WNI yang Hilang di Turki Baru Pertama Kali ke Luar Negeri  

Reporter

Senin, 9 Maret 2015 15:15 WIB

Salah seorang komandan ISIS, mereka terlihat mengancungkan senjata jenis pistol. ISIS berencana menjadikan kota Hawija sebagai basis komando baru, setelah Amerika dan tentara Irak menguasai kembali kota Mosul. Hawija, Irak, 7 Maret 2015. Dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Surakarta - Sebanyak 16 warga negara Indonesia dikabarkan hilang di Istanbul, Turki. Enam di antaranya warga Surakarta, Jawa Tengah. Mereka sengaja memisahkan diri dari rombongan asal Indonesia yang awalnya berjumlah 25 orang. Mereka adalah kakak beradik Hafid Umar Babher dan Fauzi Umar.

Dalam perjalanan tersebut, Hafid juga mengajak istri beserta tiga anaknya. "Total ada enam anggota keluarga kami yang menghilang," kata juru bicara keluarga, Muhammad Arif, saat ditemui di Surakarta, Senin, 9 Maret 2015.

Menurut Arif, perjalanan mereka ke Turki untuk berwisata. "Ini baru pertama kali mereka bepergian ke luar negeri," katanya. Berdasarkan beberapa berkas yang ditemukan, rombongan itu pergi melalui biro perjalanan Smailing Tour yang berada di Jakarta.

Selain berwisata, Arif mengatakan bahwa adik-adiknya itu ingin melihat-lihat produk herbal di Turki. "Mencari produk-produk herbal yang mungkin bisa didatangkan ke sini," katanya. Selama ini kedua adiknya tersebut memang dikenal sebagai pebisnis.

Arif membantah bahwa kerabatnya itu menghilang lantaran direkrut jaringan Negara Islam Irak Suriah (ISIS). Sebab, selama ini kerabatnya tidak pernah mengikuti kegiatan yang radikal. "Mereka sibuk berdagang," katanya.

Sebelumnya, hilangnya ke-16 orang itu berawal dari pemisahan diri mereka dari rombongan tur yang berjumlah 25 orang. Rombongan yang menggunakan travel bernama Smailing Tour ini berangkat dari Jakarta pada 24 Februari 2015.

Mereka berjanji kembali bergabung pada 26 Februari 2015 di Kota Pamukkale, Turki. Namun, hingga tanggal yang dijanjikan, ke-16 orang itu tak kunjung datang.

Pemimpin rombongan menghubungi mereka, tapi hanya dijawab dengan pesan pendek yang menyatakan tidak akan bergabung seperti semula. Setelah itu, mereka tak dapat dihubungi lagi. Alhasil, sembilan orang lainnya lebih dulu pulang ke Indonesia.

AHMAD RAFIQ


Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

10 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

29 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

30 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

38 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

39 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

41 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

41 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

41 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

42 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

42 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya