bisa dilakukan. Pekan kemarin, setelah Jokowi memerintahkan penghentian kriminalisasi, wakilnya Jusuf Kalla (JK) menyatakan kebalikannya, yakni penanganan kasus harus berlanjut. "Pernyataan Wapres itu fatal," kata Zaenal.

Dia heran para pembantu Jokowi bisa berani berbeda pendapat secara langsung dengannya. Pakar hukum tata negara itu menyimpulkan wibawa Jokowi jatuh sebab selama ini tidak tegas menyikapi pelemahan agenda pemberantasan korupsi. "Padahal kalau tegas, ada banyak (masalah) yang bisa selesai dengan cepat dan murah (tanpa ongkos sosial tinggi)," kata dia.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Tedjo Edhi Purdijatno membantah ada perbedaan pendapat antara Jokowi dengan JK mengenai kriminalisasi. Menurut dia, sikap keduanya sama, tapi cara penyampaiannya berbeda. "Penjelasan Wapres sudah benar itu," kata Edhi saat berkunjung ke Fakultas Hukum UGM pada Senin, 9 Maret 2015.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM

Berita terkait

KKP dan UGM Sepakati Kerja Sama Bidang Kelautan

59 hari lalu

KKP dan UGM Sepakati Kerja Sama Bidang Kelautan

Kerja sama melibatkan sejumlah fakultas di UGM.

Baca Selengkapnya

Hampir 1.000 Pegawai UGM Terima Penghargaan Purnabakti dan Kesetiaan

18 Januari 2024

Hampir 1.000 Pegawai UGM Terima Penghargaan Purnabakti dan Kesetiaan

Sebanyak 907 dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan Universitas Gadjah Mada atau UGM menerima penghargaan kesetiaan dan purnabakti.

Baca Selengkapnya

5 Sikap UGM Terkait Surat Edaran Larangan LGBT Dekan Fakultas Teknik

29 Desember 2023

5 Sikap UGM Terkait Surat Edaran Larangan LGBT Dekan Fakultas Teknik

Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Wening Udasmoro, menegaskan UGM telah memiliki sikap dan posisi yang tegas terkait hal itu.

Baca Selengkapnya

Heboh Beras Plastik, Pakar di UGM Jelaskan Mengapa Nasi Bisa Memantul

11 Oktober 2023

Heboh Beras Plastik, Pakar di UGM Jelaskan Mengapa Nasi Bisa Memantul

Wakil Ketua Pusat Halal UGM Nanung Danar Dono menyebut informasi yang beredar di media sosial terkait peredaran beras plastik adalah hoaks.

Baca Selengkapnya

Tim Bimasakti Racing Team UGM Kembangkan Mobil Formula Hybrid

25 Januari 2023

Tim Bimasakti Racing Team UGM Kembangkan Mobil Formula Hybrid

Tim Bimasakti Racing Team Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dilaporkan telah memulai riset teknologi hybrid untuk mobil formula.

Baca Selengkapnya

Puluhan Mahasiswa UGM Terima Beasiswa Freeport

5 Oktober 2022

Puluhan Mahasiswa UGM Terima Beasiswa Freeport

50 mahasiswa UGM menerima beasiswa untuk satu semester sebesar Rp 5 juta dan 10 mahasiswa asal Papua menerima beasiswa biaya kuliah hingga lulus,

Baca Selengkapnya

Tongkat Pintar Untuk Lansia dan Tunanetra Karya Mahasiswa UGM

16 September 2022

Tongkat Pintar Untuk Lansia dan Tunanetra Karya Mahasiswa UGM

pengembangan tongkat pintar UGM bermula dari keinginan tim menciptakan alat sederhana dengan banyak fungsi untuk memudahkan lansia dan tunanetra.

Baca Selengkapnya

Pengamat Teknologi Informasi UGM Sebut Aktivitas Bjorka Hacktivism, Apa Itu?

14 September 2022

Pengamat Teknologi Informasi UGM Sebut Aktivitas Bjorka Hacktivism, Apa Itu?

Pakar Teknologi Informasi UGM menilai apa yang dilakukan Bjorka sinyal kritik pemerintah untuk bebenah diri.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UGM Ciptakan Robot Pendeteksi Kekeroposan Pohon

13 September 2022

Mahasiswa UGM Ciptakan Robot Pendeteksi Kekeroposan Pohon

ekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan prototipe alat pendeteksi kekeroposan pada pohon yang diberi nama G-Ber.

Baca Selengkapnya

Buka Toko Kelontong Sejak Mahasiswa, Granita Alumnus UGM Raup Omset Rp 380 Juta per Bulan

2 September 2022

Buka Toko Kelontong Sejak Mahasiswa, Granita Alumnus UGM Raup Omset Rp 380 Juta per Bulan

Simak kisah Granita, alumnus UGM yang membuka toko kelontong hingga omset puluhan juta.

Baca Selengkapnya